BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Pengertian Namimah, Dalilnya, Sebab-Sebabnya, Contohnya dan Akibatnya serta Cara Menghidari

Islam adalah agama yang damai dan membawa kedamaian serta memperbaiki kehidupan di muka bumi ini. Oleh karenanya dalam hubungan dengan manusia maka Islam melarang keras terjadinya perpecahan dan menganjurkan untuk saling menghargai dan saling menyayangi kepada sesama.
Sahat....perlu disadari bahwa salah satu keadilan Allah adalah diciptakannya manusia dengan berbeda karakter, ada yang diberi naluri yang memang sifatnya penyayang, bahkan ada yang punya sifat yang suka mencelakakan orang lain dengan berbagai macam cara, yang mungkin karena mereka dendam atau ada kepentingan terhadap golongan sehingga tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya mereka tak segan-segan melakukan perbuatan tersebut, Salah satu sifat yang sangat dilarang oleh agama Islam adalah sifat namimah. Inilah yang akan kita bahasa tentang apa itu namimah, mengapa timbul sifat namimah, serta bahaya yang ditimbulkan dari sifat namimah tersebut.

Apa itu Namimah?

Salah satu defenisi damimah dari sekian banyak pengertiannya dari namimah adalah. Menurut bahasa kata namimah itu berasal dari bahasa Arab yang berarti "Adu Domba". Sedangkan menurut istilah bahwa namimah adalah mengadukan suatu perkataan atau menyampaikan sesuatu kepada orang lain yang tidak disenangi. Perkataan tersebut yang diadukan, adakalanya dengan bentuk cerita, tulisan, isyarat atau dengan sindiran.
Dari defenisi tersebut, maka dapatlah diketahui bahwa namimah adalah suatu prilaku mengadu domba atau menyebarkan fitnah kepada  ornag lain dengan tujuan agar diantara mereka saling bermusuhan.
Prilaku namimah merupakan suatu dosa karena dapat menyebabkan suatu perpecahan atau permusuhan kedua belah pihak, dan lebih lanjut dapat menyebabkan konflik perkelahian, tauran yang menyebabkan terjadinya pertumpahan darah dan terjadinya suatu kematian yang tidak diinginkan.

Dalil-dalil Tentang Larangan Perilaku Namimah

1.Dalil Al-Qur'an
Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman:
هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيم
“Yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.” (Al-Qalam: 11)
Maksud dari ayat tersebut di atas bahwa orang-orang yang sering menghamburkan kebencian dan fitnah adalah orang yang mepunyai hati yang busuk dan sifat iri dalam hati.
Dan Allah berfirman:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيد
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaaf: 18).
Harus disadari bahwasanya tidak ada ucapan atau kata-kata yang keluar dari mulut seseorang kecuali dia harus pertanggung jawabkan, karena ada dua malaikat yang selalu hadir disamping kiri kananya mencatat apa yang dia lontarkan, terlebih lagi jika mereka menyebarkan suatu kebencian.
Juga Allah berfirman:
وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (Al-Humazah: 1). 
Yang dimaksud di sini adalah nammam (yang melakukan adu domba).

Dalam surah Al-lahab ayat 4 juga Allah menjelaskan tentang perilaku orang yang menyebarkan fitah dengan gambaran sebagai pembawa kayu bakar yang menyebarkan api, sebagaimana halnya orang yang mengadu domba adalah gangguan yang ditujukan untuk merusak hubungan kepada sesama manusia
Allah berfiman:
وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ
“Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar” (Al-Lahab: 4). 
    Di ayat lain Allah berfirman :


وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” (Al-Ahzab: 58).
2. Dalil Hadits
Ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang hukum namimah di antaranya :

Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ. (متفق عليه)
“Tidak masuk Surga orang yang suka mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaihi).
Dalam hadits di atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan bahwa orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk Surga, jika ia tidak masuk Surga maka tidak ada tempat baginya di akhirat kecuali di Neraka, sebab di akhirat kelak hanya ada Surga dan Neraka, maka jika ditetapkan bahwa ia tidak masuk Surga berarti tempatnya adalah Neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِشَرَارِكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى، قَالَ: الْمَشَّاؤُوْنَ بِالنَّمِيْمَةِ، الْمُفْسِدُوْنَ بَيْنَ اْلأَحِبَّةِ، الْبَاغُوْنَ لِلْبَرَّاءِ الْعَيْبَ.
“Maukah aku beritakan kepada kalian tentang orang-orang yang jahat di antara kalian?” Para sahabat menjawab: “Tentu”. Beliau bersabda: “(Yaitu) orang-orang yang ke sana dan ke mari menghamburkan fitnah, orang-orang yang merusak hubungan antar orang yang berkasih sayang, dan orang-orang yang mencari aib pada diri orang-orang yang baik.”
Mari kita renungkan sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam yang berbunyi:

مَنْ أَشَاعَ عَلَى مُسْلِمٍ كَلِمَةً يُشِيْنُهُ بِهَا بِغَيْرِ حَقٍّ، شَانَهُ اللهُ بِهَا فِي النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Barangsiapa menyiarkan berita buruk seorang Muslim untuk memburukkannya dengan berita itu secara tidak haq, maka dengan itu Allah akan memburukkannya di dalam api Neraka pada hari Kiamat.”
Adapun ganjaran yang harus ia terima sebelum dikumpulkan di padang mahsyar di hari Kiamat ia akan menerima siksaan di alam kubur. 
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berjalan melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda:

إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ، بَلَى إِنَّهُ كَبِيْرٌ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ يَمْشِيْ بِالنَّمِيْمَةِ وَأَمَّا اْلآخَرُ فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ.
“Sesungguhnya kedua penghuni kubur itu sedang disiksa, keduanya tidak disiksa karena dosa besar, namun sesungguhnya itu adalah dosa besar, salah satu di antara keduanya disiksa karena ia berjalan kesana dan kemari untuk menebar fitnah, sedangkan yang kedua disiksa karena tidak sempurna bersuci saat buang air kecil”.
Para ulama berkata tentang makna: “Keduanya tidak disiksa karena dosa besar”, maksudnya adalah: bahwa kedua penghuni kubur itu tidak menyangka bahwa perbuatannya itu termasuk yang berdosa besar.
Disebutkan pula bahwa sepertiga dari siksaan di dalam kubur adalah karena perbuatan adu domba.
Allah Subhaanahu Wata’aala telah mengharamkan perbuatan menyebarkan fitnah (mengadu domba) karena dapat menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara manusia, tidak ada kelonggaran dalam ini, lain halnya berbohong yang mana dalam hal ini Allah telah memberikan keringanan jika itu dapat mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan di antara manusia, 

Sebab-sebab Timbulnya Sifat Namimah

Dari uraian pengertian dan dalil-dalil yang menyebutkan tentang namimah, maka ada beberapa sebab sehingga timbulnya sifat namimah diantaranya 
  • Adanya perasaan tidak senang kepada orang di bicarakan atau yang diceritakan 
  • Timbulnya dalam hati sifat dengki dan iri hati kepada orang lain karena tidak senang melihat orang lain mendapat kesuksesan atau kebahagiaan
  • Mencari-cari muka kepada orang agar dirinya bisa mendapat simpati dari orang lain
  • Gemar bicara berlebihan, omong kosong, dan benbicara tentang hal-hal yang tidak benar dan disebarkan kepada orang lain

Contoh Perilaku Namimah


Namimah adalah mengadukan perkataan seseorang kepada orang lain yang akhirnya membawa malapetaka atau keributan kedua belah pihak, sedangkan berita atau perkataan yang diadukan itu yang biasanya rahasia orang, sehingga dengan menebarkan rahasia tersebut membuar orang merasa malu. Umpamanya : "Si A membicarakan sesuatu kepada Si B yang pembicaraan tersebut tidak bisa diketahui oleh orang lain, karena si A dan Si B sahabat yang akrab, Namun ketika si B punya kepentingan kepada orang lain atau musuh dari Si A, maka apa yang menjadi rahasia mereka bahkan tidak sungkan-sungkan menambah cerita sehingga orang lain dapat mempercayainya, akhirnya si B yang punya rasa benci dan dendam akhirnya dia menebarkan cerita dari rahasia sahabatnya, kepada lawan atau musuh dari Si.A, akhirnya timbul pertikaian, bahkan tidak jarang timbul perkelahian yang mengakibatkan pertumpahan darah.
Oleh karenanya orang yang gemar bersifat namimah adalah orang yang mempunyai maksud yang tidak baik kepada orang yang diadu, menjadi provokator, menfitnah, sehingga pada akhirnya menjadi orang munafik.

Akibat Perilaku Namimah

  • Namimah merupakan suatu perbuatan yang tercelah yang dosanya sangat besar dan sangat dibenci oleh Allah
  • Namimah adalah suatu sifat yang digolongkan sebagai orang munafiq, karena mereka bermuka dua. karen menfitnah itu lebih kejam dari pada pembunuhan
  • Salah satu akibat dari namimah adalah dapat memutuskan tali silaturrahim atau hubungan persaudaraan 
  • Bahwa orang yang berbuat namimah hidupnya tidak akan tenang akibat dari kebohongan-kebohongannya dan diakhirat kelak semua orang yang sudah dia fitnah, dia adu domba akan datang menghadap kepada Allah meminta pertanggung jawaban dari orang yang mengadunya.

Cara Perilaku Menghindari Namimah


  • Menyadari akan bahaya yang ditimbulkan sifat namimah
  • Menyadari bahwa namimah adalah suatu perbuatan yang dosanya sangat besar
  • Hasul pandai-pandai menyikapi dan meneliti kebenaran dari informasi yang didengar
  • Sadar diri bahwasanya diri kita juga tidak menyukai apabila ada orang lain yang mengadu domba dan begitu pula yang dirasakan orang apabila di adu domba
  • Selalu menjalin dan mempererat tali ukhuwah 
  • Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah 
Demikianlah beberapa uraian tentang prilaku namimah, semoga kita bisa terhindar dari sifat tersebut sehingga ketenangan, kedamaian, dan hidup gotong royang selalu dijunjung tinggi dalam hidup bermasyarakat sehingga dari kesemuanya itu berkah Allah selalu diturunkan.



Pengertian Namimah, Dalilnya, Sebab-Sebabnya, Contohnya dan Akibatnya serta Cara Menghidari Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment