Keutamaan dan Pahala Membaca Al-Qur'an serta Adad dan Tata Cara Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kita suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Didalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempeecayai dan mengamalkannya. Karna itu setiap orang yaang mepercai Al-Qur'an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengajarkan dan mengamalkannya sampai merata rahmatnya.
Seorang mukmin yakin, bahwa membaca Al-Qur'an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahalayang belipat ganda. Sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci. Al-Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin. Baik dikala senang maupun dikala susah atau sedih dan juga menjadi obat dan penawar bagi jiwa yang sedang gelisah.
Keutamaan Membaca Al-Qur'an
Adapun keutamaan dan kelebihan membaca Al-Qur'an, Rasulullah saw menyatakan dalam sebuah haditnya yang diriwayatkah oleh Bukhari dan Muslim, yang maksudnya demikian " Ada dua golongan manusia yang sungguh sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah kitab suci Al-Qur'an ini, dibacanya siang dan malam, dan orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaannya itu digunakannya untuk segala sesuatu yag diridhai oleh Allah".
Didalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim pula, Rasulullah menyatakan tentang kelebihan, martabat dan keutamaan orang yang membaca Al-Qur'an, demikian maksudnya : "Perumpamaan orang mukmin yang menbaca Al-Qur'an, adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat. Orang mukmin yang tak suka membaca Al-Qur'an, seperti buah kurma baunya tidak begitu harum tetapi manis rasanya, orang munafik yang membaca Al-Qur'an, ibarat sekuntum bunga berbau harum, tetapi pahit rasanya. Dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an tak ubahnya seperti buah hanzalah, tidak berbau dan rasanya pahit sekali".
Dalam sebuah hadits, Rasulullah juga menerangkan bagaimana besarnya rahmat Allah bagi orang-orang yang membaca Al-qur'an di rumah-rumah ibadah (masjid, mushallah, surau dan lainnya). hal ini dikatakan dalam sebuah haditsnya : "Kepada kaum yang suka berjamaah dirumah-rumah ibadah, membaca Al-Qur'an secara bergilirian dan ajar mengajarkan terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, juga Allah akan selalu mengingat mereka" (H.R.Muslim dari Abi Huraerah)
Hadits lain juga Rasullullah mengatakan : "Hendaklah kamu beri nur rumah tanggamu dengan sembahyang dan dengan membaca Al-Qur'an".
Dilain hadits Rasulullah juga mengatakan tentang memberi cahaya rumah tangga dengan membaca Al-Qur'an. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Darul Quthni dari Anas r.a. Rasulullah memerintahkan : "Perbanyaklah membaca Al-Qur'an di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tak ada membaca Al-Qur'an, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di dalam rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah".
Pahala Membaca Al-Qur'an
Mengenai pahala membaca Al-qur'an, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa tiap-tiap orang yag membaca Al-Qur'an dalam sholat, akan mendapat pahala 50 kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya, membaca Al-Qur'an diluar sembahyang dengan berwudhu, maka pahalanya 25 kali kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang di ucapkannya. .Dan membaca Al-Qur'an di luar sholat dengan tidak berwudhu maka pahalanya 10 kebajikan dari tiap-tiap huruf yang diucapkannya.
Mendengarkan Bacaan Al-Qur'an
Didalam ajaran Islam, bukan membaca Al-Qur'an saja yang menjadi ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengargkan bacaan Al-Qur'an pun begitu. Sebagian ulama mengatakan, bahwa mendengarkan orang yang membaca Al-Qur'an pahalanya sama dengan orrang yang membacanya. Tentang pahala orang yang mendengarkan orang membaca Al-Qur'an dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surah Al-A'raaf ayat 204 :
Mendengarkan bacaan Al-Qur'an dengan baik dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk. Itulah yang dimaksudkan dengan rahmat Allah yang diberikan kepada orang yang mendengarkan Al-Qur'an dengan baik. Dilain ayat Allah berfirman dalam surah Al-Anfal ayat 2 :
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, hanyalah mereka yang apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal"
Diriwayatkan bahwa, pada suatu malam Nabi Muhammad saw mendengarkan Abu Musa Al-Asy'ari membaca Al-Qur'an sampai jauh malam. Sepulang beliau dirumah, beliau ditanya oleh istri beliau Sitti Aisyah :"Apa sebabnya pulang sampai sejauh malam?, maka Rasulullah menjawab, bahwa beliau terpikat dengan kemerduan suara Abu Musa Al-Asy'ari membaca Al-Qur'an seperti mendunya suara nabi Daud A.S
Di dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Al-Qur'an pada masa rasulullah terhadap orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Nabi Rasulullah serta pengikut-pengikutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam.
Adab Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an sebagai kitab suci, wahyu Ilahi, mempunyai adab tersendiri bagi orang-orang yang membacanya, adab itu sudah diatur dengan sangat baik, untuk penghormatan dan keagungan Al-Qur'an, tiap-tiap orang harus berpedoman kepadanya dalam mengerjakannya.
Imam Al-Gazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menguraikan dengan sejelas-jelasnya bagaimana tata cara membaca Al-Qur'an. Imam Al-Gazali telah membagi dua adab membaca Al-Qur'an dengan dua adab yaitu adab batin dan adab lahiriyah.
Adab membaca Al-Qur'an dengan bathin diperinci lagi menjadi arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati dikala membaca sampai ketingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa. Sebagai contoh Imam Al-Gazali menjelaskan bagaimana hati membesarkan kalimat Allah, yaitu bagi pembaca Al-Qur'an ketika dia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin dalam hatinya bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia, tetapi adalah qalam Allah Azza Wajalla. Membesarkan Qalam Allah itu bukan saja dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga tulisan-tulisan Al-Qur'an itu sendiri.
Adapun mengenai adabAl-Qur'an. Selain di dapati dalam kitab Ihya Ulumuddin, juga terdapat dalam kitab-kitab lain, misalnya dalam kitab Al-Itqan oleh Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi, tentang adab membaca Al-Qur'an secara terperinci
Diantara adab-adab membaca Al-Qur'an yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Disunatkan membaca Al-Qur'an sesudah berwudhu; dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah, kemudian mengambil Al-Qur'an dengan tangan kanan, dan sebaiknya memegang dengan kedua belah tangan
2. Disunatkan membaca Al-Qur'an ditempat yang bersih, seperti di rumah, disurau, di mushalla, dan ditempat lain yang dianggap bersih, tapi yang paling utama ialah di masjid..
3. Disunatkan membaca Al-Qur'an menghadap ke kiblat, membaca dengan khusyu dan tenang sebaiknya dengan berpakaian yang bersih.
4. Ketika membaca Al-Qur'an, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al-Qur'an mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu
5. Sebelum membaca Al-Qur'an, disunatkan membaca ta'awudz yang berbunyi 'audzubillahi minasysyaithonirrajin sesudah itu barulah dibaca basmalah, maksudnya diminta perlindungan lebih dahulu pada Allah supaya terjauh dari pengaruh tipu daya syaitan, sehinggga hati dan fikiran tetap tenang diwaktu membaca Al-Qur'an, terjauh dari gangguan atau godaan. Bisa juga sebelum atau sesudah membaca ta'awwudz berdoa dengan maksud bermohon kepada Allah supaya hatinya menjadi tenang.
6. Disunatkan membaca Al-Qur'an dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-muzammil ayat 4 :
Artinya : "...dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil".
Membaca Al-Qur'an dengan tartil lebih banyak memberikan bekas dan mempengaruhi jiwa, serta lebih mendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Al-Qur'an.
Ibnu Abbas berkata : "Aku lebih suka membaca surah Al-baqarah dan Al-imran dengan tartil, dari pada kubaca seluruh Al-Qur'an dengan cara terburu-buru dan cepat.
7. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al-Qur'an, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya. Cara membaca seperti inilah yang dikehendaki, yaitu lidahnya bergerak membacanya, hatinya turut memperhatikan, dan memikirkan arti dan makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya. Yaitu membaca Al-Qur'an serta memahami isi kandungan di dalamnya, hal ini yang bisa mengantarkan dan mendorong untuk mengamalkan isi Al-Qur'an itu. Hal ini dijelaskan dalam surah An-nisa ayat 82 :
Artinya : "Apakah mereka tidak memperhatikan isi Al-Qur'an....".
8. Dalam membaca Al-Qur'an itu, hendaklah benar-benar diresapkan arti dan maksudnya. Lebih-lebih apabila sampai pada ayat-ayat yang menggambarkan nasib orang-orang yang berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yang disediakan bagi mereka. Sehubungan dengan itu, menurut riwayat para sahabat banyak yang menyucurkan air matanya dikala membaca dan mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang menggambarkan betapa nasib yang diderita bagi orang-orang yang berdosa.
9. Disunatkan membacaAl-Qur'an dengan suara yang bagus dan merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan uslubnya Al-Qur'an. Oleh sebab itu melagukan Al-Qur'an dengan suara yang bagus adalah disunatkan asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca, sebagaimana yang telah ditentukan dalam ilmu qiraat dan tajwid, seperti menjaga madnya, harkatnya, barisnya dan hukum ilmu tajwid lainnya.
10. Ketika membaca Al-Qur'an, janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya bacaan diteruskan sampai kebatas yang telah ditentukan, barulah disudahi. Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main dan lain-lain yang semacam itu ketika sedang membaca Al-Qur'an.
Itulah diantara adab dan tata cara yang terpenting yang harus dijaga dan diperhatikan, sehingga dengan demikian kesucian Al-Qur'an dapat dipelihara dengan sebaik-baiknya.
Al-Qur'an adalah kita suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta. Didalamnya terkumpul wahyu Ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempeecayai dan mengamalkannya. Karna itu setiap orang yaang mepercai Al-Qur'an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajari dan memahaminya serta pula untuk mengajarkan dan mengamalkannya sampai merata rahmatnya.
Seorang mukmin yakin, bahwa membaca Al-Qur'an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahalayang belipat ganda. Sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci. Al-Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mukmin. Baik dikala senang maupun dikala susah atau sedih dan juga menjadi obat dan penawar bagi jiwa yang sedang gelisah.
Keutamaan Membaca Al-Qur'an
Adapun keutamaan dan kelebihan membaca Al-Qur'an, Rasulullah saw menyatakan dalam sebuah haditnya yang diriwayatkah oleh Bukhari dan Muslim, yang maksudnya demikian " Ada dua golongan manusia yang sungguh sungguh orang dengki kepadanya, yaitu orang yang diberi oleh Allah kitab suci Al-Qur'an ini, dibacanya siang dan malam, dan orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan harta, siang dan malam kekayaannya itu digunakannya untuk segala sesuatu yag diridhai oleh Allah".
Didalam hadits yang lain yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim pula, Rasulullah menyatakan tentang kelebihan, martabat dan keutamaan orang yang membaca Al-Qur'an, demikian maksudnya : "Perumpamaan orang mukmin yang menbaca Al-Qur'an, adalah seperti bunga utrujjah, baunya harum dan rasanya lezat. Orang mukmin yang tak suka membaca Al-Qur'an, seperti buah kurma baunya tidak begitu harum tetapi manis rasanya, orang munafik yang membaca Al-Qur'an, ibarat sekuntum bunga berbau harum, tetapi pahit rasanya. Dan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur'an tak ubahnya seperti buah hanzalah, tidak berbau dan rasanya pahit sekali".
Dalam sebuah hadits, Rasulullah juga menerangkan bagaimana besarnya rahmat Allah bagi orang-orang yang membaca Al-qur'an di rumah-rumah ibadah (masjid, mushallah, surau dan lainnya). hal ini dikatakan dalam sebuah haditsnya : "Kepada kaum yang suka berjamaah dirumah-rumah ibadah, membaca Al-Qur'an secara bergilirian dan ajar mengajarkan terhadap sesamanya, akan turunlah kepadanya ketenangan dan ketentraman, akan terlimpah kepadanya rahmat dan mereka akan dijaga oleh malaikat, juga Allah akan selalu mengingat mereka" (H.R.Muslim dari Abi Huraerah)
Hadits lain juga Rasullullah mengatakan : "Hendaklah kamu beri nur rumah tanggamu dengan sembahyang dan dengan membaca Al-Qur'an".
Dilain hadits Rasulullah juga mengatakan tentang memberi cahaya rumah tangga dengan membaca Al-Qur'an. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Darul Quthni dari Anas r.a. Rasulullah memerintahkan : "Perbanyaklah membaca Al-Qur'an di rumahmu, sesungguhnya di dalam rumah yang tak ada membaca Al-Qur'an, akan sedikit sekali dijumpai kebaikan di dalam rumah itu, dan akan banyak sekali kejahatan, serta penghuninya selalu merasa sempit dan susah".
Pahala Membaca Al-Qur'an
Mengenai pahala membaca Al-qur'an, Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa tiap-tiap orang yag membaca Al-Qur'an dalam sholat, akan mendapat pahala 50 kebajikan untuk tiap-tiap huruf yang diucapkannya, membaca Al-Qur'an diluar sembahyang dengan berwudhu, maka pahalanya 25 kali kebajikan bagi tiap-tiap huruf yang di ucapkannya. .Dan membaca Al-Qur'an di luar sholat dengan tidak berwudhu maka pahalanya 10 kebajikan dari tiap-tiap huruf yang diucapkannya.
Mendengarkan Bacaan Al-Qur'an
Didalam ajaran Islam, bukan membaca Al-Qur'an saja yang menjadi ibadah dan amal yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengargkan bacaan Al-Qur'an pun begitu. Sebagian ulama mengatakan, bahwa mendengarkan orang yang membaca Al-Qur'an pahalanya sama dengan orrang yang membacanya. Tentang pahala orang yang mendengarkan orang membaca Al-Qur'an dijelaskan dalam Al-Qur'an pada surah Al-A'raaf ayat 204 :
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya : "Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat".Mendengarkan bacaan Al-Qur'an dengan baik dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk. Itulah yang dimaksudkan dengan rahmat Allah yang diberikan kepada orang yang mendengarkan Al-Qur'an dengan baik. Dilain ayat Allah berfirman dalam surah Al-Anfal ayat 2 :
Artinya : "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu, hanyalah mereka yang apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka karenanya dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal"
Diriwayatkan bahwa, pada suatu malam Nabi Muhammad saw mendengarkan Abu Musa Al-Asy'ari membaca Al-Qur'an sampai jauh malam. Sepulang beliau dirumah, beliau ditanya oleh istri beliau Sitti Aisyah :"Apa sebabnya pulang sampai sejauh malam?, maka Rasulullah menjawab, bahwa beliau terpikat dengan kemerduan suara Abu Musa Al-Asy'ari membaca Al-Qur'an seperti mendunya suara nabi Daud A.S
Di dalam riwayat, banyak sekali diceritakan, betapa pengaruh bacaan Al-Qur'an pada masa rasulullah terhadap orang-orang kafir yang setelah mendengarkan bacaan Al-Qur'an, tidak sedikit hati yang pada mulanya keras dan marah kepada Nabi Rasulullah serta pengikut-pengikutnya, berbalik menjadi lunak dan mau mengikuti ajaran Islam.
Adab Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an sebagai kitab suci, wahyu Ilahi, mempunyai adab tersendiri bagi orang-orang yang membacanya, adab itu sudah diatur dengan sangat baik, untuk penghormatan dan keagungan Al-Qur'an, tiap-tiap orang harus berpedoman kepadanya dalam mengerjakannya.
Imam Al-Gazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menguraikan dengan sejelas-jelasnya bagaimana tata cara membaca Al-Qur'an. Imam Al-Gazali telah membagi dua adab membaca Al-Qur'an dengan dua adab yaitu adab batin dan adab lahiriyah.
Adab membaca Al-Qur'an dengan bathin diperinci lagi menjadi arti memahami asal kalimat, cara hati membesarkan kalimat Allah, menghadirkan hati dikala membaca sampai ketingkat memperluas, memperhalus perasaan dan membersihkan jiwa. Sebagai contoh Imam Al-Gazali menjelaskan bagaimana hati membesarkan kalimat Allah, yaitu bagi pembaca Al-Qur'an ketika dia memulainya, maka terlebih dahulu ia harus menghadirkan dalam hatinya, betapa kebesaran Allah yang mempunyai kalimat-kalimat itu. Dia harus yakin dalam hatinya bahwa yang dibacanya itu bukanlah kalam manusia, tetapi adalah qalam Allah Azza Wajalla. Membesarkan Qalam Allah itu bukan saja dalam membacanya, tetapi juga dalam menjaga tulisan-tulisan Al-Qur'an itu sendiri.
Adapun mengenai adabAl-Qur'an. Selain di dapati dalam kitab Ihya Ulumuddin, juga terdapat dalam kitab-kitab lain, misalnya dalam kitab Al-Itqan oleh Al-Imam Jalaluddin As-Suyuthi, tentang adab membaca Al-Qur'an secara terperinci
Diantara adab-adab membaca Al-Qur'an yang terpenting adalah sebagai berikut:
1. Disunatkan membaca Al-Qur'an sesudah berwudhu; dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah, kemudian mengambil Al-Qur'an dengan tangan kanan, dan sebaiknya memegang dengan kedua belah tangan
2. Disunatkan membaca Al-Qur'an ditempat yang bersih, seperti di rumah, disurau, di mushalla, dan ditempat lain yang dianggap bersih, tapi yang paling utama ialah di masjid..
3. Disunatkan membaca Al-Qur'an menghadap ke kiblat, membaca dengan khusyu dan tenang sebaiknya dengan berpakaian yang bersih.
4. Ketika membaca Al-Qur'an, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca Al-Qur'an mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu
5. Sebelum membaca Al-Qur'an, disunatkan membaca ta'awudz yang berbunyi 'audzubillahi minasysyaithonirrajin sesudah itu barulah dibaca basmalah, maksudnya diminta perlindungan lebih dahulu pada Allah supaya terjauh dari pengaruh tipu daya syaitan, sehinggga hati dan fikiran tetap tenang diwaktu membaca Al-Qur'an, terjauh dari gangguan atau godaan. Bisa juga sebelum atau sesudah membaca ta'awwudz berdoa dengan maksud bermohon kepada Allah supaya hatinya menjadi tenang.
6. Disunatkan membaca Al-Qur'an dengan tartil, yaitu dengan bacaan yang pelan-pelan dan tenang sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-muzammil ayat 4 :
Artinya : "...dan bacalah Al-Qur'an dengan tartil".
Membaca Al-Qur'an dengan tartil lebih banyak memberikan bekas dan mempengaruhi jiwa, serta lebih mendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada Al-Qur'an.
Ibnu Abbas berkata : "Aku lebih suka membaca surah Al-baqarah dan Al-imran dengan tartil, dari pada kubaca seluruh Al-Qur'an dengan cara terburu-buru dan cepat.
7. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat Al-Qur'an, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu dan maksudnya. Cara membaca seperti inilah yang dikehendaki, yaitu lidahnya bergerak membacanya, hatinya turut memperhatikan, dan memikirkan arti dan makna yang terkandung dalam ayat-ayat yang dibacanya. Yaitu membaca Al-Qur'an serta memahami isi kandungan di dalamnya, hal ini yang bisa mengantarkan dan mendorong untuk mengamalkan isi Al-Qur'an itu. Hal ini dijelaskan dalam surah An-nisa ayat 82 :
Artinya : "Apakah mereka tidak memperhatikan isi Al-Qur'an....".
8. Dalam membaca Al-Qur'an itu, hendaklah benar-benar diresapkan arti dan maksudnya. Lebih-lebih apabila sampai pada ayat-ayat yang menggambarkan nasib orang-orang yang berdosa, dan bagaimana hebatnya siksaan yang disediakan bagi mereka. Sehubungan dengan itu, menurut riwayat para sahabat banyak yang menyucurkan air matanya dikala membaca dan mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang menggambarkan betapa nasib yang diderita bagi orang-orang yang berdosa.
9. Disunatkan membacaAl-Qur'an dengan suara yang bagus dan merdu, sebab suara yang bagus dan merdu itu menambah keindahan uslubnya Al-Qur'an. Oleh sebab itu melagukan Al-Qur'an dengan suara yang bagus adalah disunatkan asalkan tidak melanggar ketentuan-ketentuan dan tata cara membaca, sebagaimana yang telah ditentukan dalam ilmu qiraat dan tajwid, seperti menjaga madnya, harkatnya, barisnya dan hukum ilmu tajwid lainnya.
10. Ketika membaca Al-Qur'an, janganlah diputuskan hanya karena hendak berbicara dengan orang lain. Hendaknya bacaan diteruskan sampai kebatas yang telah ditentukan, barulah disudahi. Juga dilarang tertawa-tawa, bermain-main dan lain-lain yang semacam itu ketika sedang membaca Al-Qur'an.
Itulah diantara adab dan tata cara yang terpenting yang harus dijaga dan diperhatikan, sehingga dengan demikian kesucian Al-Qur'an dapat dipelihara dengan sebaik-baiknya.
0 comments:
Post a Comment