Zaman
semakin maju , kesadaran manusia terhaadap ilmu kian meningkat, dan besarnya
biaya dalam mencapai suatu pendidikan
seakan tidak dirasaskan oleh kebanyakan masyarakat. Dan dengan kemampuannya
yang maksimal, mereka rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit demi
kepentingan anak-anaknya. Apa dan bagaimanakah pentingnya ilmu itu?. Setiap hari
kita bangun pagi-pagi demi mengejar waktu dan mendapatkan ilmu yang tidak bisa
diperoleh dilingkungan keluarga. Setelah kita pulang kerumah pun kita kembali
membuka pelajaran yang telah diajarkan oleh guru. Itu semua dilakukan agar dapat mengerti dan memahami
ilmu yang baik dan bermamfaat dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Semuanya itu karena kita tidak menginginkan kebodohan yang
menempel dalam diri. Lalu apakah yang dimaksud dengan ilmu ? dan apa pula yang
dimaksud dengan kebodohan ?.
Ilmu
dan kebodohan.
Kata
ilmu berasal dari bahasa arab عــلم
“ yang berate pengetahuan, kepandaian tentang seuatu. Lawan dari kata
ilmu ialah jahl " جــهـل “ yang berarti kebodohan, ketidaktahuan. Seorang
dikatan berilmu apabila memiliki kepandaian atau kemampuan tentang sesuatu , misalnya menggambar. Sebaliknya apabila seseorang
tidak mengetahui tentang sesuatu, dikatakan orang yang tidak tahu dan apabila
ketidak tahuannya sangat banyak maka dia dikatakan orang bodoh.
Setiap
orang mengakui bahwa ilmu sangat pentingdalam hidup ini. Zaman semakin maju
persaingan hidup pun semakin ketat, dan terkadang menimbulkan persaingan yang
tidak sehat. Persoalan hidup yang dihadapi oleh manusia pun semakin banyak dan
sulit. Tanpa bekal ilmu yang memadai, kiranya semakin sulit menghadapi masa
depan. Itulah sebabnya kian lama manusia kian memiliki kesadaran untuk menuntut
ilmu. Biaya yang dikeluarkan untuk mencapai pendidikan sangat mahal. Rasulullah
pun menegaskan akan begitu pentingnya ilmu sebagaimana dalam sabdanya :
“Barang
siapa menginginkan kebahagiaan dunia, wajib baginya mempunyai ilmu. Barang siapa
yang menginginkan kebahagiaan akhirat maka wajib banginya mempunyai ilmu. Dan barang
siapa menginginkan kebahagiaan keduanya, wajib baginya mempunyai ilmu”.
Dalam
hal ilmu, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat golongan yaitu :
Golongan
pertama, adalah mereka yang pandai berilmudan dapat memamfaatkan ilmunya secara
baik untuk agamadan kemanusiaan. Mereka itulah yang diibaratkan seperti lampu
penerang bagi umatnya (pengikutnya)
Golongan
kedua,ialah mereka tergolong pandai (berilmu) namun tidak mau atau tidak mampu
memamfaatkan ilmunya secara baik. Golongan ini diibaratkan seperti pohon yang
tak berbuah. Golongan kedua ini terkadang membahayakan orang lain karena
mungkin sekali ilmu yang dimiliki sering digunakan untuk kepentingan diri
sendiri.
Golongan
ketiga, ialah mereka yang tidak pandai tetap menyadari kekurangan dirinya. Golongan
ini masih baik karena dapat diarahkan kepada menuju yang baik. Apabila bersalah,
dia segera mengakui kesalahannya. Akhirnya, dapat diharapkan mencapai kemajuan,
karena kesediaannya untuk diarahkan orang lain.
Adapun
golongan keempat, ialah mereka yang tidak pandai (bodoh) namun tidak menyadai
kekurangannya. Orang yang demikian susah diarahkan karena dia merasa mampu dan
benar. Nasehat dan pengarahan dari orang lain tidak diperlukan karena dia
merasa cukup dan mampu. Dalam kehidupan sehari-hari, golongan keempat ini
sering mengikuti kehendaknya sendiri, kurang
memperhatikan orang lain akibatnya tdak disukai dalam pergaulan.
0 comments:
Post a Comment