Terjemahan dan Tafsir Surah Ali Imran (3) Ayat 103 dan 105
" Dan bepegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kapadamu ketika kamu dahulu bermusuhan lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunuia-nya kamu menjadi bersaudara sedangkan (ketika itu) kamu beradadi tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat -nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk. (Q.S. Ali imran (3): (105)
Sikap Persatuan dan Persaudaraan Berdasarkan Surah Ali Imran (3) ayat 103 dan105
Pada ayat 103 dari surah Ali Imaran di atas, di terangkan tentang perintah untuk berpegang teguh pada agama Allah dan mengigat nikmat- nya serta menjahui perepecahan atau bercerai-berai.
Yang di maksud dengan " berpegangteguhlah" adalah perintah agar selalu mengupayakan diri dengan sekuat tenaga untuk mengaitkan setiap aktivitas dan perilaku denagn tuntunan Allah swt. memang, setiap manusia menghadapi masalah yang berbeda-beda dan kepentingn yang beragam. perbedaan masalah dan keberagaman kepentingan ini akan menjadi masing-masing manusia selalu berpikir pada kepentingan dirinya dengan tidak jarang mengabaikan keperluan dan kondisi orang lain. Suatu kelompok sering kali hanya berpihak kepada kelompoknya sendiri tanpa memindahkan kelompok lain. sekalipun mungkin kepentingan dirinya dan kelompoknya itu tidak benar dan orang lain atau kelompk lain yang benar.
Boleh jadi sesuatu yang dianggap benar oleh seseorang atau kelompok, ternyata tidak benar menurut orang atau kelompok lain. Begitu juga sebaiknya, sesuatu yang dianggap salah oleh seseorang atau golongan, ternyata benar menurut orang atau golongan lainnya. karena itulah, Allah memerintahkan untuk senantiasa mengembalikan segala persoalan kepada ajaran agama, baik, yang ada dalam Al-Qur'an maupun dalam hadits
Lebih dari itu, islam memerintahkan kepada kita apabila ada salah seorang muslim yang tergelincir dalam "jurang kesehatan", maka wajib bagi sesama muslim untuk memberikan nasehat atau bentuan secara mental agar dapat bangkit kembali dan dapat bergantung pada tali (agama) Allah. ajaran untuk saling menolong dalam kehidupan bermasyarakat ini sangat penting, sebab perilaku seseorang akan mempengaruhi orang lain dan masyarakat. Ibaratnya, dalam satu kampung, ada anak kecil yang setiap harinya bertengkar dan mengganggu sesama temannya hingga menangis, bukan mustahil akibat perbuatan anak tersebut akan menggangu hubungan orang tua masing-masing, sehingga kehidupan lingkungan sekitar tidak harmonis bahkan kacau, kalau tidak diimbangi dengan rasa persatuan dan persaudaraan.
Coba perhatikan dalam sejarah zaman jahiliyah yang suka bermusuh-musuhan dan saling berperang dan di saat datangnya islam, Allah mempersatukan hati mereka pada satu jalan yang lurus. Dengan atas nama islam, orang-orang Jahiliyah menjadi saling bersaudara. ini adalah anugrah dan nikamt dari Allah.
Pengungkapan nikmat ini berarti argumentasi untuk keharusan memelihara persatuan dan menjahui perpecahan berdasarkan atas pengalaman mereka. pentingnya menjaga persatuan dan menjahui perpecahan juga di gambarkan dengan penyelamat umat-nya dari tepijuran api (neraka). Dengan bimbingan wahyu, berupa datangnya islam, Allah menyelamatkan umat-nya dari keterjerumusan neraka (kenistaan ). Api neraka di maksud tidak harus di pahami api neraka di alam akhirat, tapi sebuah simbol siksaan, penderitaan atau kesedihan. Karena itu, api neraka dapat di artikan pula api perpecahan, sebab perpecahan adalah bagian dari permusuhan yang akan membawa kepada keancuran.
Perhatikan kata i'tasimu dari kata 'asama yang berarti menghalangi.
Penggalan ayat ini mengandung perintah untuk berpegang teguh kepada tali Allah yang berfungsi menghalangi seseorang terjatuh. Kata habl yang berarti tali, adalah sesuatu yang digunakan untuk mengikat sesuatu yang lain agar menjadi kuat, sehingga tidak tergelincir dan terjatuh. Tali yang dimaksud oleh ayat ini adalah ajaran agama atau AL-Qur'an. Nabi saw. melukiskan bahwa Al-Qur'an adalah tali Allah yang kokoh.
Kemudian fa allafa baina qulubikum, yakni mengharmoniskan atau mempersatukan hati kam, menunjukkan betapa kuat jalinan kasih sayang dan persatuan mereka, karena yang dihormaniskan Allah bukan hanya langkah-langkah mereka semata, teteapi juga hati mereka. apabila telah menyatu, maka segala beban yang di pikul oleh sesama manusia menjadi ringan.
Kemudian dalam Surah Ali 'Imran ayat105, terdapat sindiran terhadap orang-orang yang mengelompokkan diri dalam kelompok tertentu (primordialisme) dan slalu berselisih. Perselisihan dimaksudkan untuk mementingkan kelompok sendiri dan terbawah oleh keinginan hawa nafsu atau kedengkian antar mereka. Perilaku seperti inilah yang di maksud dalam ayat tersebut, yaitu adanya perselisihan justru sesudah datang penjelasan-penjelasan melalui kitab suci, nabi atau petunjuk akal yang sehat.
Khusus mengenai "setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas", oleh sementara ulama mengaitkannya dengan kata perselisihan, bukan dengan kata kelompok. Berarti perselisihan itu berkaitan dengan prinsip-prinsip ajaran islam. Adapun yang dimaksud dengan berkelompok -kelompok dapat dipahami dalam arti perbedaan dalam kelompok dan organisasi.
Dengan demikian,berkelompok atau berorganisasi tidak dilarang. Yang dilarang adalah berkelompok-kelompok, terus saling berselisih dan bermusuhan. Oleh karena nya, perbedaan yang bukan pada prinsip atau tidak berkaitan dengan tujuan, maka yang demikian itu dapat ditoleramsikan.
Dalam surah Al-Ma'idah ayat 48 Allah berfirman:
Artinya: "Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan satu umat (saja), tetapi Allah hendak memuji kamu terhadap pemberian -nya kepada kamu, maka berlombahlah berbuat kebaikan. "(Q.S. Al-Ma'idah (5):48)
Dalam konteks ini, menarik untuk diingat sabda Rasul saw. yang diriwayatkan oleh iman ahmad, at-Tirmizi, abu Dawud, Ibn Majah dan beberapa ulama hadis lain ingin bersumber dari beberapa sahabat Nabi, seperti Abu Hurairah, Mu'awiyah, Abdullah bin Umar r.a. dan lain-lain. Redaksi dari perawi hadis dimaksud memang berbeda-beda, tetapi semuanya menginpormasikan bahwa umat Nabi Muhammad saw. akan berkelompok-kelompok hingga mencapai lebih dari 70 kelompok dan ada satu kelompok yang terkecuali diantara mereka. Dahulu para ulama memberi perhatian yang besar terhadap pengelompokkan tersebut, sayangnya masing-masing mengklaim bahwa hanya kelompoknya yang benar dan selamat dan selain mereka sesat dan celaka.
0 comments:
Post a Comment