BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Aliran Empirisme dan Tokoh Empirisme, Pandangan dan Fisafatnya

Emperisme (Yunani Kuno), pengalaman adalah pengetahuan yang lansung berakar dalam data yang inderawi, yang tidak dialami berarti tidak ada dan tidak dapat dikenal. Karena emperisme hanya membenarkan adanya pengalaman lewat panca indera, maka aliran ini disebut sensualisme. Emperisme yang dimaksud adalah lewat dari Rasionalisme.
   Istilah sensualisme disini diambil dari kata sense (indera) yang berpendirian bahwa sumber pengenalan pengetahuan dengan segala bentuknya adalah indera-indera bukan pikiran-pikiran. Aliran ini menitiberatkan pencerapan indera dikarena oleh bukan hanya karena penglihatan, penginderaan dan sebagainya tetapi juga pengalaman bathin.
   Akal budi yang diagung-agungkan oleh rasionalisme, menurutnya adalah akal budi yang telah mengkombinasikan penginderaan pengalaman inderawi yang positifistis. Karena itu jalan yang ditempuh oleh rasionalisme adalah kurang tepat sebab sistem ini harus terlebih dahulu melalui emperis. Setiap manusia dilahirkan pada dasarnya akalnya belum berfungsi sebagaimana mestinya sebelum mendapatkan pengalaman.

Tokoh-Tokoh Emperisme

1. Thomas Hobbes (1588-1679)

    Hobbes mengatakan bahwa pengalaman merupakan permulaan segala pengenalan, pengalaman intelektual tidak lain adalah semacam perhitungan yaitu penggabungan dari data-data inderawi.
    Hobbes membantah Descrates yang mengatakan bahwa jiwa adalah subtansi rohani. Menurutnya seluruh dunia termasuk manusia merupakan suatu proses yang berlansung dengan tiada henti-hentinya  berdasarkan hukum mekanis.
    Filsafat Hobbes mewujudkan suatu sistem yang lengkap mengenai keterangan tentang "Yang Ada" secara mekanis. Dengan demikian ia merupakan seorang materialis pertama dalam filsafat modern.
Pokok-pokok Pandangan Hobbes

  • Materialisme ; segala sesuatu yang ada itu bersifat materi, segala kejadian berlansung secara keharusan dan mekanis.
  • Manusia ; adalah tidak lain dari pada sesuatu bagian alam bendawi. Oleh karena itu segala sesuatu yang terjadi pada diri manusia adalah perjalanan secara mekanis. Manusia itu hidup selama darahnya beredar dan jantungnya berdenyut yang disebabkan karena pengaruh mekanis dari hawa atmofer. Dengan demikian manusia hidup tiada lain adalah gerak anggota tubuh.
  • Jiwa; menurut Hobbes jiwa adalah proses mekanis di dalam tubuh. Akal bukanlah pembawaan melainkam hasil perkembangan dari pengalaman yang diperolehnya.

2. John Locke (1632-1704)

    Locke adalah termasuk seorang filosof yang mengagumi Descrates tetapi ia tidak menyetujui ajarannya. Bagi Locke mula-mula rasio manusia harus dianggap sebagai gambaran kertas putih (As a white paper) seluruh isinya berasal dari pengalaman, ia membagi pengalaman atas dua bagian yaitu pengalaman lahiriyah (sensation) dan pengalaman batiniyah (reflection).
    Kedua sumber pengalaman ini menghasilkan ide-ide tunggal  (simple ideas). Roh manusia bersifat pasif sama sekali, selama menerima ide-ide. Namun demikian, roh juga mempunyai aktifitas. Oleh karena itu lahirlah filsafat teorinya "Tabula Rasa" yakni manusia itu dilahirkan bagaikan kertas putih bersih. Pengalamanlah yang dapat membentuk seseorang.
    Menurut John Locke, pengalaman dapat diperluas sehingga meliputi juga pemikian. Ia mengatakan bahwa pikiran datang dari pengalaman dan percobaan semata-mata.
    Oleh karena pengalamanlah yang dapat menentukan pembentukan dan kepribadian dan watak seseorang, maka diperlukan adanya pendidikan yang baik. Ada tiga unsur yang turut dalam menentukan dalam pendidikan yaitu : Pembawaan, kecakapan, dan kecerdasan seseorang yang diperoleh melalui proses belajar dan bimbingan. Perlunya kesehatan baik jasmani maupun rohani, permainan kegembiraan, humor adalah kodrat bagi anak yang perlu di bimbing dimana saja.
    Ajaran politiknya telah menyusun sistem pemerintahan dengan Trias Politica yaitu ;
  • Kekuasaan yang membuat Undang-Undang (Legislatif)
  • Kekuasaan yang menjalankan pemerintahan (Eksekutif)
  • Kekuasaan menentukan perang atau damai disebut (Peyoratif)

3. David Hume (1711-1776)

    Puncak kejayaan Emperisme adalah pada masa David Hume, yang menggunakan prinsip-prinsip emperisme yang radikal, terutama pengertian subtansi dan kausalitas yang menjadi objek kritiknya. Ia tidak menerima subtansi sebab yang dialami adalah pesan-pesan saja tentang beberapa ciri yang selalu mendapat bersama-sama (misalnya : Putih, licin, berat, dan sebagainya). Tetapi atas dasar pengalaman tidak dapat disimpulkan bahwa dibelakang ciri-ciri itu masih ada substansi tetap (misalnya : Sehelai kertas yang mempunyai ciri-ciri tadi)
    Dengan sistem yang ditempuh ini, menunjukkan pikirannya yang skeptis dan radikal, tidak puas dengan masalah yang ditemukan sehingga keraguannya ini berbeda dengan keraguan Descrates. Bagi Descrates keraguan itu digunakan untuk mendapatkan, sedangkan David Hume ragu semakin ragu akhirnya menjadi pesimis.
    Kepercayaan terhadap agama dianggapnya sebagai hayalan belaka tidak dapat berlaku secara umum. Proses terjadinya agama bukanlah dari Tuhan, bukan pula atas kekaguman manusia, melainkan karena adanya pengharapan serta rasa takut terhadap kehidupan.
    David Hume membedakan dua bentuk agama yaitu Natural Religion yang berasal dari hasil akal budi dan Publik Religion yang penuh Fantisme dan diantara kedua agama ini yang paling baik adalah Natural Religion.
Aliran Empirisme dan Tokoh Empirisme, Pandangan dan Fisafatnya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment