BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Pengertian Hadits dan Pembagian Hadits serta Perbedaannya

PENGERTIAN HADITS
   Dari segala bahasa hadist artinya khabar, berita atau hal yang diberitakan turun temurun. Adapun menurut istilah, hadist adalah:
Artinya:
"Segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad Saw. baik perkataan, perbuatan, taqrir. (persetujuan) ataupun yang sepedannya".
   Kata lain juga dipakai dengan pengerian demikian ialah "sunnah". Arti sunnah menurut bahasa ialah jalan, tabiet, kebiasaan yaitu jalan yang ditempuh atau kebiasaan yang dipakai dan diperintahkan oleh Nabi Muhammad Saw.
   Secara umum ulama tidak membedakan antara pengertian hadits dengan sunnah. Kedua-duanya mengandung pengertian "ucapan atau perbuatan atau taqrir (persetujuan) Nabi Muhammad Saw." Walaupun demikian di kalangan ulama ada juga yang memberikan perbedaan antara hadist dan sunnah. Hadits diartikan sebagai keterangan-keterangan dari Rasulullah Saw. yang sampai pada kita. sedangkan sunnah diartikan pada pernyataan yang berlaku pada masa Rasulullah atau telah menjadi tradisi dalam masyarakat Islam pada masa itu dan menjadi pedoman dalam melakukan ibadah dan muamalah.
  Hadits atau sunnah Rasulullah Saw. adalah sumber hukum islam yang kedua setelah Al-Qur'an. Untuk mengetahui lebih jauh tentang hadits atau sunnah perlu kita mengetahui sejarah pembukuan hadits, yaitu hadits pada masa Rasulullah, pada masa Khulafurrasyidin dan hadist pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz.

MACAM-MACAM HADITS
Hadits atau sunnah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Hadits atau Sunnah Qualiyah

    Hadits Qualiyah yaitu ucapan-ucapan atau sabda Nabi dalam berbagai kesempatan dan keadaan yang berhubungan dengan penerapan hukum atau ketentuan-ketentuan lain dalam islam.
     Contohnya seperti sabda Rasulullah saw:

Artinya:
اْلمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَاْلبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
"Orang mukmin dengan orang mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan, satu sama lain saling menguatkan". (H.R.Muslim)

2. Hadits atau Sunnah Fi'liyah

    Hadits Fi'liyah yaitu perbuatan atau perilaku Nabi untuk memberikan tuntunan atau contoh pelaksanaan ibadah atau urusan-urusan lain dari islam.
  Contoh:
Artinya:
عَنْ جَابِرٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ فَإِذَا اَرَادَ اْلفَرِيْضَةَ نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ اْلفِبْلَةَ
“Dari Jabir berkata, bahwasanya Rasulullah pernah shalat di atas tunggangannya, kemana saja tunggangannya itu menghadap. Apabila beliau hendak (melaksanakan shalat) fardhu, ia turun dan menghadap ke kiblat” (HR. Bukhari-Muslim)

"Nabi Saw (meluruskan) shaf-shaf kami ketika kami akan melakukan shalat. Apabila shaf-shaf kami telah lurus, barulah Nabi Saw. bertakbir".(HR. Muslim)

3. Hadits atau Sunnah Taqririyah

    Hadits Taqririyah yaitu pernyataan/persetujuan Nabi terhadap suatu perbuatan yang dilakukan sahabat atau seseorang dihadapan beliau, atau perbuatan seseorang di tempat lain yang di laporkan kepada beliau, lalu beliau diam. Diamnya Nabi menandakan persetujuan, sebab kalau tidak setuju, maka Nabi akan menolaknya atau melarangnya.
  Contoh:
‏ ‏أَحَرَامٌ الضَبُّ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ ‏ ‏لَا وَلَكِنْ لَمْ يَكُنْ بِأَرْضِ قَوْمِيْ كُلُوْا فَإِنَّهُ حَلَالٌ قَالَ ‏ ‏خَالِدٌ ‏ ‏فَاجْتَرَرْتُهُ فَأَكَلْتُهُ وَرَسُوْلُ اللهِ ‏ ‏صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏يَنْظُرُ إِلَيَّ
“Apakah biawak ini haram? Nabi menjawab: “tidak, hanya saja (binatang ini) tidak ada di daerah kaumku. Makanlah, karena itu halal”. Khalid berkata: “Segera aku memotongnya dan memakannya, sedangkan Rasulullah menyaksikanku”. (HR. Bukhari-Muslim)
 Dihadits lain Rasulullah bersabda
Artinya:
"Kami (para sahabat) melakukan shalat dua rakaat sesudah terbenam matahari (sebelum shalat Maghrib). Rasulullah Saw. melihat apa yang kami lakukan tetapi beliau tidak menyuruh dan tidak pula melarang kami". (HR. Muslim)
 Di samping tiga macam hadits di atas, masih ada lagi yang di sebut hadits Qudsi.
  Hadits Qudsi yaitu sesuatu yang diberitakan Allah kepada Nabi Saw. dengan perantaraan jibril atau dengan jalan ilham, atau mimpi waktu tidur, lalu oleh Rasulullah Saw. diberitakannya pula maksud dari tujuan berita di atas (kepala umatnya) dengan lafal dan ucapan belaiau sendiri, berdasarkan taufiq dari Allah SWT.
  Apabila Rasulullah Saw. meriwayatkan hadits Qudsi, biasanya mengucapkan kata (Allah berfirman)
tetapi firman itu tidak dimasukkan dalam Al-qur'an, begitu juga uslub (susunan kata)nya tidak sama dengan uslub ayat-ayat  Al-Qur'an.
   Contoh:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ اللَّهُ: يَسُبُّ بَنِي بَنُو آدَمَ الدَّهْرَ، وَأَنَا الدَّهْرُ، بِيَدِي اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ
(رواه البخاري (وكذلك مسلم
Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah SAW, “Allah Telah Berfirman,’Anak – anak adam (umat manusia) mengecam waktu; dan aku adalah (Pemilik) Waktu; dalam kekuasaanku malam dan siang’ ”
Artinya:
   "Rasulullah Saw. bersabda: "telah berfirman Allah SWT. "Barangsiapa yang tidak rela akan ketentuan dan takdir-Ku, mak carilah Tuhan selain Aku". (HR. Baihaqi dari Anas)

PERBEDAAN HADITS QAULI, FI'LI DAN QUDSI 

 Kalau diperhatikan dengan cermat apa yang dikemukakan diatas, akan dapat dilihat bahwa hadits Qauli berkaitan dengan perkataan Nabi, hadits Fi'li berkaitan dengan perbuatan Nabi, hadits Taqriri berkaitan dengan persetujuan Nabi, sedang hadits Qudsi berkaitan dengan ucapan Rasulullah yang menyampaikan Firman Allah.
    Adapun dari segi teks, hadits dapat diketahui misalnya untuk hadits Qauli biasanya ada kata "  قَالَ     " seperti :
Lafadz hadits tersebut diatas adalah ucapan nabi saw. Sedangkan hadits Fi'li biasanya ada kata " كان       " seperti :
Ungkapan tersebut menggambarkan keadaan Rasulullah atau apa yang biasa dilakukan oleh
Rasulullah Saw. Adapun hadits taqrir yaitu persetujuan Nabi. Persetujuan Nabi bisa lihat dari sikap Nabi yang tidak memberi komentar.
Sedangkan hadits Qudsi adalah dengan adanya kata :"       
قا ل الله تعالى
" Allah berfirman dan sebagainya,yakni merupakan firman Allah yang diucapkan oleh Rasulullah dengan susunan dan redaksi dari Rasulullah itu sendiri.
Pengertian Hadits dan Pembagian Hadits serta Perbedaannya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment