BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Tarekat Sattariyah : Pokok-Pokok Ajaran Aliran Sattariyah

    Tarekat Sattariyah adalah salah satu tarekat yang punya pemahaman dan pola pikir tersendiri sebagaimana tarekat-tarekat lainnya. Aliran Tarekat Sattariyah ini berkembang di Indonesia. Tarekat Sattariyah ini tergolong banyak peminatnya, namun dalam ajarannya terbagi dua yaitu,
(1) Ajaran yang bersifat amalia prakttis.  yakni berpusat pada zikrullah, mengingat Allah dengan jalan membersihkan jiwa tazkiyat al-nafsi dan mendekatkan diri kepada Allah takarrub ilallah dengan sedekat-dekatnya.
(2) Ajaran yang bersifat filosofis. yakni mengenai hakikat kalimat Laailaaha illallah tiada Tuhan selain Allah yang menjadi dasar dan memberi makna kepada amaliah zikir.
Pada kalimat Laailaaha illallah tiada Tuhan selain Allah tersirat dua maksud secara sekaligus yaitu nafi (peniadaan) dan itsbat (penetapan). Adapun yang dimaksud dengan Nafi tiada lain, meniadakan sifat ketuhanan dari apa yang bukan dan selain Allah, yakni makhluk yang bersifat baharu. Sedangkan yang dimaksud dengan itsbat adalah menetapkan sifat ketuhanan hanya kepada Allah semata.
    Konsep Nafyi dan itsbat ini berkembang menjadi faham wahdah al-wujud atau kesatuan wujud. Dalam alam fikiran tasawuff di Indonesia, faham wahdah al-wujud ini dikenal sebagai faham wujudiah. Dalam faham ini yang dinafikan bukan hanya adanya sifat ketuhanan uluhiyah pada makhluknya tetapi juga menafikan pada wujud selain Allah. Jadi hanya Allah yang mempunyai wujud yang sebenarnya, sedangkan wujud selain Allah merupakan wujud majazi. Keberadaan wujud majazi tergantung kepada wujud hakiki, yaitu wujud Allah. Hal ini tidak berbeda dengan seseorang yang berdiri didepan cermin. Orang itu satu, tetapi bayangannya bisa banyak.Keberadaan bayangan itu tergantung kepada wujud orang yang bercermin itu.
    Dalam naskah keprabon, yakni naskah pada kesultanan cirebon  yang menjadi pegangan tarekat sattariyah antara lain disebutkan, wan-nafyu wujuduka, wa itsbatu wujudillah, yang ditiadakan wujud kamu, dan yang ditetapkan wujud Allah.
    Pertanyaan yang senada dengan ungkapa tersebut, tetapi lebih tegas adalah pernyataan laa mawjuda illa Allah, tidak ada yang memiliki wujud selain Allah. Dalam arti ini, pemahaman konsep nafyi itsbat mengandung percikan faham wahdatul wujud, kesatuan wujud. Dalam faham ini Tuhan dipandang sebagai satu-satunya wujud, sedangkan alam hanyalah cermin atau bayang-bayang dari wujud Allah . Menurutnya inilah yang dimaksud tauhid yang sebanar-benarnya.
    Tujuan berzikir dalam tarekat Sattariyah hanyalah guna menghayati sedalam-dalamnya essensi kalimat Laa ilaaha illa Allah, tiada Tuhan selain Allah, dalam arti laa mawjuda illa Allah. Seorang pengikut tarekat sattariyah yang menjadi pabutan resmi para sultan di cerebon, berusaha menjadikan dirinya dekat dengan yang memiliki wujud itu. Jadi zikir, menurut ajaran tarekat ini, bukan hanya ucapan, melainkan latihan untuk memperoleh pengalaman rohani, dekat dengan Tuhan. Ucspsn hanayalah menuntun kita memperoleh pengalaman rohani itu. Cara berzikir didalam tarekat ini diatur sedekian rupa, antara lain ; setiap berzikir hendak duduk ditempat yang suci, memberi minyak wangi pada tempat berzikir, memakai pakaian yang wangi, memejamkan kedua mata, menghayati makna bacaan zikir dan menafikan segala wujud selain Allah. Sebalu berzikir seorang murid hendaklah membaca bacaan pendahuluan yakni surah Al-fatihah, al-ikhlas, al-falaq dan an-naas, membaca istigfar dan bersalawat kepada Nabi.
    Demikian sekelumit tentang aliran tarekat Sattariyah yang mungkin masih banyak belum tahu bagaimana ajran tarekat tersebut. semoga bermanfaat.
Tarekat Sattariyah : Pokok-Pokok Ajaran Aliran Sattariyah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment