Vitamin E pada awal ditemukan adalah berkaitan dengan kegagalan kehamilan binatang pada percobaan tikus yang dalam makanannya defesien dalam vitamin ini. Vitamin E berbentuk minyak dan tidak bisa di kristalkan, karena minyak tersebut mempunyai viskositas yang sangat tinggi, larut dalam minyak dan zat pelarut lemak. Vitamin E stabil terhadap suhu, alkali dan asam. oleh karenanya vitamin E dikenal sebagai reduktor alamiah yang sangat kuat.
1. Berhubungan dengan sifatnya sebagai anti dioksidans alamiah
2. Berhubungan dengan metabolisma selenium
kedua dasar dari fung Vitamin E ini berkaitan dengan sel terhadap daya destruktip peroksida di dalam jaringan. Pertahana terhadap daya destruktip perpksida ini terdapat dalam dua tingkat. Tingkat pertama adalah kesanggupan Vitamin E sebagai antioksidans alamiah yang kuat untuk meniadakan efek ikatan peroksida yang setiap saat terjadi di dalam sel jaringan,sebagai hasil metablisma peroksida ini mempunyai kesanggupan phospholipid pada struktur membran sel maupun membran subseluler. Tingkat kedua dari pertahanan ini dilakukan oleh enzim peroksidase glutathion.
Melalui pertahanan terhadap kerusakan seluler ini, fungsi Vitamin E bersifat multipel untuk kesehatan segala jenis sel aringan. Namun demikian, tidak ada sesuatu kelainan seluler yang secara khusus dapat disembuhkan oleh Vitamin E ini.
Gejala-gejala yang timbul pada devisien Vitamin E menunjukkan bahwa fungsi Vitamin E ini berhubungan dengan kesehatan otak, sitem pembuluh darah, sel-sel dara merah, susunan otot skelet, jantung, hati dan gonad; juga menghindarkan timbulnya kondisi lemak kuning (yellow fat diseas, brown fat disease).
Vitamin E menghindarkan encephalomalacia pada ayam, dan muskular dystrophy nutritional pada kelinci dan marmot. Tetapi harapan optimisuntuk mneggunakan Vitamin E terhadap kondisi muskular dystrophy pada penderita manusia, tidak menjadi kenyataaan. Pada tikus percobaan, Vitamin E dapat menghindarkan kemadulan, baik pada yang betina maupun pada yang jantan. Tetapi efeknya pada manusia belum dapat dipastikan. Pada tikus betina, pembuahan dat terjadi normal dan ovum yang telah dibuahi meninjukkan nidasi, tetapi pada suatu saat ovum tidak tumbuh terus. Hasil pembuahan berhenti tumbuh dan berdegenerasi, terus hilang kembali diresorpsi dan kehmilan menjadi urung.
Penyakit exudative diathesis pada ayam, dimana keluar banyak sekresi dari pelatuk dan hidungnya, dilaporkan dapat disembuhkan dengan pemberian Vitamin E tersebut.
Karena sifat multipel dari efeknya, Vitamin E dipergunakan dalam banyak kondisi klinik sebagai pengobatan suportif, meskipun hasilnya sangat variabel.
Dari dosis 10 mg sampai 1.500 mg, Vitamin E pada manusia dapat diabsorpsi 70-95%. Vitamin A pada PUFA yang dikonsumsi bersamaan dengan Vitamin E menurunkan efisiensi absorpsi dari Vitamin E. Di dalam darah, Vitamnin E ditranspor oleh lipopotein.
Vitamni E terdapat di dalam jaringan lemak, meskipun tidak jelas apakah disitu sebagai timbunan cadangan atau karena sifat larut lemak saja. Phospholipid pada struktur membran seluler maupun subseluler mengandung Vitamin E dengan konsentrasi relatif tinggi.
Metabolisme Vitamin E di temukan di dalam tinja maupun di dalam urine.Telah diidentifikasi metabolisme alpha tocopherol quinone, ada yang bebas dan ada yang berkonjugaisi dengan asam glukuronat.
Di dalam hidangan rata-rata masyarakat indonesia, tampaknya kebutuhan akan Vitamin E slalu terpenuhi. berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya akan Vitamin E khusus biji yang sudah berkecambah dikenal mengandung Vitamin E dalam konsetrasi tinggi.
Dalam klinik Vitamin E dipergunakan dalam banyak kasus berbagai penyakit meskipun data yang mendukung penggunaan tersebut seringkal tidak meyakinkan. Efek Vitamin E adalah suportif terhadap berbagai cara pengobatan lain yang lebih spesifik. Vitamin E diberikan pada kasus penyakit jantung dan pembuluh darah, khusus pada penyakit-penyakit dengan penyumbatan arteri perifer. Vitamin E juga diberikan kepada para penderita diabetes mellitus dan dilaporkan dapat meringankan gejala-gejala sampingan dari penyakit tersebut, meskipun tidak menyebabkan penyembuhan diabetes millitusnya. Vitamin E diberikan pula kepada penderita ulcus pepticum dan dilaporkan meringankan gejala-gejala, bahkan dapat menyembuhkan gejala-gejala atau keluhan-keluhan subjektif.
Fungsi Vitamin E
Pada fungsi vitamin E dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya, dimana vitamin E mempunyai dua sifat yang sangat penting dan sifat tersebut adalah :1. Berhubungan dengan sifatnya sebagai anti dioksidans alamiah
2. Berhubungan dengan metabolisma selenium
kedua dasar dari fung Vitamin E ini berkaitan dengan sel terhadap daya destruktip peroksida di dalam jaringan. Pertahana terhadap daya destruktip perpksida ini terdapat dalam dua tingkat. Tingkat pertama adalah kesanggupan Vitamin E sebagai antioksidans alamiah yang kuat untuk meniadakan efek ikatan peroksida yang setiap saat terjadi di dalam sel jaringan,sebagai hasil metablisma peroksida ini mempunyai kesanggupan phospholipid pada struktur membran sel maupun membran subseluler. Tingkat kedua dari pertahanan ini dilakukan oleh enzim peroksidase glutathion.
Melalui pertahanan terhadap kerusakan seluler ini, fungsi Vitamin E bersifat multipel untuk kesehatan segala jenis sel aringan. Namun demikian, tidak ada sesuatu kelainan seluler yang secara khusus dapat disembuhkan oleh Vitamin E ini.
Gejala-gejala yang timbul pada devisien Vitamin E menunjukkan bahwa fungsi Vitamin E ini berhubungan dengan kesehatan otak, sitem pembuluh darah, sel-sel dara merah, susunan otot skelet, jantung, hati dan gonad; juga menghindarkan timbulnya kondisi lemak kuning (yellow fat diseas, brown fat disease).
Vitamin E menghindarkan encephalomalacia pada ayam, dan muskular dystrophy nutritional pada kelinci dan marmot. Tetapi harapan optimisuntuk mneggunakan Vitamin E terhadap kondisi muskular dystrophy pada penderita manusia, tidak menjadi kenyataaan. Pada tikus percobaan, Vitamin E dapat menghindarkan kemadulan, baik pada yang betina maupun pada yang jantan. Tetapi efeknya pada manusia belum dapat dipastikan. Pada tikus betina, pembuahan dat terjadi normal dan ovum yang telah dibuahi meninjukkan nidasi, tetapi pada suatu saat ovum tidak tumbuh terus. Hasil pembuahan berhenti tumbuh dan berdegenerasi, terus hilang kembali diresorpsi dan kehmilan menjadi urung.
Penyakit exudative diathesis pada ayam, dimana keluar banyak sekresi dari pelatuk dan hidungnya, dilaporkan dapat disembuhkan dengan pemberian Vitamin E tersebut.
Karena sifat multipel dari efeknya, Vitamin E dipergunakan dalam banyak kondisi klinik sebagai pengobatan suportif, meskipun hasilnya sangat variabel.
Metabolisme Vitamin E
Ester Vitamin E yang terdapa t didalam bahan makanan, dihidrolisa oleh enzim lipase dari sekresi pankreas dan Vitamin E yang dibebaskan diserap bersama lipoid dan asam laemak hasil pencernaan. Vitamin E mempergunakan misel yang dibentuk oleh asam lemak dan garam empedu sebagai carrier dalam proses penyerapan, bersama dengan Vitamin A, Vitamin D dan Vitamn K. terdapat saling hambat kompetitip dalam penyerapan Vitamin-vitamin yang larut lemak itu. setelah diserap, transpor lebih lanjut daalam chylomikron melalui jalur Ductus throraciccus, pada mamalia. Pada spesies burung setelah diserapVitamin E transpor oleh portomikron ke jalur Vena portae.Dari dosis 10 mg sampai 1.500 mg, Vitamin E pada manusia dapat diabsorpsi 70-95%. Vitamin A pada PUFA yang dikonsumsi bersamaan dengan Vitamin E menurunkan efisiensi absorpsi dari Vitamin E. Di dalam darah, Vitamnin E ditranspor oleh lipopotein.
Vitamni E terdapat di dalam jaringan lemak, meskipun tidak jelas apakah disitu sebagai timbunan cadangan atau karena sifat larut lemak saja. Phospholipid pada struktur membran seluler maupun subseluler mengandung Vitamin E dengan konsentrasi relatif tinggi.
Metabolisme Vitamin E di temukan di dalam tinja maupun di dalam urine.Telah diidentifikasi metabolisme alpha tocopherol quinone, ada yang bebas dan ada yang berkonjugaisi dengan asam glukuronat.
Kebutuhan akan Vitamin E
Efek biologi dari Vitamin E sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor uang terdapat dalam suasana hidangan, sehingga sangat sulit untuk menentukan kebutuhan tubuh akan Vitamin E tersebut. fungsi Vitamin E dan slinium (se) saling berhubungan sangat erat.. Kholestrol dan PUFA memperkuat gejala-gejala defisiensi Vitamin E, sedangkan Se meringankannya.Di dalam hidangan rata-rata masyarakat indonesia, tampaknya kebutuhan akan Vitamin E slalu terpenuhi. berbagai biji-bijian merupakan sumber kaya akan Vitamin E khusus biji yang sudah berkecambah dikenal mengandung Vitamin E dalam konsetrasi tinggi.
Dalam klinik Vitamin E dipergunakan dalam banyak kasus berbagai penyakit meskipun data yang mendukung penggunaan tersebut seringkal tidak meyakinkan. Efek Vitamin E adalah suportif terhadap berbagai cara pengobatan lain yang lebih spesifik. Vitamin E diberikan pada kasus penyakit jantung dan pembuluh darah, khusus pada penyakit-penyakit dengan penyumbatan arteri perifer. Vitamin E juga diberikan kepada para penderita diabetes mellitus dan dilaporkan dapat meringankan gejala-gejala sampingan dari penyakit tersebut, meskipun tidak menyebabkan penyembuhan diabetes millitusnya. Vitamin E diberikan pula kepada penderita ulcus pepticum dan dilaporkan meringankan gejala-gejala, bahkan dapat menyembuhkan gejala-gejala atau keluhan-keluhan subjektif.
0 comments:
Post a Comment