BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Surah Al-'Alaq dan Terjemahannya serta Asbabunnuzul dan Penjelasan Ayatnya

Surah Al-'Alaq dan Terjemahannya serta Asbabunnuzul dan Penjelasan Ayatnya Tentang Ilmu Pengetahuan
Sebagai agama yang sempurna, Islam menjujung tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan wajib umatnya untuk menuntut ilmu. Dengan ilmu pengetahuan diharapkan manusia dapat semakin menghayati kebesaran Allah swt, yang telah menciptakan alam semesta dan adapun dalil yang mewajibkan kita nntuk menuntut ilmu antara lain adalah surah al-'alaq ayat 1-5



ٱقۡرَأۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ (١) خَلَقَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مِنۡ عَلَقٍ (٢) ٱقۡرَأۡ وَرَبُّكَ ٱلۡأَكۡرَمُ (٣) ٱلَّذِى عَلَّمَ بِٱلۡقَلَمِ (٤) عَلَّمَ ٱلۡإِنسَـٰنَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡ (٥)
  " Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah dan Tuhanmu Maha Mulia, Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia aapa yang tidak diketahuinya".

A. Asbabun Nuzul

    Dalam hadits yang diriwayatkan oleh St.Aisyah r.a. berkata bahwa permulaan wahyu kepada Rasulullah saw.,  ialah mimpi baik pada waktu tidur. Biasanya mimpi yang dilihat itu jelas, sebagaimana cuaca waktu pagi. Kemudian timbullah pada diri Beliau keinginan mereka meninggalkan keraimaian. Untuk itu, Beliau pergi ke gua hira untuk berkhalwat. Beliau melakukannya beberapa hari sedangkan istri Khadijah menyediakan bekal untuk Beliau.
    Pada suatu saat, datanglah malaikat kepada beliau. Malaikat itu berkata, "Iqra' (bacalah)!" Beliau menjawab, "Aku tidak pandai membaca." Malaikat mendekap beliau hingga beliau merasa kepayahan. Malaikat itu kembali berkata, "Bacalah!"  Beliau menjawab lagi, "Aku tidak pandai membaca. " Setelah tiga kali beliau menjawab seperti itu, malaikat membacakan Surah al-'Alaq Ayat 1-5, sebagaimana tersebut.
    Setelah selesai membacakan kelima ayat tersebut, malaikat pun menghilang. Tinggallah beliau seorang diri dengan perasaan ngeri (takut). Beliau segera pulang menemui Khadijah. Beliau tampak gugup sambil berkata, "Zammiluni, zammiluni (selimut aku, selimuti aku). " Setelah mereda rasa takut dan dinginnya, Khadijah meminta beliau untuk  menceritakan kejadian yang dialami. Setelah mendengar cerita yang dialami beliau, Khadijah berkata, "Demi Allah, Allah tidak suka mengecewakanmu selama-lamanya. Engkau adalah orang yang suka menghubungkan kasih sayang  dan memikul yang berat."
     Khadijah segera mengajak beliau untuk menemui Waraqah bin Naufal, paman Khadijah. Dia adalah seorang pendeta Nasrani yang sangat memahami Kitab Injil. Setelah bertemu dengannya, Khadijah meminta Rasulullah saw. untuk menceritakan kejadian yang dialami semalam.
     Setelah Rasulullah saw. selesai menceritakan pengalamannya semalam, Waraqah berkata, "Inilah utusan, sebagaimana Allah swt. pernah mengutus Nabi Musa a.s. Semoga aku masih dikaruniai hidup sampai saatnya engkau diusir kaummu. " Rasulullah saw. bertanya, " Apakah mereka akan mengusir aku?" waraqah menjawab, "Benar! Belum pernah ada seorang nabi pun yang diberi wahyu seperti engkau, yang tidak dimusushi orang. Apabila aku masih mendapati engkau, pasti aku akan menolong engkau sekuat-kuatnya. "(H.R. al-Bukhari, Bada'ul Wahyi No.3)

B. Penjelasan Ayat.

    Ayat pertama berisi secara tegas kepada Rasulullah saw., untuk membaca lafal "Iqra'" adalah bentuk fi'il amr (perintah). Suatu perintah menunjukkan hukum wajib untuk dilaksanakan. Perintah membaca seperti perintah untuk belajar, menuntut ilmu. Perintah yang dimaksud pada ayat ini adalah bersifat umum karena tidak tertuju pada suatu ilmu tertentu. Dengan demikian, kewajiban menuntut ilmu meliputi ilmu yang menyangkut ayat-ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah.
    Ayat-ayat qauliyah adalah tanda-tanda kebesaran Allah yang berupa firman-Nya, yaitu Al-Qur'an. Sedangkan ayat kauniyah ialah berupa tanda-tanda kebesaran Allah berupa keadaan alam semesta. Oleh karena itu, baik ayat qauliyah maupun kauniyah wajib dipelajari.
    Ayat qauliyah wajib dipelajari karenamenjadi pedoman hidup yang di ridhai oleh Allah swt. Keimanan kita makin bertambah dengan mempelajari ayat-ayat kauniyah, lebih 60% ayat-ayat Al-Qur'an yang membicarakan tentang alam semesta dan yang 40% membicarakan berbagai macam masalah.
    Adapun dalil yang menunjukkan kewajiban mempelajari ayat kauniyah, sebagaimana firman Allah dalam surah az.zariyat ayat 20-21 Allah berfirman :
"Dan di bumi terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang yakin dan juga pada diri sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan.".
    Pada ayat tersebut, Allah swt mempertanyakan, "Apakah kamu tidak memerhatikan?". Pertanyaan tersebut bukanlah semata-mata pertanyaan. Melainkan perintah secara halus kepada manusia untuk mempelajari alam semesta. Oleh sebab itu setiap muslim tidak boleh memandang remeh terhadap ilmu biologi, fisika, kimia, goegrafi, matematika ataupun sejarah.
    Pada ayat 2, Allah swt., menyatakan bahwa manusia dicipta dari 'alaqah (segumpal darah). Allah swt, sendiri menegaskan bahwa manusia dicipta dari sebaik-baik ciptaan. Dicunia ini tidak ada makhluk yang dianugerahi wujud dan fasilitas hidup yang menyamai manusia. Allah swt., memberi manusia anugerah berupa akal pikiran, perasaan dan petunjuk agama. Semua itu menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling mulia. Dengan anugerah  tersebut diharapkan manusia untuk selalu bersyukur dan mentaati segala perintah dan menjauhi larangan-Nya.
    Dalam kaitannya dengan kewajiban menuntut ilmu, ayau kedua ini juga memberi petunjuk kepada manusia untuk mengenal dirinya secara jelas, yaitu untuk mengetahui asal kejadiannya. Dan untuk mengetahui secara rinci asal kejadian manusia, dapat disimak pada firman Allah dalam surah Al-mu'minun ayat 12-14.


وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ مِن سُلَـٰلَةٍ۬ مِّن طِينٍ۬ (١٢) ثُمَّ جَعَلۡنَـٰهُ نُطۡفَةً۬ فِى قَرَارٍ۬ مَّكِينٍ۬ (١٣) ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ عَلَقَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ مُضۡغَةً۬ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ عِظَـٰمً۬ا فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَـٰمَ لَحۡمً۬ا ثُمَّ أَنشَأۡنَـٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَ‌ۚ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ أَحۡسَنُ ٱلۡخَـٰلِقِينَ (١٤)
 
