BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Asababun-Nuzul Surah Al-Muddatstsir Yang Bersumber Dari Beberapa Perawi Hadits

Asababun-Nuzul Surah Al-Muddatstsir Yang Bersumber Dari Beberapa Perawi Hadits
" Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah." (Al-Muddatstsir: 1-7)

     Dalam ash-Shahihain dan sirah nabawiyah diceritakan bahwa dalam masa fatrah wahyu, Rasulullah berada dalam kebimbangan dan bertanya-tanya tentang peristiwa dahsyat yang dialaminya di Gua Hira'. Beliau sendiri masih sering mendatangi gua tersebut dan melanjutkan kebiasaan tahannuts-nya. Hingga, suatu saat, beliau berjalan di suatu tanah kosong di depan gua tersebut, dan sebuah suara memanggilnya. Beliau menengok ke kiri, mencari-cari siapa pemilik suara itu, namun tidak ada siapa pun. Beliau menengok ke kanan, dan kembali tidak ada siapapun yang terlihat disana. Suara yang memanggil nama beliau bergema kembali, dan kali ini beliau menengadahkan wajahnya ke langit. Seketika itu juga beliau jatuh berlutut, sangat terkejut, sehingga tubuhnya sampai ambruk ke tanah. Di lihatnya malaikat yang pernah mendatanginya di Gua Hira' tengah duduk di kursi, di antara langit dan bumi. Dalam ketakutan yang sangat beliau bergegas kembali ke rumah. Badan beliau menggigil, panas dingin, seperti lazimnya seseorang yang menyaksikan sebuah peristiwa dahsyat yang mengguncang jiwa. Beliau meminta diselimuti dan disiram dengan air dingin. Saat itulah Allah mewahyukan, "ya ayyuhal muddatstsir …",

Imam Thobroni mengetengahkan sebuah hadis dgn sanad yg lemah melalui Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Walid bin Mughiroh mengundang orang2 Quraisy untuk makan bersama di rumahnya. Setelah mereka selesai makan, Walid berkata, "Bagaimana menurut pendapat kalian tentang lelaki itu (yakni Muhammad)?" Sebagian di antara mereka ada yang mengatakan, "Dia adalah tukang sihir." Sebagian lainnya mengatakan, "Dia bukan tukang sihir." Sebagian lagi di antara mereka ada yg mengatakan, "Dia adalah tukang tenung." Sebagian yang lain lagi mengatakan, "Dia bukan tukang tenung." Sebagian di antara mereka ada pula yg mengatakan, "Dia adalah penyair." Sebagian yang lainnya lagi mengatakan, "Dia bukan penyair." Sebagian yang lainnya lagi ada yg mengatakan, "Alquran yang dikatakannya itu adalah sihir yang ia pelajari sebelumnya." Akhirnya berita tersebut sampai kepada Nabi saw. maka Nabi saw. menjadi sedih karenanya, lalu ia menyelimuti seluruh tubuhnya. Pada saat itulah Allah menurunkan firman-Nya, "Hai orang yg berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan!" (Q.S. Al Muddatstsir, 1-2) sampai dengan firman-Nya, "Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah!." (Q.S. Al Muddatstsir, 7)

"Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah" (QS. 74:7)

Imam Hakim di dalam Kitab Sahih mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abbas r.a. bahwasanya pd suatu hari Walid bin Mughirah datang kpd Nabi saw., lalu Nabi saw. membacakan kepadanya Al-Qur'an. Seolah-olah Walid luluh hatinya mendengar bacaan itu. Hal ini terdengar oleh Abu Jahal, maka dgn segera Abu Jahal mendatangi Walid dan langsung berkata kepadanya: "Hai paman! Sesungguhnya kaummu bermaksud menghimpun harta atau dana untuk kamu berikan kepada Muhammad dan sesungguhnya kamu telah mendatangi Muhammad untuk menawarkannya." Walid menjawab, "Sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mengetahui, bahwa aku adalah orang yg paling banyak hartanya di antara mereka." Abu Jahal berkata, "Kalau begitu, katakanlah sehubungan dgn Muhammad ini, suatu perkataan yang sampai kepada kaummu, bahwasanya kamu benar-benar ingkar kepadanya dan bahwa kamu benci kepadanya." Walid menjawab: "Apakah yang harus kukatakan, demi Allah tiada seorang pun di antara kalian yang lebih mengetahui tentang syair selain aku dan tidak pula tentang rojaz dan tidak pula tentang qoshidah selain dari aku dan tidak pula tentang syair-syair jin. Demi Allah apa yang telah dikatakannya itu tiada sedikit pun kemiripannya dengan hal-hal  tsb. Demi Allah! Sesungguhnya di dalam perkataannya itu benar-benar terkandung keindahan yang memukau dan sesungguhnya apa yg dia katakan itu bercahaya pada bagian atas dan bagian bawahnya sangat cemerlang. Sesungguhnya apa yang dia katakan itu (yakni Al-Qur'an) benar-benar tinggi dan tiada sesuatu pun yang lebih tinggi dari padanya. Sesungguhnya apa yang dia katakan itu benar-benar dapat menghancurkan apa yang ada di bawahnya." Abu Jahal mengatakan: "Kaummu pasti tidak akan senang kepadamu sebelum kamu mengatakan hal-hal yang dibuat-buat mengenai dia." Walid berkata: "Kalau begitu, biarlah aku berpikir barang sejenak." Setelah ia berpikir lalu berkata, "Ya, Alquran ini adalah sihir yg ia pelajari dari orang lain". Maka turunlah ayat ini, yaitu firman-Nya
 ذَرۡنِي وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيدٗا
 "Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yg Aku telah menciptakannya sendirian." (Q.S. Al Muddatstsir, 11)

Sanad hadis ini berpredikat sahih sesuai dengan syarat Imam Bukhari, artinya disebutkan di dalam kitab sahihnya. Imam Ibnu Jarir dan Imam Ibnu Abu Hatim, keduanya mengetengahkan pula hadis yang serupa, hanya hadis yang diriwayatkannya ini melalui jalur-jalur periwayatan yang lain.

Diriwayatkan oleh asy-Syaikhoon (al-Bukhori dan Muslim) yang bersumber dari Jabir bahwa Rasulullah saw bersabda: “Ketika aku telah selesai uzlah-selama sebulan di gua Hira-, aku turun ke lembah. Sesampainya ke tengah lembah, ada yang memanggilku, tetapi aku tidak melihat seorangpun di sana. Aku menengadahkan kepala ke langit. Tiba-tiba aku melihat malaikat yang pernah mendatangiku di Gua Hira. Aku cepat-cepat pulang dan berkata (kepada orang rumah): “Selimuti aku ! Selimuti aku !” Maka turunlah ayat ini (Al-Muddatstsir: 1-2) sebagai perintah untuk menyingsingkan selimut dan berdakwah.



ذَرۡنِي وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيدٗا
"Biarkanlah aku bertindak terhadap orang yang aku telah menciptakannya sendirian"
(Q.S  Al-Muddatstsir: 11)
Ayat ini dan beberapa ayat berikutnya diturunkan mengenai seorang kafir Mekah, pemimpin Quraisy bernama Al Walid bin Mughirah.
Diriwayatkan oleh al-Hakim dan disahihkannya, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Sanad hadits ini sahih menurut syarat al-Bukhari. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim bahwa al-Walid bin al-Mughirah datang kepada Nabi saw. Kemudian beliau membaca al-Qur’an kepadanya sehingga ia pun tertarik. Kejadian ini sampai kepada Abu Jahl,sehingga ia sengaja datang kepada al-Walid sambil berkataa: “Hai Paman ! Sesungguhnya kaummu akan mengumpulkan harta untuk diberikan kepadamu dengan maksud agar engkau mengganggu Huhammad.” Al-Walid berkata: “Bukankah kaum Quraisy telah mengetahui bahwa aku yang paling kaya di antara mereka ?”
Selanjutnya Abu Jahl berkata: “Kalau demikian ucapkanlah sebuah perkataan yang menunjukkan bahwa engkau ingkar dan benci kepadanya (Muhammad).” Al-Walid berkata: “Apa yang harus aku katakan ? Demi Allah tidak ada seorangpun di antara kalian yang lebih tinggi syairnya, sajaknya, ataupun kasidahnya daripada gubahanku, bahkan syair-syair jin pun tidak ada yang mengungguli aku. Demi Allah, sepanjang yang aku ketahui, tidak ada yang menyerupai ucapan Muhammad sedikitpun. Demi Allah, ucapannya manis, bagus, indah,gemilang dan cemerlang. Ucapannya tinggi, tak ada yang lebih tinggi daripadanya.” Abu Jahl berkata: “Kaummu tidak akan senang sebelum engkau menunjukkan kebencianmu kepada Muhammad.” Al-Walid berkata: “Baiklah aku akan berfikir dahulu.” Setelah berfikir diapun berkata: “Benar, ucapan Muhammad itu hanyalah sihir yang berkesan, yang memberi bekas kepada yang lainnya.” Maka turunlah ayat ini (Al-Muddatstsir: 11) sebagai ancaman kepada orang-orang yang mendustakan beliau.


عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ
" Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga" (Q.S.Al-Muddatstsir ayat 30)




وَمَا جَعَلۡنَآ أَصۡحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةٗۖ وَمَا جَعَلۡنَا عِدَّتَهُمۡ إِلَّا فِتۡنَةٗ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيَسۡتَيۡقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَيَزۡدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِيمَٰنٗا وَلَا يَرۡتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ وَٱلۡكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۚ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡبَشَرِ
" Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat: dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Al kitab dan orng-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan): “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia". (Q.S.Al-Muddatstsir: 30-31)

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan al-Baihaqi di dalam kitab al-Ba’ts, yang bersumber dari al-Barra’ bahwa segolongan kaum yahudi bertanya kepada seorang sahabat Nabi saw tentang penjaga neraka. Shahabat itupun bertanya kepada Rasulullah saw. Maka turunlah ayat ini Surah Al-Muddatstsir: 30. Seketika itu juga, yang menegaskan bahwa penjaganya ada Sembilan belas malaikat.
Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim yang bersumber dari Ibnu Ishaq, diriwayatkan pula oleh Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah bahwa suatuhari Abu Jahl berkata: “Wahai golongan Quraisy. Muhammad mengatakan bahwa tentara Allah yang akan menyiksa kalian di neraka berjumlah Sembilan belas, padahal kalian jauh lebih banyak jumlahnya. Apakah seratus orang dari kalian tidak mampu mengalahkan satu dari mereka ?” Maka turunlah ayat ini (Al-Muddatstsir: 31), yang menegaskan bahwa penjaga neraka itu bukanlah manusia, tetapi malaikat, sedang jumlah nya hanya sebagai ujian atas keimanan mereka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari as-Suddi bahwa setelah turun ayat, ‘alaihaa tis’ata ‘asyar (di atasnya ada Sembilan belas (malaikat penjaga) (Al-Muddatstsir: 30), seorang Quraisy yang bernama Abu Asad berkata: “Wahai kaum Quraisy. Janganlah kalian takut kepada yang Sembilan belas itu. Aku sendiri akan melawan sepuluh dari pundakku yang kanan dan Sembilan dengan pundakku yang kiri.” Maka turunlah ayat selanjutnya (Al-Muddatstsir: 31) yang menegaskan bahwa penjaga neraka itu adalah malaikat.



بَلۡ يُرِيدُ كُلُّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُمۡ أَن يُؤۡتَىٰ صُحُفٗا مُّنَشَّرَةٗ
"Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka".


كَلَّاۖ بَل لَّا يَخَافُونَ ٱلۡأٓخِرَةَ
"Sekali-kali tidak. sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat.
(Q.S Al-Muddatstsir ayat 52-53)
Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir yang bersumber dari as-Suddi bahwa kaum Quraisy berkata: “Sekiranya Muhammad itu seorang yang jujur, cobalah ia membuat surat jaminan bagi setiap orang, yang menerangkan bahwa mereka bebas dan selamat dari neraka.” Maka turunlah ayat ini (Al-Muddatstsir: 52-53) berkenaan dengan peristiwa tersebut.

Asababun-Nuzul Surah Al-Muddatstsir Yang Bersumber Dari Beberapa Perawi Hadits Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment