Penyimpangan merupakan sisi negatif dari bentuk prilaku positif. Penyimpangan sosial adalah bentuk prilaku yang dilakukan seseorang yang tidak sessuai dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu penyimpanan oleh sejumlah besar anggota masyarakat dianggap sebagai tercela dan diluar batas toleransi. Seorang melakukan penyimpangan sosial apabila orang tersebut berbuat sesuatu diluar pengawasan sosial, sesuatu yan tidak diperbolehkan dalam suatu budaya masyarakat. Dengan demikian, ukuran yang menjadi dasar adanya penyimpangan bukan baik atau buruk, benar atau salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran norma dan nilai sosial suatu masyarakat. Norma dan nilai ini sering kali berbeda antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Prilaku yang bagi satu masyarakat menyimpan tetapi tidak bagi masyarakat lain. Misalkan pasangan yang bukan suami istri hidup dalam satu rumah dalam masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan menganggap bukan penyimpangan, tetapi bagi masyarakat Indonesia adalah merupakan suatu penyimpana yang bukan hanya tidak sesuai dengan nilai tetapi juga telah melanggar norma agama. Penyimpangan sosial pada umumnya dikaitkan dengan hal-hal yang negatif, yang tidak baik yang merugikan diri sendiri dan orang banyak, misalkan perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, atau penyalahgunaan obat.
Dilakukan oleh individu yang menolak norma yang berlaku dalam masyarakatnya, biasanya penyimpangan ini dilakukan tanpa bersama orang lain, bertindak secara sendiri. Misalnya dalam keluarga, anak sulung ingin menguasai harta warisan peninggalan orang tuanya. Padahal menurut norma yang berlaku harta itu punya aturan dalam pembagian secara adil menurut agama kepada semua saudaranya yang lain. Hal ini salah satu contoh penyimpangan yang terjadi dalam keluarga.
b. Penyimpangan Kelompok
Dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakatnya. penyimpangan ini biasanya terjadi dalam kelompok sub kebudayaan yang menyimpang dalam masyarakat. Salah satu contoh yang melakukan penyimpangan kelompok antara lain pengedar narkotik. Bentuk penyimpangan ini menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua macam yakni :
Seseorang yang tidak berhasil dalam proses sosialisasi ini tidak memiliki perasaan bersalah setelah melakukan penyimpangan. Dalam hal ini keluargalah yang bertanggung jawab karena penanaman norma-norma pada masyarakat paling awal dilakukan adalah dilingkungan keluarganya secara masing-masing atau sendiri-sendiri. Apabila keluarga ternyata keluarga tidak berhasil menanamkan norma-norma pada keluarganya atau pada anggotanya maka penyimpangan pasti akan terjadi. Penyimpangan juga dapat terjadi apabila sejak kecil mengamati atau meniru perilaku yang menyimpang oleh para orang dewasa, yang contoh kecilnya adalah persoalan merokok.
Ketidak berhasilan dalam proses sosialisasi juga dapat terjadi karena pola tingkah laku itu dengan masyarakat sekitar, hal ini dapat terjadi jika idividu tersebut mengalami gangguan kejiwaan sehingga ia selalu bimbang ketika bertindak dan sering menyebabkan perbuatannya salah atau keliru dan berbeda dari orang lain. Ia pun sering mendapat cemohan atau ejekan yang mengakibatkan individu tersebut dapat mengurung diri dan mengasinkan dari pergaulan sehingga akibat pengasingan tersebut tidak dapat atau tidak mampu menyerap norma yang berlaku di dalam masyarakat sekitarnya.
Pembentukan prilaku penyimpangan juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor ekonomi dimana individu tidak mampu mencukupi kebutuhannya sehingga cenderung untuk melakukan penyimpangan, sebagai contoh seorang yang mencopet ketika ditanya alasan mengapa dia lakukan, maka jawabannya adalah karena tidak mencukupi kebutuhan hidupnya, baik itu berupa makanan, sekolah maupun pakaian atau kebutuhan yang lainnya.
Selain faktor ekonomi, faktor agama juga dapat mempengaruhi pembentukan penyimpangan yaitu ketika kehidupan individu tidak didasari oleh dasar agama yang kuat sehingga kehidupannya menjadi tak terarah atau tanpa tujuan. Tidak jarang juga organisasi kemasyarakatan memnajdi faktor yang mempengaruhi kehidupan yang dapat terjadi pembentukan penyimpangan dimana ketika seorang hendak menyalurkan potensi dan minatnya dalam organisasi tersebut, ia justru menyalahgunakan wewenangnya dan melakukan tindakan korupsi.
a. Faktor dari dalam
Yang termasuk faktor penyimpangan sosial yang berasal dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jinis kelamin, dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Intelegensi seseorang yang tidak normal dapat menghambat ketika ia harus berinteraksi atau bergaul dengan masyarakat sekitar. Ia menjadi mudah tersinggung dan cepat marah jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, begitu juga ketika seseorang bertambah usianya, karena pertambahan usia salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir dan tingkah laku, ketika seseorang semakin tua maka seseorang mudah tersinggung dan cepat lupa.
Jenis kelamin seseorang yang berbeda dalam keluarga dapat mendorong individu untuk melakukan penyimpangan misalnya, didalam keluarga dari 6 bersaudara dan hanya satu perempuan, maka bisa jadi anak perempuan tersebut bertingkah seperti laki2 atau ingin selalu dimanja dari orang tua dan saudara-saudaranya. Begitu juga biasa terjadi penyimpangan dalam keluarga terhadap anak laki-laki yang tertua, dimana anak pertama apa lagi kalau laki sering merasa paling berkuasa dari pada adik-adiknya, dan sebaliknya anak bungsu sering ingin di manja. Begitu juga jika individu tersebut anak tunggal, selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan dan apabila ada sesuatu yang diinginkan tidak terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan yang tak disangka.
b. Faktor dari luar
Yang termasuk dalam faktor luar penyebab penyimpangan sosial adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Seorang yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis maka cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik yang menyimpang dari norma dan nilai dalam masyarakat. Misalnya dalam lingkungan keluarga seorang anak selalu melihat orang tuanya bertengkar, maka anak tersebut biasanya melarikan diri dari obat-obatan karena tidak sanggup lagi melihat orang tuanya sering bertengkar.
Begitu juga halnya apabila seseorang juga tidak bisa menerima aspek-aspek pendidikan yang diterima disekolah tindakan-tindakan yang menyimpang dati tujuan pendidikan yang sebenarnya juga dapat timbul.
Pergaulan dengan teman-temannya juga sangat mempengaruhi pembetukan perilak, jika pergaulannya sama teman-temannya bersifat positif, maka perilakunya pun akan cenderung kearah yang positif, akan tetapi jika teman-teman yang ditemani perilakunya bersifat negatif, maka akan cenderung pula perilakunya akan berdampak positif.
Media massa, baik media cetak maupun elektronic, juga mempunyai perang yang cukup penting dalam membentuk perilaku seseorang. Berita atau tayangan-tayangan yang ditonton atau disaksikan secara perlahan-lahan dapat diikuti oleh individu seseorang. baik sifatnya yang positif maupun yang bersifat negatif
Prilaku yang bagi satu masyarakat menyimpan tetapi tidak bagi masyarakat lain. Misalkan pasangan yang bukan suami istri hidup dalam satu rumah dalam masyarakat barat merupakan hal yang biasa dan menganggap bukan penyimpangan, tetapi bagi masyarakat Indonesia adalah merupakan suatu penyimpana yang bukan hanya tidak sesuai dengan nilai tetapi juga telah melanggar norma agama. Penyimpangan sosial pada umumnya dikaitkan dengan hal-hal yang negatif, yang tidak baik yang merugikan diri sendiri dan orang banyak, misalkan perampokan, pemerkosaan, pembunuhan, atau penyalahgunaan obat.
Bentuk-bentuk Penyimpangan
a. Penyimpangan IndividuDilakukan oleh individu yang menolak norma yang berlaku dalam masyarakatnya, biasanya penyimpangan ini dilakukan tanpa bersama orang lain, bertindak secara sendiri. Misalnya dalam keluarga, anak sulung ingin menguasai harta warisan peninggalan orang tuanya. Padahal menurut norma yang berlaku harta itu punya aturan dalam pembagian secara adil menurut agama kepada semua saudaranya yang lain. Hal ini salah satu contoh penyimpangan yang terjadi dalam keluarga.
b. Penyimpangan Kelompok
Dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompoknya yang bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakatnya. penyimpangan ini biasanya terjadi dalam kelompok sub kebudayaan yang menyimpang dalam masyarakat. Salah satu contoh yang melakukan penyimpangan kelompok antara lain pengedar narkotik. Bentuk penyimpangan ini menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua macam yakni :
- Penyimpangan yang bersifat positif, Penyimpangan ini terarah pada nilai-nilai sosial yang berlaku yang dianggap ideal dalam masyarakat dan mempunyai dampak positif. Cara atau tindakan yang dilakukan seolah-olah menyimpan dari norma yang berlaku pada hal sebenarnya tidak. Penyimpangan ini dapat diterima masyarakat karena sesuai dengan perubahan zaman. Misalnya, wanita jaman sekarang kebanyakan memilih kerja diluar rumah yaitu di kantor-kantor yang sering disebut dengan wanita karier, dan bermunculannya wanita karier sejalan dengan emansipasi wanita. Mereka pun kadang bekerja sampai larut malam dan meninggalkan anak-anaknya, semua itu sebenarnya utnuk mencukupi kebutuhan keluarganya juga.
- Penyimpangan yang bersifat negatif, penyimpangan ini berwujud dalam tindakan yang mengarah pada nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan dianggap tercela dalam masyarakat, seperti pencurian, pembunuhan dan pemerkosaan yang merupakan contoh penyimpangan negatif.
- Penyimpangan Primer. Merupakan penyimpanan sosial yang bersifat sementara yang biasanya tidak diulang lagi, seorang yang melakukan penyimpangan ini masih dapat diterima oleh kelompok sosialnya. Misalnya seorang pada suatu saat melanggar aturan lalu lintas dengan mengendarai motor lewat dari batas maksimal yang sudah ditentukan, tetap dapat diterima oleh kelompok sosial dan perbuatannya mungkin tidak diulangi lagi
- Penyimpangan Skunder. Merupakan penyimpangan sisoal yang nyata dan dilakukan secara berulang-ulang bahkan menjadi kebiasaan yang menjadi ciri kelompok tersebut. Misalnya peminum yang sering mabuk mabukan, baik di pesta, tempat umum, maupun di rumah sehingga ia dijuluki oleh masyarakat sebagai pemabuk. Masyarakat tidak akan mau menerima kembali seorang yang melakukan penyimpangan skunder bahkan keberadaannya tidak diinginkan sebagai anggota masyarakat.
Sebab Terjadinya Perilaku menyimpang
Proses pembentukan prilaku penyimpangan dapat dilakukan oleh proses sosialisasi yang tidak sempurna atau tidak berhasil. Proses sosialisasi ini tidak berhasil karena seseorang mengalami kesulitan dalam hal komunikasi ketika bersosialisasi. Artinya, individu tersebut tidak manpu mendalami norma-norma masyarakat yang berlaku, adanya ketidakpercayaan diri dari oang tersebut dan karena tidak memiliki kemampuan untuk bersosialisasi.Seseorang yang tidak berhasil dalam proses sosialisasi ini tidak memiliki perasaan bersalah setelah melakukan penyimpangan. Dalam hal ini keluargalah yang bertanggung jawab karena penanaman norma-norma pada masyarakat paling awal dilakukan adalah dilingkungan keluarganya secara masing-masing atau sendiri-sendiri. Apabila keluarga ternyata keluarga tidak berhasil menanamkan norma-norma pada keluarganya atau pada anggotanya maka penyimpangan pasti akan terjadi. Penyimpangan juga dapat terjadi apabila sejak kecil mengamati atau meniru perilaku yang menyimpang oleh para orang dewasa, yang contoh kecilnya adalah persoalan merokok.
Ketidak berhasilan dalam proses sosialisasi juga dapat terjadi karena pola tingkah laku itu dengan masyarakat sekitar, hal ini dapat terjadi jika idividu tersebut mengalami gangguan kejiwaan sehingga ia selalu bimbang ketika bertindak dan sering menyebabkan perbuatannya salah atau keliru dan berbeda dari orang lain. Ia pun sering mendapat cemohan atau ejekan yang mengakibatkan individu tersebut dapat mengurung diri dan mengasinkan dari pergaulan sehingga akibat pengasingan tersebut tidak dapat atau tidak mampu menyerap norma yang berlaku di dalam masyarakat sekitarnya.
Pembentukan prilaku penyimpangan juga merupakan hasil sosialisasi nilai sub kebudayaan menyimpang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik faktor ekonomi dimana individu tidak mampu mencukupi kebutuhannya sehingga cenderung untuk melakukan penyimpangan, sebagai contoh seorang yang mencopet ketika ditanya alasan mengapa dia lakukan, maka jawabannya adalah karena tidak mencukupi kebutuhan hidupnya, baik itu berupa makanan, sekolah maupun pakaian atau kebutuhan yang lainnya.
Selain faktor ekonomi, faktor agama juga dapat mempengaruhi pembentukan penyimpangan yaitu ketika kehidupan individu tidak didasari oleh dasar agama yang kuat sehingga kehidupannya menjadi tak terarah atau tanpa tujuan. Tidak jarang juga organisasi kemasyarakatan memnajdi faktor yang mempengaruhi kehidupan yang dapat terjadi pembentukan penyimpangan dimana ketika seorang hendak menyalurkan potensi dan minatnya dalam organisasi tersebut, ia justru menyalahgunakan wewenangnya dan melakukan tindakan korupsi.
Faktor-faktor Penyimpangan Sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan sosial secara sederhana dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu :a. Faktor dari dalam
Yang termasuk faktor penyimpangan sosial yang berasal dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jinis kelamin, dan kedudukan seseorang dalam keluarga. Intelegensi seseorang yang tidak normal dapat menghambat ketika ia harus berinteraksi atau bergaul dengan masyarakat sekitar. Ia menjadi mudah tersinggung dan cepat marah jika ada hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya, begitu juga ketika seseorang bertambah usianya, karena pertambahan usia salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan pola pikir dan tingkah laku, ketika seseorang semakin tua maka seseorang mudah tersinggung dan cepat lupa.
Jenis kelamin seseorang yang berbeda dalam keluarga dapat mendorong individu untuk melakukan penyimpangan misalnya, didalam keluarga dari 6 bersaudara dan hanya satu perempuan, maka bisa jadi anak perempuan tersebut bertingkah seperti laki2 atau ingin selalu dimanja dari orang tua dan saudara-saudaranya. Begitu juga biasa terjadi penyimpangan dalam keluarga terhadap anak laki-laki yang tertua, dimana anak pertama apa lagi kalau laki sering merasa paling berkuasa dari pada adik-adiknya, dan sebaliknya anak bungsu sering ingin di manja. Begitu juga jika individu tersebut anak tunggal, selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan dan apabila ada sesuatu yang diinginkan tidak terpenuhi maka akan terjadi penyimpangan yang tak disangka.
b. Faktor dari luar
Yang termasuk dalam faktor luar penyebab penyimpangan sosial adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah, pergaulan dan media massa. Seorang yang hidup dalam keluarga yang tidak harmonis maka cenderung akan mempunyai perilaku yang kurang baik yang menyimpang dari norma dan nilai dalam masyarakat. Misalnya dalam lingkungan keluarga seorang anak selalu melihat orang tuanya bertengkar, maka anak tersebut biasanya melarikan diri dari obat-obatan karena tidak sanggup lagi melihat orang tuanya sering bertengkar.
Begitu juga halnya apabila seseorang juga tidak bisa menerima aspek-aspek pendidikan yang diterima disekolah tindakan-tindakan yang menyimpang dati tujuan pendidikan yang sebenarnya juga dapat timbul.
Pergaulan dengan teman-temannya juga sangat mempengaruhi pembetukan perilak, jika pergaulannya sama teman-temannya bersifat positif, maka perilakunya pun akan cenderung kearah yang positif, akan tetapi jika teman-teman yang ditemani perilakunya bersifat negatif, maka akan cenderung pula perilakunya akan berdampak positif.
Media massa, baik media cetak maupun elektronic, juga mempunyai perang yang cukup penting dalam membentuk perilaku seseorang. Berita atau tayangan-tayangan yang ditonton atau disaksikan secara perlahan-lahan dapat diikuti oleh individu seseorang. baik sifatnya yang positif maupun yang bersifat negatif
Jenis-jenis Penyimpangan Sosial
Kalau kita cermati dari kejadian-kejadian yang sering terjadi yang kita saksikan baik secara lansung ataupun di media-media, maka ada lima jenis penyimpangan sosial yang sering terjadi yaitu :- Tauran atau perkelahian antar pelajar yang memicu kekacauan dalam masyarakat.
- Penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang, dan minuman-minum beralkohol, yang juga sangat memicu penyimpangan dan dapat meresahkan masyarakat.
- Hubungan seks diluar nikah, dimana diera modern kecenderungan hubungan seks sering kali terjadi terutaama masalah perselingkuhan yang mungkin kurang perhatian sama istri atau suami sehingga terjadi penyimpangan.
- Tindakan kriminal, tindak kriminal adalah salah satu penyimpangan sosial yang sering muncul di media, baik pencurian, perampokan, penodongan terutama dalam kasus pembunuhan.
- Penyimpangan seksual, baik yang melakukan homoseksual, lesbian maupun transeksual
0 comments:
Post a Comment