Gender pada awalnya diambil dari kata dalam
bahasa arab JINSIYYUN yang kemudian di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris
menjadi Gender Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi,
hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya
dan adat istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
Gender adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan
laki-laki yang ditentukan secara social. Gender berhubungan dengan persepsi dan
pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang
dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis (WHO, 1998).
PENGERTIAN
KESEHATAN REPRODUKSI
Suatu keadaan kesejahteraan fisik mental
dan sosial yang utuh,bukan bebas dari penyakit atau kecacatan.Dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi,fungsi serta prosesnya. ( WHO
,1992 )/UU 36 /2009 PASAL 71 ayat 2.
PENGERTIAN GENDER
Peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan ditentukan perbedaan fungsi,
peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial yang
dapat berubah atau diubah sesuai perubahan zaman peran dan kedudukan sesorang yang
dikonstrusikan oleh masyarakat.dan budayanya karena sesorang lahir sebagai laki-laki atau perempuan.
(WHO 1998)
Berkaitan dengan gender,
dikenaladatigajenisperan gender sebagaiberikut. :
1. Peran produktif adalah peran
yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran ini sering
pula disebut dengan peran di sector publik.
2. Peranreproduktif adalah peran yang
dijalankan olehseseorang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan sumberdaya manusia dan pekerjaan urusan rumahtangga, seperti mengasuh anak, memasak,
mencuci pakaian dan alat-alat rumahtangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan
lain-lain. Peran reproduktif ini disebut juga peran di sector domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang
dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan beragam pekerjaan
yang menyangkut kepentingan bersama. Perbedaan peran dan tanggungjawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial
. Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang
diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang
dibentuk masyarakat,bukan karena biolologis.
PeranKodrati
Wanita:
1. Menstruasi
2. Mengandung
3. Melahirkan
4. Menyusuidengan air susuibu
5. Menopause
Pria:
Membuahiseltelurwanita
Peran Gender
1. Mencarinafkah.
2. Memasak.
3. Mengasuhanak.
4. Mencucipakaiandanalat-alatrumahtangga
5.
Tolong-menolongantartetanggadangotong-royongdalammenyelesaikan
pekerjaanmilikbersama.
6. Dan lain-lain.
a. Pengertian Seksualitas
1. Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya
system reproduksi dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh
yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan (Depkes RI, 2002:2).
2. Seksualitas/JenisKelamin (seks)
adalahperbedaanfisikbiologis yang mudah dilihat melalui cirri fisik primer
dan secara sekunder yang
ada pada kaum laki-laki dan perempuan (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
3. Seksualitas/Jenis Kelamin adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan
secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu 9handayani, 2002 :4)
4. Seks adalah karakteritik genetic/fisiologis atau biologis seseorang yang
menunjukkan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki (WHO, 1998)
Seksualitas meliputi 5 area yaitu:
1. Sensualitas
Kenikmatan yang
merupakan bentuk interaksi antara pikiran dan tubuh .Umumnya sensualitas melibatkan panca indera
(aroma, rasa,penglihatan, pendengaran,sentuhan) dan otak (organ yang paling
kuat terkait dengan seks dalam fungsi fantasi, antisipasi, memory, dan pengalaman)
2. Intimasi
Ikatan emosional atau kedekatn dalam relasi
interpersonal.Biasanya mengandung unsur-unsur: kepercayaan, keterbukaan diri,
kelekatan dengan orang lain, kehangatan, kedekatan fisik, dan saling menhargai.
3. Identitas
Peran jenis kelamin yang
mengandung persan-pesan gender perempuan dan laki-laki serta mitos-mitos
(feminimitas dan maskulinitas) serta orientasi seksual. Hal
ini juga menyangkut bagaimana seseorang menghayati peran jenis kelamin,
hingga ia mampu menerima diri dan mengembangkan diri sesuai dengan peran jenis kelaminnya.
4. Lifecycle (lingkarankehidupan)
Aspek biologis dari seksualitas yang
terkait dengan anatomi dan fisiologi organ seksual.
5. Exploitation (eksploitasi)
Unsur kontrol dan manipulasi terhadap seksualitas,
seperti: kekersan seksual, pornografi, pemerkosaan, danpelecehan seksual
c. Budaya
yang Mempengaruhi Gender
1. Sebagian besar masyarakat banyak dianut kepercayaan
yang salah tentang apa arti menjadi seorang wanita, dengan akibat yang
berbahaya bag ikesehatan wanita.
2. Setiap
masyarakat mengharapkan wanita dan pria untuk berpikir, berperasaan dan
bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan hanya karena mereka
dilahirkan sebagai wanita/pria. Contohnya wanita diharapkan untuk menyiapkan
masakan, membawa air dan kayu bakar, merawat anak-anak dan suami. Sedangkan
pria bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta
melindungi keluarga dari ancaman.
3. Gender dan
kegiatan yang dihubungkan dengan jenis kelamin tersebut, semuanya adalah hasil
rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan dan merawat
anak adalah dianggap sebagai “kegiatan wanita”.
4. Kegiatan
lain tidak sama dari satu daerah ke daerah lain diseluruh dunia, tergantung
pada kebiasaan, hokum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut.
5. Peran jenis
kelamin bahkan bisa tidak sama didalam suatu masyarakat, tergantung pada
tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya : di dalam suatu masyarakat,
wanita dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga,
sedang wanita lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang
bisa mereka pegang.
6. Peran
gender diajarkan secara turun temurun dari orang tua ke anaknya. Sejak anak
berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki
berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari
d. Pengertian Diskriminasi Gender
diskriminasi gender adalah ketidakadilan
gender yang merupakan akibat dari adanya system (struktur) social
dimana salah satu jenis kelamin (laki-laki atau perempuan) menjadi korban. Hal
ini terjadi karena adanya keyakinan dan pembenaran yang
ditanamkan sepanjang peradaban manusia dalam berbagai bentuk dan cara yang
menimpa kedua belah pihak,
walaupun dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak dialami oleh perempuan.
e. Bentuk-Bentuk Ketidakadilan Gender
1. Marginalisasi
(peminggiran).
Peminggiran banyak terjadi dalam bidang ekonomi. Misalnya banyak perempuan hanya mendapatkan pekerjaan
yang tidak terlalu bagus, baik dari segi gaji, jaminan kerja atau pun status
dari pekerjaan yang didapatkan.Hal initerjadi karena sangat sedikit perempuan yang
mendapatkan peluang pendidikan.Peminggiran dapat terjadi di rumah, tempat kerja,
masyarakat, bahkan oleh negara yang bersumber keyakinan, tradisi/kebiasaan,
kebijakan pemerintah, maupun asumsi-asumsi ilmu pengetahuan (teknologi).
2. Subordinasi (penomorduaan),
anggapan bahwa perempuan lemah,
tidak mampu memimpin, cengeng dan lain sebagainya,
mengakibatkan perempuan jadi nomor dua setelah laki-laki.
3. Stereotip (citraburuk)
pandangan buruk terhadap perempuan.
Misalnya perempuan yang pulang larut malam adalah pelacur,
jalang dan berbagai sebutan buruk lainnya.
4. Violence (kekerasan),
serangan fisik dan psikis. Perempuan, pihak
paling rentan mengalami kekerasan, dimana hal itu terkait dengan marginalisasi,
subordinasi maupun stereotipdiatas.Perkosaan,
pelecehan seksual atau perampokan contoh kekerasan paling banyak dialami perempuan.
5. Bebankerjaberlebihan,
tugas dan tanggungjawab perempuan yang
berat dan terus menerus. Misalnya, seorang perempuan selain melayani suami (seks),
hamil, melahirkan, menyusui, juga harus menjaga rumah.Disamping itu,
kadang ia juga ikut mencari nafkah (di rumah),
dimana hal tersebut tidak berarti menghilangkan tugas dan tanggungjawab diatas.
f. Isu Gender dalam Kesehatan Reproduksi
Isu gender
adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan yaitu
adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan kondisi
sebagaimana adanya (obyektif).
1. KesehatanIbudanBayiBaruLahir (Safe
Motherhood)
2. KeluargaBerencana
3. Kesehatan
Reproduksi Remaja
4. Infeksi
Menular Seksual
g. Penanganan Isu Gender dalam Kesehatan Reproduks
Gender
mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan. Hal ini
semakin dirasakan dalam ruang lingkup kesehatan reproduksi antara lain karena
hal berikut :
1. Masalah
kesehatan reproduksidapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia missal masalah
inses yang terjadi pada masa anak-anak dirumah, masalah pergaulan bebas ,
kehamilan remaja.
2. Perempuan
lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi seperti kehamilan,
melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur
alat reproduksi yang rentan secara social atau biologis terhadap penularan IMS
termasuk STD/HIV/AIDS.
3. Masalah
kesehatan reproduksi tidak terpisah dari hubungan laki-laki dan perempuan.
Namun keterlibatan , motivasi serta partisipasi laki-laki dalam kespro dewasa
ini sangat kurang.
4. Laki-laki
juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khusunya berkaitan dengan IMS.
HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun strategi untuk memperbaiki kespro
harus dipertimbangkan pula kebutuhan, kepedulian dan tanggung jawab laki-laki.
5. Perempuan
rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga 9kekerasan domestic) atau
perlakuan kasar yang pada dasarnya bersumber gender yamg tidak setara.
6. Kesehatan
reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan seperti KB
0 comments:
Post a Comment