1.
Kisah kan’an
Kan’an adalah Salah seorang putra Nabi Nuh
as. Sebagaimana nabi-nabi terdahulu, Nabi Nuh dalam menyampaikan risalah Allah banyak mendapat tantangan dari umatnya. Selama 950 tahun Nabi Nuh
menyeru umatnya agar meninggalkan perbuatan syirik, yaitu menyembah berhala,
tetapi hanya sedikit saja yang mengikuti ajakan Nabi Nuh tersebut. Sebagian
besar menentang, bahkan mengejek Nabi Nuh.
Diantara penentang dan pengejek Nabi Nuh
adalah salah seorang putra Nabi Nuh sendiri yang bernama Kan’an. Ketika Allah
mengazab umat Nabi Nuh yang ingkar dan kafir itu berupa banjir besar, Nabi Nuh
teringat akan putranya. Begitulah, kasih sayang seorang ayah, walaupun anaknya
telah durhaka kepadanya, tetapi ia tidak tega melihat anaknya menderita. Ketika
melihat putranya sedang timbul tenggelam, Nabi Nuh memangil-manggil, “Hai
anakku, naiklah engkau bersama kami supaya selamat. Janganlah engkau mengikuti
orang-orang kafir yang mengingkari agama Allah. “Akan tetapi kan’an, putranya
tetap membangkang, “Aku tidak mau, aku mau naik ke gunung yang tidak bisa
dicapai oleh air, dan aku tidak akan tenggelam. “Nabi Nuh menjawab, “Tidak ada
satupun yang dapat melindungi hari ini dari azab Allah, selain Allah Yang Maha
Penyayang.” Air semakin tinggi dan menenggelamkan semua yang ada, termasuk
Kan’an putra Nabi Nuh yang durhaka itu. Yang tinggal hanya perahu Nabi Nuh yang
terapung dengan tenang yang didalamnya terdapat orang-orang yang bersyukur
kepada Allah SWT.
Sementara itu Nabi Nuh sangat sedih
memikirkan nasib anaknya yang mati tenggelam. Allah menyadarkan Nabi Nuh dengan
firman-Nya yang artinya sebagai berikut :
“Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah
termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan, sesungguhnya perbuatan
itu adalah rbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku
sesuatu yang kamu tidak mengetahui
hakikatnya. Sesunggnya aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk
orang-orang yang tidak berpengetahuan.”
Begitulah kisah Kan’an, seorang yang durhaka
kepada orang tua dan durhaka kepada Allah telah menerima azab yang pedih di
dunia dan kelak di akhirat.
0 comments:
Post a Comment