BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Pengertian Akhlaq, Akhlaq Tercela, Dalil dan Contohnya Serta Cara Menghindarinya

Pengertian Akhlaq, Akhlaq Tercela, Dalil dan Contohnya Serta Cara Menghindarinya
Dalam rangka penyempurnaan martabat manusia dan keharmonisan tatanan kehidupan dalam masyarakat, Islam membawa ajaran dengan nilai moral (akhlak). Bahkan Rasulullah sesndiri adalah selaku pembawa agama ini, menempatkan ajaran nilai moral sebagai pokok kerasulannya dengan mendeklarasikan diri bahwa beliau diutus kedunia ini semata-mata untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. Oleh karenanya ajaran Islam secara keseluruhan mengandung nilai akhlak yang mulia atau dikenal dengan istilah akhlak mahmudah (mulia). Walaupun kedatangan Rasulullah sebagai pembawa penyempurnaan akhlak tetapi masih banyak dikalangan saudara kita yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh agama Islam atau biasa dikenal dengan akhlak yang tercela.
    Sebelum kami bahas tentang akhlak-akhlak yang tercela, maka akan kami berikan pengertian dari pada apa itu akhlak. Akhlak menurut bahasa adalah tingkah laku, tabiat atau perangai. Sedangkan menurut istilah adalah merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan tentang perbuatan yang baik dan buruk, mengatur prilaku hidup manusia serta mampu menentukan perbuatan akhir seseorang. Maka sudah jelas bahwa apabila akhlak seseorang baik maka akan melahirkan kebaikan, sebaliknya apabila akhlak seseorang itu buruk maka hasilnya pun akan buruk.
Akhlak-akhlak Yang Tercela
1. Ananiah
    Ananiah adalah sifat yang selalu mementingkan diri sendiri. Orang yang memiliki sifat/watak tersebut seringkali disebut egois atau individualis. sifat ananiah itu sesungguhnya sangat bertolak belakang dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial, artinya bahwa manusia tidak dapat hidup dan menjalankan aktivitas tanpa bantuan orang lain. Karena itu harus bisa hidup bersama dengan orang lain, tanpa orang lain kalian bukan apa-apa dan tidak akan bisa menjadi apa-apa. Salah satu contoh kecil adalah orang yang kaya yang tidak bersedia berderma, orang yang berilmu yang tidak peduli dengan kebodohan masyarakat yang tidak mau menyalurkan ilmu yang didapatkan dari sekolah dan lain sebagainya.
2. Ghadab
    Ghadab adalah suatu sikap yang emosional dan mudah tersinggung. Menurut bahasa ghadab berarti amarah. Sedangkan ciri dari pada orang yang tengah marah adalah air mukanya memerah, bahasa tuturnya kasar, mencela, menghardik dan lain sebagainya. Secara khusus Allah Swt. mencirikan orang yang bertaqwa itu adalah orang yang mampu mengekang dirinya dari sikap amarah. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ali-imran ayat 133-134
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)

Artinya :
" Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Adapun contoh dari perilaku ghadab antara lain, merespon secara emosional gurauan teman-temannya, dan tidak menolelir untuk mengakui kesalahan dan menyelesaikannya secara damai, dan masih banyak lagi yang lainnya.
3. Hasad
    Hasad menurut bahasa berarti kedengkian. Maksudnya, sifat tidak suka terhadap karunia dan anugerah yang diperoleh oleh orang lain, serta berharap kenikmatan tersebut hilang dari orang yang mendapat kenikmatan. Orang yang mengidap penyakit tersebut penyakit ruhani ini tidak akan pernah mengecap kebahagiaan, karena dia selalu merasa sakit hati ketika melihat kesuksesan dan keberhasilan orang lain. Perilaku hasad juga dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sakit hati ketika tetangga kalau ada tetangga yang merenovasi rumah, sedih jika ada sanak familinya yang beli mobil, sewot disaat melihat temannya pakaian yang bagus saat pergi arisan dan lain sebagainya.
4. Ghibah
    Ghibah ialah sikap gemar menggunjing keburukan orang lain, ghibah termasuk penyakit sosial yang berbahaya sekaligus mematikan, karena berpotensi mengguncangkan sendi-sendi harmonitas masyarakat. Tidak heran kalau secara spesifik mengingatkan umat islam, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-hujurat ayat 12 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
    Dari ayat tersebut diatas maka hendaknya kita harus menjauhi sifat ghibah atau buruk sangka, karena, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa) artinya, menjerumuskan kepada dosa, jenis prasangka itu cukup banyak, antara lain ialah berburuk sangka kepada orang mukmin yang selalu berbuat baik. Orang-orang mukmin yang selalu berbuat baik itu cukup banyak, berbeda keadaannya dengan orang-orang fasik dari kalangan kaum muslimin, maka tiada dosa bila kita berburuk sangka terhadapnya menyangkut masalah keburukan yang tampak dari mereka (dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain)
    lafal Tajassasuu pada asalnya adalah Tatajassasuu, lalu salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadilah Tajassasuu, artinya janganlah kalian mencari-cari aurat dan keaiban mereka dengan cara menyelidikinya (dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain) artinya, janganlah kamu mempergunjingkan dia dengan sesuatu yang tidak diakuinya, sekalipun hal itu benar ada padanya. (Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah mati?) lafal Maytan dapat pula dibaca Mayyitan; maksudnya tentu saja hal ini tidak layak kalian lakukan. (Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya) maksudnya, mempergunjingkan orang semasa hidupnya sama saja artinya dengan memakan dagingnya sesudah ia mati. Kalian jelas tidak akan menyukainya, oleh karena itu janganlah kalian melakukan hal ini. (Dan bertakwalah kepada Allah) yakni takutlah akan azab-Nya bila kalian hendak mempergunjingkan orang lain, maka dari itu bertobatlah kalian dari perbuatan ini (sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat) yakni selalu menerima tobat orang-orang yang bertobat (lagi Maha Penyayang) kepada mereka yang bertobat.
5. Namimah
    Namimah adalah salah satu penyakit yang tidak kalah bahayanya dengan penyakit dodial diatas, namimah adalah sifat mengadu domba. kerusakan yang ditimbulkan dari sifat adu domba tersebut bukan hanya sekedar kerusakan fisik, tetapi juga kerusakan mental masyarakat. Adapun contoh yang terjadi dalam masyarakat yaitu memanas-manasi dua kubu yang tengah berseteru dengan menghembuskan berita-berita kebohongan, menyulut komplik yang sudah mereda sehingga perdamaian terajut kembali menjadi pertikaian dan berantakan. Dengan mamantik emosi satu pihak untuk selanjutnya dibenturkan dengan pihak lain
Cara Menghindari Perilaku Ananiah, Ghadab, Hasad, Ghibah dan Namimah
    Kita telah mengetahui bahwa sikap ananiah adalah sikap yang tercela, Allah pun sangat mencela orang-orang yang bersikap ananiah. Selain itu orrang yang bersikap ananiah juga dijauhi oleh teman-temannya termasuk oleh tetangga dan masyarakat, karena itu sudah seharusnya kalian menghindarkan diri dari sikap ananiah sebab ujung-ujungnya akan merugikan diri sendiri.
    Sama halnya dengan ananiah, ghadab juga akan merugikan diri yang bersangkutan. Banyak hal yang dilakukan saat kita dalam keadaan emosi salah satunya dengan mengalihkan pada objek lain, mengambil air wudhu  dan melaksanakan sholat sunnat untuk memohon bimbingan dan tuntunan dari Allah Swt.
    Siapapun orang yang menginginkan hidup bahagia, maka jauhilah sikap hasad (sifat iri dan dengki) terhadap karunia yang diperoleh oleh orang lain karena akan merugikan diri sendiri yang ujung-ujungnya akan merasuki hati penyakit gelisah. Oleh karena itu jalan untuk mendapatkan ketenangan yakni dengan bersifat qana'ah menerima apa adanya yang diberikan Allah kepada kita. dan salah satu obat untuk mengobati penyakit tersebut selalu melihat kebawah kalau dalam urusan duniawi.
    Adapun ghibah dan namimah seperti telah diuraikan diatas, sebagai penyakit sosial yang sangat ganas dan berbahaya harus dihindari karena solidaritas dan harmonitas masyarakat pada gilirannya akan menghadirkan kwalitas hidup yang lebih baik dan sempurna, jika dibandingkan dengan masyarakat yang didalamnya terjadi suatu komplik.

   




 
Pengertian Akhlaq, Akhlaq Tercela, Dalil dan Contohnya Serta Cara Menghindarinya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment