Proses Malakul Maut Mencabut Nyawa
Kita harus sadari bahwa malakul maut pasti akan datang menjemput dan mencabut ruh siapa saja yang bernyawa, mau tidak mau dan dimana pun kita beorang yang beriman"rada. oleh karena itu Rasulullah saw selalu mengajarkan kepada kita apabila ada saudaramu yang meninggal maka hadirilah dan jadikanlah pelajaran untukmu, dan cukuplah kematian menjadi pelajaran bagimu, bahwa suatu saat maut akan mendatangimu. Yang harus kita sadari disaat malaikat pencabut nyawa sudah hadir dihadapan manusia dan detik-detik terakhir manusia melihat dunia sungguh sangat menyakit akan meninggalkan semua yang kita cintai. Adapun prosesi pencabutan ruh, mari kita simak dari kisah yang dambil dari hadits Rasulullah SAW.
" Apabila Allah ta'ala menghendaki akan mencabut jiwa seorang mukmin, maka datanglah Malakul maut (malaikat pencabut nyawa) dari arah mulut si mukmin itu untuk mencabut jiwanya. Maka keluarlah zikir dari mulutnya seraya berkata :"Tidak ada jalan bagimu dari arah ini, sebab sesungguhnya si mukmin ini telah membuat lisannya untuk jalan zikir kepada Tuhanku. Meskipun kembali kepada tuhannya dan mengatakan :"demikian demikian".
Maka Allah berfirman :"Carilah dari arah lain".
Malaikatpun mendatangi dari arah tangan, maka keluarlah dari tangan itu sedekah, usapan terhadap kepala anak yatim, penulisan ilmu pengetahuan dan pukulan dengan pedang dan tangan itu berkata seperti yang dikatakan pada lisan. Kemudian malaikat itu datang kearah kaki dan kaki pun berkata seperti yang dikatakan lisan dan tangan" sungguh dia telah berjalan dengan aku (kaki) untuk mendatangi sholat berjamah, beberapa sholat hari raya dan pengajian-pengajian".
Kemudian Malaikat datang dari arah telinga, telingapun berkata :"Sungguh dia telah mendengarkan Al-Qur'an dan zikir dengan aku(telinga). Lalu Malaikat datang dari arah mata; dan matapun berkata seperti yang pertama : "sungguh dia telah menggunakan aku (mata) untuk melihat beberapa mush-haf dan beberapa kitab" kemudian malaikat pencabut nyawa itu kembali kepada Allah ta'aalaa dan berkata: "Ya Tuhanku, sungguh aku telah dikalahkan oleh alasan0alasan angota badan hamba yang beriman, maka bagaimana aku bisa mencabut ruhnya?.
Maka Allah ta'aalaa berfirman:"Tulislah asmaku ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada ruhnya kepada orang yang beriman".
Maka ruh orang yang beriman itu melihatnya, dan cinta kepadanya kemudian keluar dari arah mulutnya".
Inilah berkah asma Allah, sehingga hilanglah rasa sakit dicabutnya nyawa, maka bagaimana tidak akan hilang dan terhapus pula siksa, derita dan resikonya?.
Dan demikian pula didalam dada kamu sekalian yang terdapat asma Allah.
Selain kisah yang diatas terdapat pula kisah yang lain yang menjelaskan tentang proses pencabutan nyawa oleh Malaikat malakul maut dan detik-detik perpisahan antara ruh dengan jazad.
Dalam sebuah hadits diterangkan : "Apabila seorang hamba sudah sampai pada waktu naza'(ruhnya akan tercabut) maka ada suara yang menyeru :"Tinggalkan dia dahulu sehingga bisa beristirahat; demikian juga tetkala ruh itu sampai pada dadanya, ada suara berseru lagi: "Tinggalkan dahulu, sehingga semua anggautanya saling berpesan satu sama lainnya.
Maka mata berpesan kepada mata yang satunya dengan ucapan : "Assalamu 'alaikum ilaa yaumul Qiyaamati". = "selamat berpisah sampai hari Qiyamat".
Demikian juga dua telinga, dua tangan, dua kaki dan jiwapun berpesan serta pamit kepada badannya. kita berlindung diri kepada Allah ta'aalaa dari iman yang pamit dari lisan dan dari hati dan dari ma' rifat kepada Allah.
Maka dua tangan dan dua kaki sudah tidak ada geraknya lagi, dua mata tidak mempunyai daya lihat, dua telinga tidak mempunyai daya dengar dan badanpun sudah tidak berjiwa lagi.
Kalu lisan tidak mempunyai iqrar (iman) dan hati tidak ber ma' rifat dan tidak mempunyai pernyataan tasdiq/membenarkan, maka bagaimana keadaan orang yang didalam liang lahat, sudah tidak bisa melihat orang lagi, tidak melihat ayah, tidak melihat ibu, tidak melihat anak, tidak melihat saudara, tidak melihat handai taulan, tidak melihat tempat tidur dan alig aling, maka kalau dia tidak bisa melihat Tuhan Yang Maha Mulia, sungguh dia rugi sangat besar". Subhanallah
Kita harus sadari bahwa malakul maut pasti akan datang menjemput dan mencabut ruh siapa saja yang bernyawa, mau tidak mau dan dimana pun kita beorang yang beriman"rada. oleh karena itu Rasulullah saw selalu mengajarkan kepada kita apabila ada saudaramu yang meninggal maka hadirilah dan jadikanlah pelajaran untukmu, dan cukuplah kematian menjadi pelajaran bagimu, bahwa suatu saat maut akan mendatangimu. Yang harus kita sadari disaat malaikat pencabut nyawa sudah hadir dihadapan manusia dan detik-detik terakhir manusia melihat dunia sungguh sangat menyakit akan meninggalkan semua yang kita cintai. Adapun prosesi pencabutan ruh, mari kita simak dari kisah yang dambil dari hadits Rasulullah SAW.
" Apabila Allah ta'ala menghendaki akan mencabut jiwa seorang mukmin, maka datanglah Malakul maut (malaikat pencabut nyawa) dari arah mulut si mukmin itu untuk mencabut jiwanya. Maka keluarlah zikir dari mulutnya seraya berkata :"Tidak ada jalan bagimu dari arah ini, sebab sesungguhnya si mukmin ini telah membuat lisannya untuk jalan zikir kepada Tuhanku. Meskipun kembali kepada tuhannya dan mengatakan :"demikian demikian".
Maka Allah berfirman :"Carilah dari arah lain".
Malaikatpun mendatangi dari arah tangan, maka keluarlah dari tangan itu sedekah, usapan terhadap kepala anak yatim, penulisan ilmu pengetahuan dan pukulan dengan pedang dan tangan itu berkata seperti yang dikatakan pada lisan. Kemudian malaikat itu datang kearah kaki dan kaki pun berkata seperti yang dikatakan lisan dan tangan" sungguh dia telah berjalan dengan aku (kaki) untuk mendatangi sholat berjamah, beberapa sholat hari raya dan pengajian-pengajian".
Kemudian Malaikat datang dari arah telinga, telingapun berkata :"Sungguh dia telah mendengarkan Al-Qur'an dan zikir dengan aku(telinga). Lalu Malaikat datang dari arah mata; dan matapun berkata seperti yang pertama : "sungguh dia telah menggunakan aku (mata) untuk melihat beberapa mush-haf dan beberapa kitab" kemudian malaikat pencabut nyawa itu kembali kepada Allah ta'aalaa dan berkata: "Ya Tuhanku, sungguh aku telah dikalahkan oleh alasan0alasan angota badan hamba yang beriman, maka bagaimana aku bisa mencabut ruhnya?.
Maka Allah ta'aalaa berfirman:"Tulislah asmaku ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada ruhnya kepada orang yang beriman".
Maka ruh orang yang beriman itu melihatnya, dan cinta kepadanya kemudian keluar dari arah mulutnya".
Inilah berkah asma Allah, sehingga hilanglah rasa sakit dicabutnya nyawa, maka bagaimana tidak akan hilang dan terhapus pula siksa, derita dan resikonya?.
Dan demikian pula didalam dada kamu sekalian yang terdapat asma Allah.
Selain kisah yang diatas terdapat pula kisah yang lain yang menjelaskan tentang proses pencabutan nyawa oleh Malaikat malakul maut dan detik-detik perpisahan antara ruh dengan jazad.
Dalam sebuah hadits diterangkan : "Apabila seorang hamba sudah sampai pada waktu naza'(ruhnya akan tercabut) maka ada suara yang menyeru :"Tinggalkan dia dahulu sehingga bisa beristirahat; demikian juga tetkala ruh itu sampai pada dadanya, ada suara berseru lagi: "Tinggalkan dahulu, sehingga semua anggautanya saling berpesan satu sama lainnya.
Maka mata berpesan kepada mata yang satunya dengan ucapan : "Assalamu 'alaikum ilaa yaumul Qiyaamati". = "selamat berpisah sampai hari Qiyamat".
Demikian juga dua telinga, dua tangan, dua kaki dan jiwapun berpesan serta pamit kepada badannya. kita berlindung diri kepada Allah ta'aalaa dari iman yang pamit dari lisan dan dari hati dan dari ma' rifat kepada Allah.
Maka dua tangan dan dua kaki sudah tidak ada geraknya lagi, dua mata tidak mempunyai daya lihat, dua telinga tidak mempunyai daya dengar dan badanpun sudah tidak berjiwa lagi.
Kalu lisan tidak mempunyai iqrar (iman) dan hati tidak ber ma' rifat dan tidak mempunyai pernyataan tasdiq/membenarkan, maka bagaimana keadaan orang yang didalam liang lahat, sudah tidak bisa melihat orang lagi, tidak melihat ayah, tidak melihat ibu, tidak melihat anak, tidak melihat saudara, tidak melihat handai taulan, tidak melihat tempat tidur dan alig aling, maka kalau dia tidak bisa melihat Tuhan Yang Maha Mulia, sungguh dia rugi sangat besar". Subhanallah
0 comments:
Post a Comment