"Aqraba adalah suatu palembahan yang terletak di tepi kota yamamah dan afapun yamamah terletak ditengah jazirah Arab sebelah timur Mekah. Yamamah dan sekitarnya merupakan hunian bani hanifah penduduk di sana sebelum datangnya dakwah islam penyembah berhala, banyak pula yang beragama nasarani.
Ketika Rasulullah meulai menyeru penduduk sekitar Madinah, sudah banyak penduduk di situ yang memenuhi seruan beliau itu. Namun ketika Musailamah murtat dan menyatakan dirinya sebagai Nabi, ia mampu menarik simpati semua penduduk dari berbagai agama dan aliran. Nahrujjal yang pernah belajar Al-Qur'an dan agama islam di Madinah dengan bujukan dan janji-janji Musailamah beralih menjadi juru penerang nabi palsu itu.
Abu Bakar khaliffah pertama sepeninggal rasul, segera bertindak memerangi mereka yang tidak mau insyaf. Sesudah batas waktu untuk bertaubat terlampaui, dikirimlah pasukan muslim untuk memerangi mereka.
Perang menumpas nabi palsu, Musailamah dengan pendukung yang sangat kompak terbagi menjadi tiga tahap yakni ;
Tahap pertama, perang diluar kota Yamamah. Pasukan muslim dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal, kemudian dibantu oleh pasukan Syurahbil bin Hasanah kedua-duanya terpukul mundur.
Tahap kedua, perang di 'aqraba di lembah tepi kota yamamahpasukan muslim dipimpin oleh Khaliq bin Walid dengan membawa pasukan yang besar terdiri dari kaum muhajirin dan kaum anshar termasuk di dalamnya mereka yang pernah terlibat peran pada masa hayat Rasulullah dan para Ahlul Qurra'.
Tahap ketiga, peran di benteng kebun rahman, sesudah pasukan Musailamah menderita banyak korban di 'aqraba, kemudian mundur dan masuk ke benteng tadi.
Walaupun peperangan tahap pertama korban di pihak musailamah tidak kecil, dan pada perang ketigalah Musailamah terbunuh oleh Wahsy yang dulu sebelum masuk Islam membinih hamzah pada perang Uhud dan dengan itu seluruh pasukan mereka menyerah, namun Perang Aqraba dinilai yang terpenting dan penentu kemenangan bagi pasukan muslim. Inilah sedikit gambaran perang 'Aqraba.
Kehadiran pasukan Khalid bin Walid sudah diketahui lebih dahulu oleh Musailamah. Kini mereka memusatkan seluruh pasukannya yang berjumlah lebih dari 40.000 orang disertai pula istri dan anak-anak mereka di lembah 'aqraba. Istri dan anak-anak dari pasukan itu dijadikan alat pembangkit semangat perang pasukan musailamah, mereka memompakan semangat, menang atau mati, dari pada membiarkan istri dan anak mereka menjadi budak.
Berkecamuklah perang membela akidah masing-masing, inilah perang terbesar sepanjang sejarah didataran jazirah arab.
Dari segi kekuatan fisik, walau mereka sedikit lebih baik, namun masih dapat dikatakan seimbang. Dalam posisi demikian, ketenangan dan kecerdasan berkat hidayah dari Allah, dan keberuntungannya berkat pertolonganNya yang memastikan kemenangan. Berani dilawan dengan berani, kuat dan terampil dilawan dengan kuat dan keterampilan perang, berkecamuklah perang dengan dahsyatnya. Maka hidayah dan pertolongan Tuhan jualah yang membuat pasukan Musailamah mundur dari 'Aqraba dengan meninggalkan korban yang sangat besar dan hilangnya kepercayaan mereka terhadap pemimpin mereka. Mereka lari dan bersembunyi di benteng Kebun Rahman dengan penuh rasa takut
0 comments:
Post a Comment