BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Pengertian dan Ciri-Ciri Spesifik Ayat Makkiyyah dan Madaniyyah Serta Contohnya

Pengertian dan Ciri-Ciri Spesifik Ayat Makkiyyah dan Madaniyyah Serta Contohnya
Para sarjana muslim mengemukakan empat presfektif dalam mendefenisikan ayat Makkiyah dan ayat Madaniyah, keempat presfektif itu adalah masa turun atau dikenal dengan zaman an-nuzul, tempat turun atau disebut makan an-nuzul, objek pembicaraan atau disebut mukhathab dan tema pembicaraan yang disebut maudhu. Olehnya itu pada tulisan ini kami akan membahas empat presfektif tersebut serta ciri-cirinya secara spesifik dari ayat Makkiyah dan Madaniyah.
1. Presfektif masa turunnya.
    Mereka mendefenisikan Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut :
    Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kendatipun bukan turun di Mekah. Sedangkan Madaniyah ialah Mekah atau di Arafah, maka ayat tersebut temasuk ayat Madaniyah. Dengan demikian surah An-Nisaa ayat 58 termasuk kategori madaniyah kendatipun ayat tersebut turun di Mekah
2. Persfektif tempat turun.
    Mereka mendefenisikan Makkiyah dan Madaniyah sebagai berikut :
    Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan di Mekah dan sekitarnya seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat  yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya seperti Uhud, Quba' dan Sul'a.
    Pendefenisian di atas memiliki kelemahan, sebab terdapat ayat-ayat tertentu yang tidak diturunkan di Mekah dan di Madinah dan sekitarnya, salah satunya adalah surah At-Taubah ayat 42 dimana diturunkan di Tabuk, surah az-zukhruf ayat 45 diturunkan di Bait A-Maqadas dan surah Al-fath  diturunkan ditengah perjalanan antara Mekah dan Madinah
3. Perspektif objek pembicaraan
    Mereka mendefinisikan kedua terminologi di atas sebagai berikut.
    Makiyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Mekkah, sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang madinah.
    Pendefinisian di atas dirumuskan para sarjana muslim berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan ayat Alquran dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha an-naas yang menjadi kreteria Makkiyyah, dan ungkapan yaa ayyuha al-ladziina amanu yang menjadi kreteria Madaniyyah. Namun tidak selamanya asumsi ini benar. Surat Al Baqarah [2], umpanya termasuk kategori Madaniyyah padahal di dalamnya terdapat ayat yaitu ayat 21 dan ayat 168, yang dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha an-naas. Lagi pula, banyak juga ayat Alquran yang tidak ungkapan dengan kedua ungkapan tersebut.
4. Presfektif Tema Pembicaraan
Adapun pendefinisian Makkiyyah dan Madaniyyah dari perspektif tema pembicaraan  akan disinggung lebih terinci dalam uraian karakteristik kedua klasifikasi tersebut.
    Kendatipun mengunggulkan pendefinisian Makkiyyah dan Madaniyyah dari perspektif masa turun, Subhi Shalih melihat komponen-komponen serupa dalam tiga pendefinisian di atas. Pada ketigaversi itu terkandung komponen masa, tempat dan orang. Bukti lebih lanjut dari tesis Shalih dapat dilihat dalam kasus  surat Al- Mumtahanah [60]. Bila dilihat dari perspektif tempat turun, surat itu termasuk Madaniyyah karena diturunkan sesudah terjadinya peristiwa hijrah. Akan tetapi pada prespektif objek pembicaraan, surat itu termasuk Makkiyyah kerena menjadi khitab bagi orang-orang Mekkah. Oleh karena itu, para sarjana muslim memasukkan surat itu ke dalam Manuzila bi al-Madinah wa hukmuhu Makki (ayat-ayat diturunkan di Madinah, sedangkan muatan hukumnya termasuk ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah)

Ciri-ciri Spesifik Makkiyyah Dan Madaniyyah 

Seperti telah diuraikan di atas, para sarjana muslim telah berusaha merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dalam menguraikan kronologi Alquran. Mereka mengajukan dua titik tekan dalam usahanya itu, yaitu titik tekan anologi dan titik tekan tematis. Dari titik tekan pertama, mereka memformulasikan ciri-ciri khusus Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut.

1.   Makkiyyah

  1.  Di dalamanya terdapat ayat sajadah;
  2.  Ayat-ayatnya dimulai dengan kata kalla;
  3.  Dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha an-naas dan tidak ada ayat dimulai dengan ungkapa yaa ayyha al ladzina, kecuali dalam surat Al-Hajj [22], karena dipenghujung surat itu terdapat sebuah ayat yang dimulai dengan ungkapan yaa ayyuha al-ladziina;
  4. Ayat-ayatnya mengandung tema kisah para Nabi dan umat-umat terdahulu
  5. Ayat-ayatnya berbicara tentang kisah Nabi Adam dan Iblis, kecuali surat Al-Baqarah [2]; dan
  6. Ayat-ayatnya dimulai dengan huruf-huruf terpotong-potong (huruf al-tahajji) seperti alif la mim dan sebagainya, kecuali surat Al- Baqarah [2] dan Ali 'Imran [3].

2.  Madaniyyah

  1. Mengandung ketentuan-ketentuan farai ' dh dan hadd.
  2. Mengandung sindiran-sindiran terhadap kaum munafik, kecuali surat Al-Ankabut [29]; dan
  3. Mengandung uraian tentang perdebatan dengan Ahli Kitab.
Sedangkan berdasarkan titik tekan tematis, para ulama merumuskan ciri-ciri spesifik Makkiyyah dan Madaniyyah sebagai berikut.

1.   Makkiyyah

  1.  Menjelaskan ajakan monotheisme, ibadah kepada Allah semata, penetapan risalah kenabian, penetapan hari kebangkitan dan pembalasan, uraian tentang kiamat dan perihalnya, neraka dan siksaannya, surga dan kenikmatannya, dan mendebat kelompok musyrikin dengan argumentasi-argumentasi rasionaldan naqli;
  2. Menetapkan fondasi-fondasi umum bagi pembentukan hukum syara' dan keutamaan akhlak yang harus dimiliki anggota masyarakat. Juga berisikan celaan-celaan terhadap kriminalita yang dilakukan kelompok musyrikin, misalnya mengambil harta anak yatim secara zalim serta uraian tentang hak-hak;
  3. Menuturkan kisah para nabi dan umat-umat terdahulu serta perjuangan Muhammad saw dalam menghadapi tantangan-tantangan kelompok musyrikin;
  4. Ayat dan suratnya pendek-pendek dan nada serta perkataannya agakn keras; dan
  5. Banyak mengandung kata-kata sumpah.

2.   Madaniyyah

  1.  Menjelaskan permasalahan ibadah, muamalah, hudud, bangunan rumah tangga, warisan, keutamaan jihad, kehidpan sosial, aturan-aturan pemerintah menangani perdamaian dan peperangan, serta persoalan-persoalan pembentukan hukum syara';
  2. Mengkhitabi Ahli Kitab Yahudi dan Nasrani dan mengajaknya masuk Islam, menguraikan perbuatan mereka yang telah menyimpangkan Kitab Allah dan menjahui kebenaran serta perselisihannya setelah datang kebenaran;
  3. Mengungkap langkah-langkah orang-orang munafik;
  4. Surat dan sebagian ayatnya panjang serta menjelaskan hukum secara jelas dan menggunakan  ushlub yang jelas pula.
Pengertian dan Ciri-Ciri Spesifik Ayat Makkiyyah dan Madaniyyah Serta Contohnya Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment