BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Perjanjian Linggarjati, Renville dan Roem-Royen serta Isi Perjanjiannya

Kemerdekaan Indonesia berhasil dipertahankan dengan penuh perjuangan. Kemerdekaan bukanlah hadiah dari penjajah, melainkan hasil perjuangan yang gigih dan karunia dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, namun belanda ingin kembali menguasai Indonesia, sehingga ketegangan antara Indonesia dengan Belanda yang semakin panas mendorong Inggris merasa bertanggung jawab mencari jalan keluar dari komflik tersebut dengan jalan mengadakan perundingan. Adapun perundingan tersebut yang dilakukan antara lain 

1. Perundingan Linggarjati

Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda dalam mempertahankan kemerdekaannya, dari hari ke hari semakin sulit untuk diselesaikan, sehingga pemerintah Inggris berusaha menjadi perantara antara Indonesia dengan Belanda untuk menyelesaikan komflik mereka dengan cara damai melalui perundingan. Pada bulan Oktober 1945, perundingan pertama diadakan akan tapi perundingan tersebut mengalami kegagalan sebab kedua belah pihak masih berpegang teguh pada pendiriannya.

 Kemudian dilanjutkan lagi perundingan yang ditempatkan di Kota Hooge Valuwe negeri Belanda, yang menghasilkan keputusan berupa Belanda mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto meliputi wilayah Jawa dan Madura, sedangkan pemerintah Indonesia menolak kalau wilayah Indonesia masih di bawah pemerintahan Kerajaan Belanda. Untuk menyelesaikan pertikaian antara Indonesia dan Belanda tersebut, pada tanggal 10 November 1946 diadakan Perundingan Linggarjati. 
Perundingan di Linggarjati dihadiri oleh beberapa tokoh juru runding, antara lain sebagai berikut:
  1. Inggris, sebagai pihak penengah diwakili oleh Lord Killeam.
  2. Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir (Ketua), Mohammad Roem (anggota), Mr. Susanto Tirto-projo, S.H. (anggota), Dr. A.K Gani (anggota).
  3. Belanda, diwakili Prof. Schermerhorn (ketua), De Boer (anggota), dan Van Pool (anggota).
Hasil Perundingan Linggarjati
Perundingan di Linggarjati tersebut menghasilkan keputusan yang disebut perjanjian Linggarjati. 
Isi Perjanjian Linggarjati.
  1. Belanda mengaku secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.
  2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara Serikat dengan nama RIS. Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI, Kalimantan dan Timur Besar. Pembentukan RIS akan diadakan sebelum tanggal 1 Januari 1949.
  3. RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda sebagai ketua.
Perjanjian Linggarjati ditandatangangi oleh Belanda dan Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947 dalam satu upacara kenegaraan di Istana Negara Jakarta. Perjanjian Linggarjati bagi Indonesia ada segi positif dan negatifnya.
Segi positifnya ialah adanya pengakuan de facto atas RI yang meliputi Jawa, Madura, dan Sumatera. Sedangkan segi negatifnya ialah bahwa wilayah RI dari Sabang sampai Marauke, yang seluas Hindia Belanda dulu tidak tercapai. 

2. Perundingan Renville

Dengan jatuhnya Kabinet Syahrir III, Presiden Seokarno menunjuk tiga formatur kabinet, Mr. Amir Syarifuddin, Dr. Soekiman, dan A.K. Gani untuk membentuk Kabinet Koalisi. Akhirnya Presiden Soekarno mengangkat Mr. Amir Syarifuddin, namun hanya berumur sekitar 7 bulan. Pada saat itu , pengolakan antar partai tidak dapat dihindarkan. Akibatnya adalah terjadi  permusuhan antarpartai. Kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk melanggar hasil  perundingan Linggarjati dengan melancarkan Agresi Militer Belanda I. Hasil dari penyerangan Belanda tersebut adalah menduduki beberapa wilayah yang mereka sebut dengan "daerah garis van Mook". Setelah itu, Belanda menyatakan kesediannya kembali untuk berunding dengan Kabinet Amir Syarifuddin, sedangkan pihak Belanda diwakili oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo. Perundingan tersebut dilakukan di atas Kapal Amerika Serikat yang bernama Renville. Oleh sebab itu, perjanjian ini dikenal dengan nama Perundingan Renville.
Dengan adanya agresi militer ke II dari Belanda, maka dewan keamanan PBB mengirimkan komisi jasa baik yang terdiri atas Australia, Belgia, dan Amerika Serikat sebagai  perantara perundingan. 
Tempat Perundingan
Perundingan dilakukan disebuah kapal milik Amerika serikat, yang bernama USS Renvilla. Dan delegasi Indonesia diketuai Perdaana Menteri Amir Syarifuddin dan belanda menempatkan seorang Indonesia bernama R.Abdul Kadir Wijoyowatmojo sebagai ketuanya.
Hasil Perundingan Renville
  1. Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya RIS, RI sejajar kedudukannya dengan Belanda
  2. RI menjadi bagian dari RIS, dan akan diadakan pemilu untuk membentuk konstituante RIS
  3. Selain itu, tentara Indonesia di daerah Belanda (daerah kantong) harus dipindahkan ke wilayah RI
  4. Penghentian tembak menembak
  5. Daerah-daerah di belakang garis van Mook harus dikosongkan dari pasukan RI

Perundingan Roem Royen

Atas prakarsa komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI / United Nations Comissions For Indonesia. Indonesia-Belanda berhasil dibawah kemeja perundingan yang disebut perundingan Roem Royen. Pada tanggal 17 April 1949 dimulailah perundingan pendahuluan di Jakarta.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr.Mohammad Roem, sedangkan dari belanda dipimpin oleh Dr.Van Royen. Jadi nama perundingan tersebut diambil dari nama masing-masing perwakilan. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Marie Cohran dari UNCI berasal dari Amerika Serikat. Dalam perundingan tersebut, masing-masing  delegasi mengeluarkan pernyataan sendiri-sendiri. 
Adapun pernyataan-pernyataan dari masing-masing delegasi sebagai berikut :
* Pernyataan delegasi Indonesia 
  1. Soekarno dan Hatta dikembalikan ke Yogjakarta
  2. Kesedian mengadakan penghentian tembak menembak
  3. Kesediaan mengikuti komfrensi Meja Bundar setelah pengembalian pemerintah RI ke Yogjakarta
  4. Bersedia bekerja sama dm memulihkan perdamaian dan tertib hukum
* Pernyataan delegasi Belanda
  1. Menghentikan gerakan militer dan membebaskan tahanan politik
  2. Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogjakarta
  3. Menyetujui RI sebagai bagian dari negara Indonesia Serikat
  4. Berusaha menyelenggarakan konfrensi Meja Bundar.
Pada tanggal 6 Juli 1949, Soekarno dan Hatta dikembalikan ke Yogjakarta, pengembalian Yogjakarta ke tangan RI, diikuti dengan penarikan mundur tentara Belanda dari Yogjakarta.


Perjanjian Linggarjati, Renville dan Roem-Royen serta Isi Perjanjiannya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment