Komposisi merupakan strategi yang digunakan oleh pelukis dalam menempatkan sudut pandang yang tepat terhadap suatu objek. Objek yang tampak tidak selamanya harus dituangkan apa adanya, tetapi bahkan dituangkan bagaimana seharusnya ke atas kanvas. Maksudnya, apa yang dilihat oleh mata telanjang kita tidak selalu baik jika dilukiskan diatas kanva. Oleh karena itu, objek tersebut harus ditempatkan sesuai dengan mempertimbangkan keseimbangan dan keserasian.
Pertimbangan penempatan objek yang seimbang pada bidang gambar harus menjadi hukum yang tidak boleh dilanggar. Bahkan, jika dalam pandangan kita terdapat tata susun benda yang kurang harmonis tetapi menarik, maka kewajiban kita untuk "menata" kembali objek-objek tersebut diatas bidang gambar.
Penataan objek pada bidang gambar merupakan keterampilan yang harus dilatih setiap saat. Menempatkan objek secara terpusat pada satu titik pandang inilah yang dapat menuntun penikmat dalam mengapresiasi karya kita secara utuh. Hal yang sama terjadi pula pada saat kita menggambarkan awan yang bertebaran di atas langit. Penempatan kelompok awan yang baik akan terasa lebih nikmat dipandang daripada kelompok awan yang baik akan terasa lebih nikmat dipandang daripada kelompok awan yang tersebar diseluruh bidang gambar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disusun kesimpulan bahwa tugas seorang pelukis adalah menuntu pangamat untuk masuk ke dalam lukisan, dan bukan melewatinya. Masuk ke dalam gambaran disini berarti menuju ke tengah-tengah gambar, sampai ke suatu titik di mana pandangan pengamat berhenti dan merasa puas memandang titik itu dengan suka cita. Oleh karena itu, bidang-bidang di sekitar titik pusat padalukisan sebaiknya tidak diisi dengan bentuk-bentuk yang mencolok dan menarik perhatian supaya tidak menyelewengkan perhatian pengamat.
Beberapa hal yang harus diketahui berkaitan dengan penggunaan warna.
1. Kombinasi warna, yaitu cara menyusun atau memadukan dua warna atau lebih dalam sebuah komposisi.
a. Kombinasi warna yang harmonis, yaitu kombinasi antara warna-warna yang serumpun, yang
letaknya berdekatan dalam lingkaran warna. Misalnya hijau tua dan hijau muda.
b. Kombinasi warna yang kontras, yaitu kombinasi antara warna-warna yang berlawanan letaknya
dalam lingkaran warna. Misalnya perpaduan antara warna hijau dan warna merah, perpaduan
warna kuning dan ungu, perpaduan warna birudan jingga. Kombinasi kontras juga terjadi dengan
memadukan warna terang dan gelap.
2. Warna netral yaitu putih, hitam, dan abu-abu (yang secara teoritis tidak di maksudkan ke dalam
warna).
3. Pengunaan warna, yakni untuk tujuan apakah warna tersebut digunakan dalam sebuah karya seni.
a. Cara heraldis, adalah pengunaan warna untuk keperluan perlambangan. Contohnya warna
merah untuk meyatakan keberanian, kegembiraan, dan gairah yang membara; putih untuk
melambangkan kesucian dan kesetiaan; hijau untuk melambangkan pertumbuhan dan
kesejukan.
b. Cara murni, yakni pengunaan warna secara lebih bebas. misalnya seekor kuda dilukis dengan
menggunakan warna ungu atau hijau, pohon-pohon berwarna biru atau ungu. Cara ini banyak
digunakan oleh seniman modern dengan tujuan tertentu. Dalam seni hias, warna digunakan
sebagai unsur keindahan.
c. Cara naturalis, yakni penggunaan warna sesuai dengan keadaan asilnya yang terdapat pada alam. misalnya, warna daun adalah hijau, warna laut adalah biru, tanah adalah coklat, dan sebagainya.
Selain kombinasi dan pengguanaan warna diatas, diperlukan juga pengetahuan tentang penerapan efek ruang atau efek teang dan gelap dalam warna. Warna-warna gelap biasanya dilakukan dengan menambahkan hitam secara beraturan pada warna, sedangkan efek pucat diperoleh dengan menambahkan secara beraturan putih ke dalam warna. Skala warna dapat diterapkan pada prinsip perspektif warna serta pemberian bayangan dan efek terang untuk memberikan kesan kedalam ruang.
0 comments:
Post a Comment