" Dan sungguh Kami telah mendiptakan manusia dari sari pati (berasal) dari tanah kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melkat, lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian kami menjadikannya makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah Maha Pencipta paling baik".
    Dari ayat tersebut, kita dapat mengetahui bahwa manusia terjadi melalui beberapa proses yaitu
  • Penciptaan manusia dimulai dari sari pati tanah, sari pati tanah itu, kemudian menjadi bahan makanan tumbuh-tumbuhan dan hewan, dari tumbuhan dan hewan inilah manusia memperolah makanan. Apabila yang menkomsumsi makanan (dari hewan maupun nabati) kaum laki-laki, sebagian makanan menjadi sperma. Apabila yang mengkomsumsi wanita, sebagian menjadi sel telur. Setelah sel telur itu dibuahi (dengan sperma), jadilah nutfah  (zigot) di rahim perempuan.
  • Proses berikutnya zigot tersebut menjadi 'alaqah (segumpal darah yang menempel) di dinding rahim perempuan selama 40 hari.
  • Selama 40 hari berikutnya 'alaqah tersebut yang menempel di dinding rahim perempuan berubah menjadi lahma (sekepal daging).
  • Pada masa 40 hari berikutnya, sekepal daging itu berubah menjadi tulang (bakal kerangka janin) kemudian dibungkus dengan daging. Setelah itu Allah swt., menjadikannya menjadi bentuk lain yaitu janin.
    Ketiga ayat tersebut memberukan motivasi kepada kita untuk mempelajari ilmu biologi yang lebih lanjut dan jelas ilmu kedokteran.
    Pada ayat 3, terdapat dua pengertian pokok, yaitu perintah membaca  (belajar) sebagai penegasan bahwa Allah swt, Maha Mulia. Islma mendidik umatnya agar menjadi umat yang cerdas, yang bisa memahami ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah. Karena pemahaman ayat qauliyah tanpa dilengkapi dengan ayat kauniyah maka sulit untuk mencapai kemajuan, sebaliknya pemahaman ayat kauniyah tanpa di imbangi dengan ayat qauliyah, dapat  membayakan diri sendiri dan orang lain. "Agama tanpa pengetahuan, pincang. ilmu tanpa pengetahuan agama, buta (tak tahu arah yang harus dituju).
Banyak ayat yang mendorong umat islam untuk menuntut ilmu, antara lain diantaranya dalam surah Al-gasyiyah ayat 17-20 :



أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى ٱلۡإِبِلِ ڪَيۡفَ خُلِقَتۡ (١٧) وَإِلَى ٱلسَّمَآءِ ڪَيۡفَ رُفِعَتۡ (١٨) وَإِلَى ٱلۡجِبَالِ كَيۡفَ نُصِبَتۡ (١٩) وَإِلَى ٱلۡأَرۡضِ كَيۡفَ سُطِحَتۡ (٢٠)
 

" Maka tidaklah mereka memerhatikan unta, bagaimana diciptakan? dan langit bagaimana ditinggikan? dan bumi bagaimana dihamparkan?".
    Pada ayat 4, Allah swt, menjelaskan bahwa Dia mengajar manusia dengan pena. Pena adalah benda mati dan beku. Namun setelah digunakan oleh manusia maka dapat dipahami secara jelas oleh orang lain. Dengan pena, manusia dapat mencatat berbagai macam ilmu pengetahuan, dengan pena pula manusia dapat menyatakan pendapat dan keinginan hatinya.
    Banyak orang yang tidak pandai pidato akan tetapi pandai menulis karya ilmiyah, dengan karya ilmiyah tersebut sehingga dapat dibaca oleh orang  lain. Dengan kemampuan menulis, seseorang mampu meninggalka jasa yangg sangat berharga bagi orang lain.
    Pada ayat 5, menjelaskan bahwa Dia mengajarkan manusia, apa yang tidak diketahuinya, karena manusia lahir kedalam dunia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa. Secara perlahan-lahan Allah swt, menganugerahkan pendengaran dan penglihatan, dan semakin hari manusia semakin bertambah pemahamannya (pengetahuan). Dengan kemampuan membaca dan menulis, maka manusia dapat mensapai berbagai macam ilmu pengetahuan atau cabang ilmu pengetahuan.
Surah Al-'Alaq dan Terjemahannya serta Asbabunnuzul dan Penjelasan Ayatnya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment