BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Keutamaan Sholat Tahajjud menurut Al-Qur'an dan Hadits

    Sholat sunnat tahajjud yaitu sholat sunnat yang dilaksanakan pada malam hari sesudah bangun tidur setelah sholat isya, dan waktu utama dilaksanakan yakni disepertiga malam terakhir. Sholat sunnat tahajjud dalam bahasa arab disebut dengan sholatun lail yang artinya sholat di malam hari, dan jumlah rakaat sholat tahajjud minimal dua rakaat dan bisa sebanyak-banyaknya sesuai dengan kemampuan. Nabi sendiri pernah mengerjakan sholat tahajjud sebanyak 10 rakaat ditambah 1 rakaat sunnat witir dan juga pernah melaksanakan 8 rakaat ditambah 1 rakaat witir. Intinya dalam melaksanakan sholat tahajjud harus diakhiri dengan 1 rakaat sholat witir. Adapun keistimewaan atau keutamaan sholat sunnat tahajjud tersebut, inilah yang kita bahas dibawah ini.
    Firman Allah ta'aalaa : "Wa minail laili" berhubungan dengan kalimat "Tahajjad", artinya : bertahujjudlah engkau dengan Al Qur-an pada sebagian malam, maka tinggalkan tidur (untuk bershalat).
    Dan yang jelas, hendaklah ada lafadz yang dikira kirakan kepadanya lafazd fatahajjad itu diatafkan. Karena huruf (kalimat) faa itu tentu ada lafadz yang menjadi ma' thuf  'alaihnya (menjadi rangkaiannya). Dan kalau susunan tersebut harus dilengkapkan dengan kira-kiranya maka menjadi 
" Qum minal laili fatahajjad bil qur-aani" =  "Bangunlah engkau dari sebagian malam, maka bertahajjudlah dengan Al-Qur-an".  (Syaikhun Zaadah).
    Dan Firman Allah ta' aalaa "Waminallaili fatahajjad" atau di susun dengan lengkapnya dengan kira kiranya "Qum ba' da naumika fatahajjad" artinya : "Bangunlah engkau sesudah tidurmu, maka bertahajjudlah". Karena memang sesungguhnya tahajjud itu hanya bisa dilakukan sesudah tidur. Yang dimaksud oleh ayat ialah : bangun malam dan mengerjakan shalat.
   Dan adalah shalatul lail itu menjadi fardhu bagi Nabi 'alaihish shalaatu wassalam dan juga bagi umatnya dipermulaan Islam, berdasar firman Allah ta'aalaa :
"Yaa ayyuhal muzzammil qumil laila" =  " Hai orang yang berselimut, bangunlah pada malam ini". (Al Aayah ).
    Kemudianlah turunlah ayat yang meringankan, maka hukum wajibnya dimansukh/ di hapuskan bagi umatnya dengan kewajiban shalat lima waktu. Dan tetaplah disunatkan bagi mereka dengan sebab dalil dari firman Allah ta'aalaa :
 "Faqra-mun maa tayassara minal qur-ani" = "Maka bacalah olehmu sekalian apa apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur-an ."
    Dan shalat lail itu tetap menjadi wajib bagi Nabi shallallahu ta' aalaa  'alaihi wa sallam, dengan dasar dalil firman Allah ta' aalaa :
"Naafilatan laka" ya' ni sebagai tambahan bagi kamu, artinya sebagai tambah kuwajiban dari beberapa kuwajiban yang sudah di fardhukan oleh Allah ta' aalaa.
   Ada yang menerangkan, bahwa kewajiban pun dimansuhkan/dihapuskan bagi Nabi shallallahu ta' aalaa alihi wa sallam sebagai mana di hapusnya bagi umatnya.
Maka qiyaamul laili (shalat diwaktu malam) menjadi sunat bagi Nabi alaihish shalaatu wassalam; karena Allah ta' aalaa berfirman "Naafilatan laka" bukan "Naafilatan alaika."
Yang dimaksud dengan "Naafilah" ialah "Faadhiilah" artinya "keutamaan", karena utamanya (Nabi) diatas umatnya dengan diwajibkan (Qiyaamul laili) kepadanya sehingga bertambahlah pahalanya. Dia (Qiyaamul laili) suatu keutamaan atau tambahan pahala bukan menghapuskan dosa dosanya, sebab beliau sudah diampuni dosa dosanya yang dahulu maupun yang kemudian (Syihaabun)
    Kalau kamu bertanya : "Apakah arti takhshish atau istimewa atau merupakan tambahan bagi umat islam sebagaimana bagi Nabi 'alaihish shalaatu wassalam?
Saya jawab : "Guna keistimewaan itu ialah sesungguhnya Nawaafil (tambah shalat lail) sebagai kifarat atau tebusan terhadap dosa dosa hamba, sedang Nabi 'alaihish shaalat wassalam telah diampuni dosa dosanya yang terdahulu dan yang kemudian, dan Nafilah bagi beliau sebagai tambahan dalam mengangkat derajat yang tinggi.
    Lain halnya bagi umatnya, maka sesungguhnya mereka masih banyak mempunyaidosa yang memerlukan tebusan, maka merekapun memerlukan Nawaafil untuk menebus dosa dosa kejahatannya, tidak hanya untuk menambah pahala.
    Maka arti ini sebagai isyarat bahwa Allah ta' aalaa menjadikan semua kesunatan bagi Nabi 'alaihish  shaalaatu wassalam adalah untuk menambahkan pahalanya, lain halnya bagi umatnya. (Syaikh Zaadah)
    Ibnu Abas radhiyallahu 'anhumaa berkata : "Umiran Nabiyyu 'alaihish shalaatu wassalamu biqiyaamil laili wa kutiba 'alaihi duuna ummatihi". 
"Nabi 'alaihish shaalatu wassalam diperintah bangun malam (shalat malam) dan diwajibkan kepadanya, bukan kepada umatnya".
tetapi imam Baghawi membenarkan akan dihapusnya kewajiban tahajjadu itu bagi Nabi 'alaihish shalaatu wassalam. (Syihaabun)
"Rahimallahu ta'aalaa rajulan qaama minal laili fashaalaa wa aiqazda imara-atahu, wa in abat nadhaha bil maa-i wajhahaa, wa rahimallahu imra-atan qamaat minal laili fashallat wa aiqazdat zaujahaa fashallaa, fa in abaa nadhabat bilmaa-i wajhah   (Mau' izdah)
 "Allah ta'aalaa sayang kepada orang laki laki yang bangun malam kemudian mengerjakan shalat dan membangunkan isterinya : dan kalau isterinya enggan dia percikkan air diwajahnya.
dan Allah ta'aalaapun sayang kepada orang perempuan yang bangun malam kenudian mengerjakan shalat dan membangunkan suaminya maka suaminya juga shalat; dan kalau suaminya itu enggan maka dia percikkan air diwajahnya". (Mau' azdah)
Dari siti Aisyah radhiyallahu 'anhaa dari Nabi 'alaihish shalaatu wassalam :
"Tsalaatsatun 'alayya faridhatun wa sunnatun lakum : Alwitru, wassiawaaku wa qiyaamul laili".
"Tiga perkara wajib bagi saya dan sunnat bagi kamu sekalian, yaitu :
  1. Shalat Witir
  2. Bersiwak
  3. Qiyaamul laili
  4. shalat malam
    Dari umar bin khaththab dari  Nabi 'alaihish shalaatu wassalam :"Barang siapa mengerjakan shalat malam dan dia membaguskan shalatnya, maka Allah ta'aalaa memuliakan dia dengan sembilan macam perkara : yang lima didunia dan empat diakhirat.
Adapun yang lima didunia ailah :
  1. Dia dijaga oleh Allah ta' aalaa dari beberapa bencana.
  2. Berkat ketaatannya tampak kelihatan pada wajahnya.
  3. Dia disukai oleh para hamba Allah ta' aalaa yang shalih shalih dan oleh manusia semuanya
  4. Lisannya mampu mengucapkan kata kata yang mengandung hikamh.
  5. Dia dijadikan orang yang bijaksana, ya'ni diberi rizqi kefahaman.
Adapun yang empat diakhirat ialah:
  1. Dia dihalau dari quburnya dengan berwajah putih.
  2. Dia dimudahkan atau diringankan hisabnya.
  3. Dia akan melewati jembatan (shirathal mustaqim) laksana kilat yang menyambar.
  4. Diberikan kiab catatan amalnya dengan tangan kanan di hari Qiyamat".  (Raudhataul Ulama)
 "Pada waktu malam saya diisyaratkan pergi sampai kelangit tuhanku Allah telah memberikan wasiatNya lima perkara ;
Dia berfirman :
  1. Jangan engkau gantungkan hatimu kepada dunia, karena sesungguhnya Allah tidak membuat dunia ini untuk engkau.
  2. Jadikan cintamu kepadaKu, sebab tempat kembalimu adalah kepadaKu.
  3. Bersungguh sungguhlah engkau mencari sorga.
  4. Putuskan harapan dari makhluk / manusia, karena sesungguhnya sedikitpun tidak ada kekuasaan ditangan mereka.
  5. Langgenkanlah mengerjakan sholat tahajjud, karena sesungguhnya pertolongan itu beserta qiyaamul laili / shalat malam . (Syara' atul Islam)  
Nabi 'alaihish shalaatu wassalam bersabda yang artinya :
"Barang siapa yang bangun dan yang membaca yang artinya :
"Tidak ada Tuhan kecuali Allah dengan sendiriNya yang tidak ada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan dan bagiNya pula segala puji, dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu, Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah, serta tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan Allah Maha Besar, serta tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, yaa Allah ampunilah saya, dua orang tua saya dan semua orang orang yang beriman laki-
laki dan perempuan", maka diampunilah oleh Allah TuhanNya".
                                                                                                         (Zabdatul waa' iizdina)
kata Ibrahim bin Adham : "Telah datang kepada saya beberapa tamu, dan saya tahu bahwa mereka adalah para badal (wakil wakil guru thariqat), maka kata saya : "Berikanlah olehmu sekalian akan nasihat/wasiat kepada  saya hingga saya bisa takut kepada Allah sebagaimana kamu sekalian takut kepadaNya!"
Wasiat mereka : "Kami wasiatkan kepadamu dengan tujuh perkara :
  1. Orang yang banyak bicaranya, jangan sanagt engkau harapkan akan kesadaran hatinya.
  2. Orang yang banyak makannya, jangan sangat engkau harapkan kata hikmahnya//kebaikannya.
  3. Orang yang banyak bergauldengan manusia, maka jangan engkau sangat harapkan kemanisan/keladzatan ibadahnya.
  4. Orang yang cinta kepada dunia, jangan pernah engkau harapkan husnul khaatimahnya.
  5. Orang yang bodoh, jangan pernah engkau harapkan kehidupan hatinya.
  6. Orang yang memilih berkawan dengan orang yang zdalim, maka jangaan sangat engkau harapkan kelurusan agamanya.
  7. Orang yang mencari kerelaan manusia, maka jangan sangat engkau harapkan akan keridhaan Allah dari padanya.
                                                                                                        (Hadits arba' lina)
 



Keutamaan Sholat Tahajjud menurut Al-Qur'an dan Hadits Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment