BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Penjelasan Para Ahli Tafsir Tentang Sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah

Arrahman dan Ar-Rahim adalah dua nama yang amat dominan, karena kedua nama inilah  yang ditempatkan menyusul penyebutan nama Allah. Ini pula agaknya,yang menjadi sebab sehingga Nabi Saw melukiskan setiap pekerjaan yang tidakdimulai dengan Bismillahirrahmanir Rahim adalah buntung, hilang berkatnya, Basmalah yang diperintahkan itu mengandung dalam kalimatnya kedua nama tersebut, dan dengan susunan penyebutan sifat Allah seperti dikemukakan di atas.

Di dalam Alqur'an kata Ar-Rahman terulang sebanyak 57 kali, sedangkan Ar-Rahim sebanyak 95 kali. Banyak ulama berpendapat bahwa kara Ar-Rahman dan Ar-Rahim keduanya terambil dari akar kata yang sama, yakni rahmat, tetapi ada juga  yang berpendapat bahwa kata Ar-Rahman tidak berakar kata, dan karena itu pula-lanjut mereka orang-orang musyrik tidak mengenal siapa Ar-Rahman. Ini terbukti dengan mebaca firman-Nya, "Apabila diperintahkan kepada mereka sujudlah kepada Ar-Rahman, mereka berkata/bertanya : Siapakah Ar-Rahman itu? Apakah kami bersujud kepada sesuatu yang engkau perintahkan kepada kami? Perintaha itu menambah mereka enggan/menjauhkan diri dari keimannan" (Q.s.Al-Furqan 25:60)

Demikian juga ketika terjadi perjanjian Alhudaibiyah, Nabi Saw memerintahkan menulis Basmalah, tetapi pemimpin delegasi musyrik Mekkah-Suhail bin 'Amer-menolak kalimat tersebut dengan alasan, "kami tidak mengetahui Bissmillahirahmanirrahim, tetapi tulislah BismikaAllahumma (Dengan nama-Mu Ya Allah)".
Demikian juga ketika orang-orang musyrik Mekkah mendengar kaum muslimin mengucapkan Basmalah dimana  terdapat kata Ar-Rahman-, mereka berkata,  "kami tidak mengenal Ar-Rahman kecuali Muslimah", yakni seorang yang mengaku nabi pada masa Rasul Saw dan menamakan dirinya Ar-Rahman."
Alqur'an melukiskan sikap kaum musyrikin dan penjelasan Allah tentang Ar-Rahman bahwa, "Demikianlah kami telah mengutus engkau kepada suatu ummat yang telah mendahului mereka ummat-ummat(lainnya) supaya engkau membacakan kepada mereka yang kami wahyukan kepadamu (Alqur'an) padahal mereka ingkar kepada Ar-Rahman. Katakanlah 'Dia Tuhanku, tidak ada Tuhan kecuali Dia, hanya kepdanya-Nya aku berserah diri dan hanya kepada-Nya tempat kembali (Q.s. Ar-Ra'ed 13:30)
Itulah sebagian alasan  mereka berpendapat bahwa Ar-Rahman tidak memiliki akar kata. Sementara ulama menganut paham ini, melanjutkan bahwa kata Ar-Rahman pada hakikatnya terambil dari bahasa Ibrani dan karena itu kata tersebut dalam basmalah dan dalam surah alfatihah disusul dengan kata Ar-Rahman untuk memperjelas maknanya.

Banyak ulama berpendapat bahwa baik Ar-Rahman maupun Ar-Rahim keduanya terambil dari kata"rahmat",dengan alasan bahwa "timbangan", kata tersebut dikenal dalam bahasa Arab Rahman setimbang dengan fa'lan dan rahim dengan fa'il. Timbangan fa'lan biasanya menunjukkan kepada kesempurnaan atau kesementaraan. Sedangkan timbangan "Fa'il" menunjuk kepada kesinambungan dan kemantapan.

Itu salah satu sebab, sehingga tidak ada bentuk jamak dari bentuk kata rahman, karena kesempurnaannya itu. Dan tidak ada juga yang wajar dinamai Rahman kecuali Allah SWT. Berbeda dengan kata Rahim, yang dapat dijamak dengan Ruhama', sebagaimana ia dapat menjadi sifat Allah dan juga sifat makhluk. Dalam Alqur'an kata "rahim" digunakan untuk menunjuk sifat rasul Muhammad Saw yang menaruh belas kasih yang amat dalam terhadap ummatnya, sebagaimanapun bunyi Firman Allah:
"Sesungguhnya telah datang kepada kamu seseorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat mengingkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyanyang terhadap orang-orang mu'min". (Q.s. At-Taubah 9 : 128)

Allah SWT dinamai juga dengan "Arhamurrahimin ", Yang paling Pengasih di antara seluruh yang Rahim/Pengasih, bahkan oleh Alqur'an Dia disifati pula sebagai "Khairur Rahimin", sebaik-baik Pengasih (Q.s. Al-Mukminun 2 : 118).

Ar-Rahman, seperti dikemukakan di atas-tidak dapat disandang kecuali Allah SWT. Karena itu pula ditemukan dalam ayat Alqur'an yang mengajak manusia menyembah-Nya dengan menggunakan kata Ar-Rahman -sebagai ganti kata Allah atau menyebut kedua kata tersebut sejajar dan bersamaan. Petrhatikan Firman-firman -Nya berikut:
"Katakanlah; Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaul husna nama-nama yang terbaik" (Q.s. Al-Isra' 17 :110).
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul kami yang telah Kami utus sebelum kamu, "Adakah kamimennetukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Ar-Rahman (Allah Yang Maha Pemurah)?" (Q.s. Az-Zukhruf 43 : 45).

Kita semua mengetahui bahwa yang berhak disembah hanyalah Allah, dan bahwa lafaz Allah hanya khusus tertuju kepada Tuhan yang berhak disembah dan Maha Esa itu. Tetapi kedua ayat diatas menggunakan kat Ar-Rahman untuk yang berhak disembah serta mempersamakannya dengan lafaz Allah. Semua itu menunjukkan bahwa kata Ar-Rahman hanya khusus digunakan untuk Tuhan Yang Maha Es, tidak untuk selain-Nya.

 Dalam salah satu hadist qudsi dinyatakan bahwa Allah berfirman:
"Aku adalah Ar-Rahman, aku menciptakan rahim, kuambilkan untuknya nama yang berakar dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya (silaturrahim) akan ku-sambung (rahmat-Ku) untuknya dan siapa yang memutuskannya Kuputuskan (rahmat-Ku baginya). (H.r. Abudaud dan Attirmizi melalui Abdurrahman  bin 'Auf)

Menurutn pakar bahasa Ibnu Faris (w. 395 H) semua kata yang terdiri dari huruf-huruf Ra' Ha' dan Mim, mengandung makna "Kelemahlembutan, kasih sayang dan kehalusan". Hubungan silaturahim adalah hubungan kasih sayang. Rahim, adalah peranakan/kandungan yang melahirkan kasih sayang . Kerabat juga dinamai rahim, karena kasih sayang yang terjalin antara anggota-anggotanya.
Rahmat lahir dan nampak dipermukaan bila ada setiap yang dirahmati pastilah sesuatu yang batu, karena itu yang butuh tidak dapat dinamai rahim. D isisi lain siapa yang bermaksud memenuhi kebutuhan pihak lain tetapi secara faktual dan tidak melaksanakannya, maka ia juga tidak dapat dinamai Rahim. Bila itu terlaksana karena karena ketidakmampuannya, makaboleh jadi dia dinamai rahim, ditinjau dari segi kelemah-lembutan, kasih sayang dan kehalusan yang mneyentuh hatinya. Tetapi yang demikian ini adalah yang tidak sempurna.
Rahmat yang menghiasi diri seseorang, tidak luput dari rasa pedih yang dialami oleh jiwa pemiliknya. Rasa itulah yang mendorongnya untuk mencurahkan rahmat kepada yang dirahmati. Rahmat dalam pengertian demikian adalah rahmat makhluk, Al-Khaliq (Allah) tidak demikian.  Al-Al-Ghazali-mengatakan bahwa
"jangan anda duga bahwa hal ini mengurangi makna rahmat Tuhan, bahkan di sanalah kesempurnaan rahmat yang tidak berkurang karena kesempurnaan rahmat yang tidak  diberengi oleh rasa pedih-sebgaimana rahmat Allah-tidak berkurang karena kesempurnaan rahmat yang ada di dalam, ditentukan oleh kesempuraan buah/hasil rahmat itu saat dianugerahkan kepada yang dirahmati, yang bersangkutan ini tidak merasakan sedikitpun apa yang dialamai oleh yang memberinya rahmat. Kepedihan yang dialami oleh yang memberinya rahmat. Kepedihan yang dialami oleh simpeberi merupaka kelemahan makhluk".

 Adapun yangmenunjukkan kesempurnaan rahmat Ilahi walaupun Yang Maha Pengasih itu tidak merasakan kepedihan, maka menurut Imam Al-Ghazali adalah karena makhluk yang mencurahkan rahmat saat merasakan kepedihan itu, hampir-hampir saja dapat dikatakkan bahwa saat ia mecurahkannya-ia sedang berupaya untuk menghilangkan rasa pedih itu dari dirinya, dan ini berarti bahwa pembirannya tidak luput dari kepentingan dirinya. Hal ini mengurangi kesempurnaan maka rahmat, yag seharusnya tidak disertai dengan kepentingan diri, tidak pula untuk menghilangkan rasa pedih tetapi semata-mata demi kepentingan yang dirahmati.

Demikianlah rahmat Allah SWT. Pemilik rahmat yang sempurna yang menghendaki dan melimpahkan kebajikan bagi yang butuh serta memlihara mereka. Sedang Pemilik rahmat yang menyeluruh adalah yag mencurahkan rahmat kepada yang wajar maupun yang tidak wajar menerimanya.

Rahmat Allah bersifat sempurna karena setiap Dia menghendaki tercurahnya rahmat, seketika itu juga rahmat tercurah. Rahmat-Nyapun bersifat menyeluruh karena ia mencakup yang berhak maupun yang tidak berhak serta mencakup pula aneka macam rahmat yang tidak dapat dihitung atau dinilai.

Kata rahmat dapat dipahami sebagai sifat zat dan karena itu rahman dan rahim merupakan sifat zat Allah SWT dan dapat juga dipahami dalam arti sesuatu yang dicurahkan . Bila demikian rahmat menjadi sifat perbuatan-Nya.

Ketika anda berdoa seperti yang diajarkan Alqur' an surah Ali-Imran     3 : 8; "Wa Hab lana a Min Ladunka rahmatan," anugerahkanlah bagi kami dari sisi-Mu rahmat; maka kata rahmat di sini merupakan sesuatu yang dicurahkan Allah, bukan merupakan sifat zat-Nya, karena sifat zat tidak dapat dianugerahkan.

Imam Al-Gazali dalam bukunya "Al-Maqshad Al-'Ala'". Menjelaskan bahwa kata Rahman merupakan kata khusus yang menunjuk kepada Allah. Sedangkan kata Rahim bisa disandang oleh Allah dan selainNya. Makaberdasar perbedaan itu, Hujjatul Islam ini berpendapat bahwa Rahmat yang dikandung oleh kata Ar-Rahman seyogyanya merupakan rahmat yang khusus yang tidak dapat diberikan oleh makhluk yakni yang berkaitan dengan kebahagiaan ukhrawi. Sehingga Ar-rahman adalah Tuhan Yang Maha Esa kasih kepada hamba-hambaNya melalui beberapa tahapan proses ; Pertama, dengan penciptaan, kedua dengan petunjuk hidayah meraih iman dan sebab-sebab kebahagiaan, ketiga dengan kebahagiaan ukhrawi yang di nikmati kelak, serta ke empat adalah kenikmatan memandang wajahNya (di hari kemudian).

Pendapat Imam Al-Gazali tersebut di atas, tidak memuaskan, karena dengan demikian, makhluk-makhluk lain yang tidak dibebani taklif, atau katakanlah tumbuh-tumbuhan dan binatang sama sekali tidak tersentuh oleh rahmat-Nya yang dikandung oleh kata Rahman. Bukankah makhluk-makhluk itu tidak akan meraih surga, apalagi memandang wajah Allah kelak?
Penjelasan Para Ahli Tafsir Tentang Sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim Allah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment