Tugas-tugas pemimpin
Pada umumnya tugas pemimpin ialah mengusahakan supaya kelompok yang dipimpinnya dapat merealisasi tujuannya dengan sebaik-baiknya dalam kerja sama yang produktif dan dalam keadaan -keadaan bagaimana pun yang dihadapi kelompoknya. oleh kerena anggota-anggota kelompok itu, walaupun mereka mempunyai tujuan sama yang ingin mereka laksanakan secara kerja sama, kerap kali berbeda-beda penglihatannya mengenai keadaaan-keadaan kelompok dan mengenai tugas-tugasnya masing-masing, maka pemimpin harus dapat menginteraksi penglihatan-penglihatan anggota kelompok masing-masing, dan harus dapat memberikan suatu dasar pandangan kelompok yang menyeluruh mengenai situasi di dalam dan di luar kelompok. pandangan tersebut dapat diterimaoleh semua anggota kelompok yang bersangkutan.
Pemimpin, selain itu, tentulah harus dapat mengawasi tingkah laku dan anggota-anggota kelompok berdasarkan patokan bersama yang telah ia rumuskan itu. dan pada akhirnya pemimpin harus dapat menyadari dan merasakan kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, dan cita-cita anggota-anggota kelompoknya, serta mewakilinya ke dalam maupun ke luar kelompoknya. inilah kiranya ketiga tugas utama tiap-tiap pemimpin yang dirumuskan oleh Floyd Ruch sebagai berikut :
1. structuring the situation,
2. controling group-behavior,
3. spokesman of the group.
perumusan itu berasal dari kaum dinamika kelompok yang mengajukan cara-cara group-centered leadership.
Tugas pertama :
Tugas pertama seseorang pemimpin ialah memberikan struktur yang jelas tentang situasi-situasi rumit yang dihadapi oleh kelompok (structuring the situation ).
Dalam pada itu harus dapat ia tafsirkan dan jelaskan situasi yang sulit itu dengan cara yang memuaskan bagi semua anggota kelompoknya. situasi yang sulit ialah situasi yang di dalamnya terdapat hal-hal yang kurang jelas. dalam pekerjaan structuring the situation, pemimpin menandaskan segi-segi tertentu dan melalaikan segi-segi lainnya di dalam situasi itu; ia membedakan yang terpenting dari yang kurang penting, serta ia memusatkan perhatian anggota-anggota kelompok kepada tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh kelompok dalam situasi yang rumit itu, dilihat dari kepentingan keseluruhan kelompok. apabila anggota-anggota menerima interpretasi pemimpinnya mengenai situasi yang sulit itu, ia akan mempunyai suatu frame of reference, suatu karangka pedoman, yang tegas berlaku untuk semua anggotanya, dan yang membantu penglihatan anggota masing-masing terhadap situasi yang sulit itu, serta yang membantunya dalam hal menentukan tindakan-tindakannya yang harus dilaksanakan untuk mengatasi situasi tersebut.
Selanjutnya, apabila terjadi konflik di antara anggota-anggota kelompok pun, dengan demikian dihadapi kesulitan yang berdasarkan penglihatan individual yang berbeda-beda di antara anggota-anggotanya. dalam hal ini pemimpin harus dapat menyelesaikan persoalan konflik tersebut dengan berpegang pada latar belakang frame of reference bersama tadi itu, dalam pada itu harus ia mendahulukan tujuan-tujuan utama kelompok yang telah diterima oleh semua anggotanya. pemimpin harus sensitif, dapat merasakan kebutuhan-kebutuhan kelompok dan dapat menilainya, serta membimbin anggota kelompok satu per satu ke suatu arah yang diinginkan oleh anggota kelompok sebagai keseluruhan. Ia harus berusaha pula supaya anggota-anggota dapat mencapai tujuan-tujuan individual dalam kelompok, dan menggabungkan kepentingan individual tersebut dengan tujuan bersama kelompok. selanjutnya ia harus mengatasi perasaan-perasaan tak aman dalam kelompok yang mungkin timbul apabila kegiatan-kegiatannya di masa depannya belum jelas, dan tugas pemimpin juga mengurangi perasaan tidak aman dengan memberi kepastian-kepastian dalam situasi yang menimbulkan keragu-raguan
Dalam pada itu harus dapat ia tafsirkan dan jelaskan situasi yang sulit itu dengan cara yang memuaskan bagi semua anggota kelompoknya. situasi yang sulit ialah situasi yang di dalamnya terdapat hal-hal yang kurang jelas. dalam pekerjaan structuring the situation, pemimpin menandaskan segi-segi tertentu dan melalaikan segi-segi lainnya di dalam situasi itu; ia membedakan yang terpenting dari yang kurang penting, serta ia memusatkan perhatian anggota-anggota kelompok kepada tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh kelompok dalam situasi yang rumit itu, dilihat dari kepentingan keseluruhan kelompok. apabila anggota-anggota menerima interpretasi pemimpinnya mengenai situasi yang sulit itu, ia akan mempunyai suatu frame of reference, suatu karangka pedoman, yang tegas berlaku untuk semua anggotanya, dan yang membantu penglihatan anggota masing-masing terhadap situasi yang sulit itu, serta yang membantunya dalam hal menentukan tindakan-tindakannya yang harus dilaksanakan untuk mengatasi situasi tersebut.
Selanjutnya, apabila terjadi konflik di antara anggota-anggota kelompok pun, dengan demikian dihadapi kesulitan yang berdasarkan penglihatan individual yang berbeda-beda di antara anggota-anggotanya. dalam hal ini pemimpin harus dapat menyelesaikan persoalan konflik tersebut dengan berpegang pada latar belakang frame of reference bersama tadi itu, dalam pada itu harus ia mendahulukan tujuan-tujuan utama kelompok yang telah diterima oleh semua anggotanya. pemimpin harus sensitif, dapat merasakan kebutuhan-kebutuhan kelompok dan dapat menilainya, serta membimbin anggota kelompok satu per satu ke suatu arah yang diinginkan oleh anggota kelompok sebagai keseluruhan. Ia harus berusaha pula supaya anggota-anggota dapat mencapai tujuan-tujuan individual dalam kelompok, dan menggabungkan kepentingan individual tersebut dengan tujuan bersama kelompok. selanjutnya ia harus mengatasi perasaan-perasaan tak aman dalam kelompok yang mungkin timbul apabila kegiatan-kegiatannya di masa depannya belum jelas, dan tugas pemimpin juga mengurangi perasaan tidak aman dengan memberi kepastian-kepastian dalam situasi yang menimbulkan keragu-raguan
0 comments:
Post a Comment