BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Kisah Tauladan Islami Syidad dan Syadid

Seorang Ahli fiqhi berkata " Tidak ada sesuatu dosa yang lebih besar dari pada tindak aniaya karena sesungguhnya dosa itu kalau terjadi antara kamu dengan Allah, maka sesungguhnya Allah Maha dermawan akan memberikan ampunan. Akan tetapi dosa yang terjadi diantara kamu dengan sesama hamba Allah, maka tidak ada sesuatu usaha minta ampun melainkan harus berusaha meminta maaf kepada lawannya. Maka sebaiknya orang yang menganiaya itu yang harus minta maaf atas tindak aniayanya dan minta kerelaan kepada orang yang dianiaya. Kalau tidak bisa maka sebaiknya orang yang menganiaya istigfar dan doakan orang pernah dianiaya.
olehnya itu salah satu contoh yang harus diteladani tentang masalah penganiayaan berikut sebuah kisah yang menjadi contoh yang patut kita teladani yakni " kisah antara Syidad dan Syadid "
Kisahnya.
Telah diceritakan bahwa ada satu keluarga yang mempunyai dua orang anak, yang satu bernama Syidad dan yang kedua bernama Syadid. Kedua-duanya anak itu menginginkan harta kekayaan ayahnya dengan cara kekerasan, sehingga terjadi perkelahian sampai terbunuh syadid. Maka seluruh kekayaan ayahnya dengan cara kekerasan, sehingga terjadi perkelahian sampai terbunuhnya syadid. Maka seluruh kekayaan dimiliki dan dikuasai oleh syadid sendirian. Syadid telah banyak membaca kitab kitab sehingga mendengar pula tentang sorga.
Dia berkata: "saya akan membuat pertemanan seperti sorga dimuk bumi ini"; maka dia bermusyawarah dengan para raja dan dia berkata : "sesungguhnya saya akan membangun petamanan sorga sebagaimana telah disifati oleh Allah ta'aalaa dalam kitab sucinya".
Mereka para raja menyambut dengan baik serta berkata : "semua urusan dan dunia ini adalah dibawah kekuasaan tuan, maka perintahkanlah agar mereka mengumpulkan emas dan perak dari timur sampai ke barat".
Kemudian mengumpulkan para ahli bangunan dan memilih tiga ratus ratus orang. Dan tiap tiap  orang membawahi seribu orang. kemudian mereka berkeliling selama sepuluh tahun dan telah mendapatkan tanah yang baik sekali dan ditanah itu terdapat pula pohon pohon dan beberapa sungai.
Mereka memulai membangun petamanan sorga yang direncanakan dengaan ukuran satu farsah persegi (tiga mil persegi Al Hasyimi) yang batu merahnya dari emas dan perak.
Ketika bangunan itu selesai, maka dialirkanlah beberapa sungai didalam petamanan itu, ditanamkan pula beberapa batang pohon yang akar akarnya dari perak dan rantingnya dari emas kemudian dibangun pula didalam petamanan itu beberapa istana dari permata intan merah dan batu belanda putih bahkan digantungkan pula permata dan mutiara pada sungai sungainya serta minyak misik dan minyak ambar diantara sungai sungai dan pohon pohonnya.
Ketika bangunan itu selesai sempurnah dikirimlah urusan kepada Syidad dan memberitahukan kepadanya mengenai selesainya sorga/taman yang mereka bangun. Syidad pun segera pergi meninjaunya dengan dikawal dan diiringkan oleh para pembantu kerajaan.
Mereka adalah para raja bersama dengan para pembantunya telah mengambil emas dan perak dari rakyat dengan secara dhalim atau aniaya, sehingga tidak tertinggal sedikitpun melainkan hanya kira kira dua dirham terkalungkan pada leher seorang anak yatim dan mereka pun akhirnya mengambilnya.
Kemudian anak kecil yang yatim itu menengadahkan mukanya kelangit serta mendo'a "Yaa Tuhanku, Engkau mengetahui apa apa yang telah dilakukan oleh sidhalim ini terhadap para hamba Mu baik yang laki laki maupun yang perempuan; maka oleh karena itu tolonglah kami, yaa Allah Yang Maha memberi pertolongan kepada para mereka yang memohon pertolongan".
Do'a anak yatim itupun diamini (dimintakan kabulnya) oleh para Malikat dilangit. Maka Allah ta'aalaa mengirimkan malaikat Jibril.
Maka tetkala Syidad berada dalam perjalanan kurang satu hari satu malam, Malikat Jibril berteriak di langit, sehingga mereka mati semuanya sebelum sampai masuk ke sorga buatan mereka; bahkan tidak tinggal seorangpun baik dia itu orang kaya maupun orang fakir dan meskipun orang raja sekalipun, dengan sebab diterimanya do'a anak yatim yang dianiaya itu.
Ketahuilah hai kawan, apa yang telah kami katakan kepadamu, dan jauhilah berkunjung kepada para sultan/raja/orang pemerintah. Karena sesungguhnya kunjunganmu yang tanpa ada kepentingan itu sudah mengurangkan nilai pribadi, bahkan termasuk berlaku durhaka. Sebab berkunjung yang demikian itu sudah menunjukkan ketawadhuan/kerendahan diri  serta memuliakan kepada mereka. Sungguh Allah ta'aalaa telah menyuruh kita sekalian berpaling jauh dari mereka dengan firmanNya yang berarti "Dan berpalinglah engkau dari orang yang berpaling dari dzikir dan ingat kepada kami dan dia tidak menghendaki kecuali hanya kehidupan dunia ini". Dan kunjungan kamu kepada mereka  itu berarti menambah banyak anggota dalam golongan mereka dan berarti juga membantu mereka terhadap tindak zdalim mereka. Kalau kunjungan kamu itu untuk mengharapkan harta kekayaan dari mereka, maka hukumannya haram. Sungguh Nabi Muhammad 'alaihish shalaatu wassalaam telah bersabda yang artinya : "Barang siapa tunduk merendahkan diri kepada orang kaya karena kekayaannya, maka hilanglah dua pertiga agamanya".
Ini kepada orang kaya yang shalih. Maka bagaimana persangkaanmu tunduk dan merendahkan diri kepada orang kaya yang aniaya?.
Beliau bersabda yang demikian itu, karena seseorang (yang utuh imannya) ialah karena hatinya, dengan lisannya dan dengan dirinya.
Kalau seseorang yang tunduk merendahkan diri kepada orang kaya dengan dirinya ddan dengan lisannya sudah hulang dua pertiga agamanya, maka kalau dia beri'tiqad terhadap fadhalnya/pemberiannya dengan sepenuh hati sebagai mana dia telah tunduk merendahkan diri dengan lisan dan dirinya, maka hilanglah seluruh agamanya.
Kesimpulannya, maka semua gerakmu atau kamu diam dengan segala anggotamu itu tergantung kepada dirimu sendiri. Maka janganlah kamumenggerakkan aggotamu dalam tindakdurhaka kepada Allah ta' aalaa, ini dasar pokoknya, dan bahkan pergunakanlah seluruh anggotamu itu untuk bertaat kepada Allah ta 'aalaa.
Ketahuilah, sesungguhnya kalau kamu tidak bisa bermuraqabah menjaga anggotamu sendiri, maka resiko dan siksanya akan kembali kepadamu juga dan jika kamu pergunakan dengan baik, maka buahnya dan pahalanya pun kembali kepadamu pula;sungguh Allah itu tidak memerlukan kamu dan tidak pula memerlukan pekerjaan kamu. Dan sesungguhnya tiap tiap orang itu usahanya akan menjadi simpanannya sendiri.
Hindarilah olehmu mengatakan : "Sesungguhnya Allah itu Maha dermawan lagi Maha kasih akan selalu mengampuni semua dosa orang orang yang durhaka". Karena sesungguhnya kata kata ini itu benar, sehingga tidak boleh diarahkan kepada yang batal/yang tidak benar. Orang yang mengatakan kata kata ini apabila tidak seperti hakekat keadaanya, maka dia dilaqabi dengan bodoh, seperti telah disabdakan oleh beliau Naabi 'allaihish shalaatu wassalam yang artinya : "Orang yang berakal lagi cerdik, ialah orang yang menundukkan nafsunya dan bebuat untuk sesuatu (yang bisa dinikmati)msesudah mati dan orang yang bodoh itu ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan menghayalkan berbagai macam keinginan kepada Allah(tanpa berbuat)".
Ketahuilah bahwa sesungguhnya kata kata orang tersebut itu seperti kata kata seseorang yang menginginkan menjadi seorang ahli fiqih dan alim dalam urusan agama, akan tetapi dia selalu berbuat yang batil. Dan seperti juga kata kata orang yang menghendaki harta, sedang dia tidak mau bertani, tidak mau berdagang dan tidak mau berusaha.   
   
Kisah Tauladan Islami Syidad dan Syadid Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment