BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Makalah Tentang Mengukur Pernafasan Udara Pada Hewan


                       Kata pengantar
     Alhamdulillah adalah kata pantas yang kami  ucapkan karena dengan izin Nyalah sehingga kami bisa dan dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “ MENGUKUR PERNAPASAN UDARA PADA HEWAN “ , tak lupa pula kami kirimkan salawat serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang patut kita teladani sikapnya.
       Kami  juga mengucapkan banyak terimah kasih kepada pak H. Muin S.pd karena berkat ajaran dan tuntunannya dalam praktikum sehingga kami bisa mengetahui dan memahami praktikum tersebut walaupun ada beberapa kendala yang terjadi namun akibat bantuan dan arahannya sehingga membantu kami dalam menyelesaikan aporan praktikum tersebut. 
       Semoga laporan yang kami buat berguna bagi pembaca dan dapat mengetahui mengenai MENGUKUR PERNAPASAN UDARA PADA HEWAN, meski laporan yang kami buat masih jauh dari kata sempurna tapi setidaknya kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Semua kritik dan saran dari pembaca kami terima dengan senang hati.  


                                                                             Bantaeng, 18 Februari 2015


                                                                                                Penulis
        
     DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
B.    Tujuan percobaan
C.    Rumusan masalah
D.    Manfaat percobaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kajian teori
BAB III METODE PERCOBAAN
A.    Waktu dan tempat
B.    Alat dan bahan
C.    Cara kerja  
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil percobaan
B.    Pembahasan
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.    Saran
DAFTAR PUSTAKA
                         BAB I
                  PENDAHULUAN

A.latar belakang
 
       Makhluk hidup tentu mempunyai ciri-ciri untuk membedakan antara makhluktak hidup (benda mati) dengan dirinya. Ciri-ciri makhluk hidup salah satunya adalah dapat bernafas (respirasi). Setiap makhluk hidup memiliki alat respirasi yang berbeda dan kebutuhan bahan untuk berespirasinya juga berbeda. Hewan-hewan tingkat rendah memiliki alat pernafasan sederhana, misalnya pada kelompok insecta dan Myriapoda bernafas dengan trakea.
      Serangga mempunyai alat pernafasan khusus berupa trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah.

B.Tujuan percobaan
 
• Menghitung penggunaan oksigen untuk pernapasan serangga.
• Agar dapat mengetahui volume pernafasan pada hewan setiap 2 menit.

C.Rumusan Masalah
 
• Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebutuhan oksigen pada hewan ?
• Berapakah volume pernafasan pada hewan setiap 2 menit ?

D.Manfaat percobaan
 
• Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen pada hewan.
• Mengetahui volume pernafasan pada hewan setiap 2 menit.
   

                      BAB II
           TINJAUAN PUSTAKA

A.    Kajian Teori

a.    Respirasi

       diperoleh dari pemecahan senyawa organik  menjadi dan O yang terkandung dalam senyawa organic pada sel hidup yang berguna untuk berbagai aktivitas tubuh. Pernapasan atau respirasi dapat juga dikatakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya, maksudnya adalah menganbil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Untuk hewan yang  berukuran kecil, misalnya pada serangga, pertukaran gas dilakukan dengan menggunakan trakea,  sehingga disebut sistem pembuluh trakea. Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:

                C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP

b.    Respirasi pada Serangga

        Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa sistem trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yangmasuk ke seluruh jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau darah. Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya. Selanjutnya dari stigma, udara masuk ke pembuluh trakea yang memanjang dan sebagian ke kantung hawa. Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
       Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
            Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas. Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander.
Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju konsumsi oksigennya. Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen hewan yang berukuran kecil seperti serangga atau laba-laba.
       Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer,tabung spesimen, dan tabung kontrol.

c.    Mekanisme Pernafasan Pada Serangga

       Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea terangkat sehingga udara kaya keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya masuk ke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut dan mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil udara. Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp. mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea. Pada kepik air (Belastomatidae) digunakan "insang fisis" atau physical gill digunakan untuk mengumpulkan gelembung, dan jaringan mengambil dari dalam gelembung- gelembung udara yang disimpan.
       Jika tekanan parsial menurun,tekanan udara di dalam air menjadi lebih besar, akan ada gerakan udara dari dalam air ke dalam tubuh serangga, sehingga terkumpullah gelembung-gelembung udara. Apabila di dalam gelembung udara yang disaring tersebut sudah terkandung terlalu banyak , maka serangga akan muncul ke permukaan dan membuka mulut.
       Sebaliknya terdapat juga serangga yang mampu tinggal lama di dalam air dengan bantuan suatu organ yang disebut plastron, suatu filamen udara. Dengan alat ini maka yang terbentuk dibuang, dan yang terlarut diambil langsung (bukan dalam ujud gelembung udara). Bangunan ini sering juga disebut sebagai insang fisis khusus (special physical gill). Karenanya serangga mampu bertahan di dalam air dalam jangka waktu yang lebih lama. Serangga air juga ada yang memanfaatkan insang trakheal (tracheal gill), yang merupakan insang biologis, berfungsi karena gerak biologis.

                                BAB III
                  METODE PERCOBAAN

A.    Waktu dan tempat
 
       Hari       : Rabu, 18 Februari 2015
       Waktu   : 10.15-11.45 WITA
       Tempat : Lab Biologi Sma Negeri 1 Bantaeng.

B.    Alat dan bahan
 
 1.    Alat
        -  Respirometer sederhana
        -  Neraca (timbangan)
        -  Pipet tetes

2.    Bahan
       -  Kristal KOH atau NaOH
       -  Kertas tisu/kapas
       -  Eosin
       -  Jangkrik

C.    Cara kerja
  1.  Membungkus kristal KOH/NaOH dengan kertas tisu/kapas, dan masukkan ke dalam tabung  respirometer. 
  2. Menimbang berat tubuh serangga 
  3. Memasukkan serangga ke dalam tabung respirometer. 
  4. Menutup tabung respirometer dengan pipa kapiler respirometer hingga rapat. 
  5. Meneteskan eosin pada ujung pipa, dan mengamati pergerakan eosin di dalam pipa. 
  6. Mencatat data pergerakan eosin dengan interval waktu setiap 2 menit selama 10 menit dan melihat pergerakan eosin hingga menunjukkan jumlah udara pernafasan serangga dalam satuan waktu yang telah ditentukan. 
  7. Setelah 10 menit kemudian membuka pipa respirometer dan mengeluarkan serangga yang terdapat dalam tabung respirometer. 
  8. Mencatat data ke dalam tabel pengamatan.

                                      BAB IV
                    HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Percobaan


Jenis
serangga
Berat tubuh (gram)
`volume udara pernapasan setiap
2 menit (garis skala atau strip )

Jumlah udara pernapasan 10 menit (mL)
Volume rata-rata respirasi (mL/menit)
1
2
3
4
5

Jangkrik
1 gr
0,001
0,002
0,003
0,004
0,005
0,015
0,003
Belalang
0,5 gr
0,001
0,01
0,01
0,02
0,025
0,066
0,013
Belalang
0,5 gr
0,09
0,1
0,005
0,005
0,005
0,205
0,041
Belalang
0,5 gr
0,001
0,001
0,002
0,003
0,004
0,011
0,002
Belalang
0,5 gr
0,01
0,02
0,02
0,02
0,03
0,1
0,02




B.    Pembahasan
 
        Dari percobaan yang telah dilakukan, peristiwa yang membuktikan bahwa jangkrik bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan ditunjukan adanya pergerakkan eosin kea rah tabung specimen ( ke dalam) karena adanya penyusutan volume udara dalam tabung tertutup tersebut.
       Oksigen dihirup oleh jangkrik, kemudian karbondioksida yang dikeluarkan diserap oleh Kristal NaOH. Begitu terus menerus sehingga udara dalam tabung berkurang dan eosin bergerak ke dalam. Jadi zat yang berperan dalam pembuktian tersebut adalah eosin yang mengalami pergerakan kearah tabung.
       Dari data table hasil skala kedudukan eosin dapat dilihat bahwa ada pengaruh perbedaan berat badan jangkrik pada kedudukan skala. Pada jangkrik 1 yang memilik berat badan sedang cenderung volume rata-rata udara yang di hirupnya yaitu 0,13; 0,06; 0,05; 0,05. Dan pada jangkrik kedua yang memiliki berat badan yang lebih besar volume rata-rata udara yang dihirupnya yaitu 0,14; 0,08; 0,08;0,06. Sedangkan pada jangkrik 3 volume rata-rata udara yang dihirupnya yaitu 0,09; 0,05; 0,04; 0,04.
       Penjelasan diatas menunjukkan bahwa berat badan yang lebih berat akan membutuhkan udara yang lebih banyak juga. Begitu sebaliknya berat badan yang kecil, akan membutuhkan udara lebih sedikit.

  • Fungsi penggunaan KOH/NaOH dalam rangkaian alat percobaan adalah sebagai pengikat CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa bergerak. Akibatnya volume oksigen yang dihirup serangga tidak bisa diukur. Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2 karena bersifat higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut: KOH + CO2 → KHCO3 (ii) KHCO3 + KOH → K2CO3 + H2O  
  • Akibat jika dalam rangkaian alat perobaan tidak dimasukkan NaOH/KOH adalah tidak dapat        mengikat CO2 dan apabila tidak diikat maka tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap serta tidak dapat mengukur volume oksigen yang dihirup oleh serangga. 
  • Penggunaan vaselin yang dioleskan pada sambungan pipa berskala dengan respirometer bertujuan agar tidak ada celah yang dapat memungkinkan oksigen masuk dari lubang tersebut.
  • Volume udara pada interval waktu 2 menit tidak berjumlah sama sebab volume oksigen pada jangkrik berubah dan volumenya semakin bertambah setiap 2 menit.
  • Berat tubuh serangga berpengaruh pada jumlah volume udara pernapasan karena semakin besar dan berat tubuh serangga maka semakin banyak juga udara yang dibutuhkan. 
  • Jenis-jenis serangga yang berbeda akan berpengaruh pada kekuatan penghirupan udara pernapasan sebab serangga memiliki berat tubuh yang berbeda sehingga kekuatan penghirupan udara pernapasan berpengaruh. 
  • Faktor-faktor yang berpengaruh pada jumlah volume pernapasan adalah jenis serangga dan berat badan.
                     
                    BAB V
                  PENUTUP

A.    Kesimpulan

•    Udara yang dihirup oleh serangga atau insekta adalah oksigen.
•    Semakin besar serangga, maka semakin banyak juga udara yang di   butuhkannya.
•    Semakin kecil serangga, maka semakin kecil udara yang dibutuhkannya.

B.    Saran 
 
•    Sebaiknya memperhatikan runtutan teknik pada saat melakukan percobaan.
•    Sebaiknya berhati-hati pada saat melakukan percobaan.

         DAFTAR PUSTAKA

  http://www.slideshare.net/murnimiftha/contoh-praktikum-respirasi-pada-serangga
  http://www.praktikumbiologi.com/2013/02/praktikum-respirasi-pada-serangga.html
  http://agifebrian.blogspot.com/2013/03/laporan-praktikum-respirasi-jangkrik.html

Makalah Tentang Mengukur Pernafasan Udara Pada Hewan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment