Acapkali kita dapati pertaanyaan-pertanyaan yang menanyakan apakah itu tasawwuf ? dan apakah tasawwuf itu sudah ada pada zaman nabi ?. Kita harus sadari bahwa hidup kerohanian itu adalah hidup yang dilakukan oleh Nabi muhammad saw., baik beliau sebelum menjadi Nabi msupun sesudah diangkat menjadi Nabi dan Rasul demikian pula para sahabat-sahabatnya, tabi'i-tabi'in dan seterusnya sampai sekarang, bahwa hidup kerohanian itulah yang menjadi ilmu tasawwuf dan tarekat. Dan tidak ada keraguan bahwa tasawwuf dan tarekat itu bersumber dari Al-Qur'an dan Hadits. Memang Al-Qur'an menjadi sumber pokok dan hadits merupakan penjelasan yang penting, tetapi urat nadi dari pada pelaksaan ajaran-ajaran adalah tasawwuf.
Junaid Al-Baghdadi, pada waktu menerangkan tujuan sufi, mengatakan, " Kami tidak mengambil tasawuf ini dari pada pikiran dan pendapat orang, tetapi kami mengambil dari menahan lapar dan meninggalkan kecintaan kepada dunia, meninggalkan kebiasaan kami sehari-hari, mengikuti segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang.
Maka atas dasar tyjuan ini, maka terjadilah suatu tata cara dalam bentuk pengigikan budi pekerti yang tersusun atas dasar pendidikan dengan 3(tiga) tingkat yakni :
Pertama , Tkhalli yakni mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela dan maksiat dari lahir dan batin
Kedua, "tahalli" yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat yang terpuji dari taat lahir dan batin
ketiga, "Tajalli" yaitu merasakan akan rasa ketuhanan yang sampai mencapai kenyataan Tuhan
Dengan tata cara sistim tersebut, menjadilah suatu ilmu yang dinamakan "Ilmu Tasawwuf" yang bertumbuh mulai pada abad ke tiga atau abad ke sembilan masehi.
Arti Tasawwuf
Adapun tasawwuf dalam arti bahasa ialah, Kalimat tasawwuf "babut-tafaul" dengan wazan, Tazawwufa, Tasawwufu, Tasawwufan. "Tasawwufal-rajulu" yakni seorang laki-lakitelah berpindah halnya dari pada kehidupan biasa kepada kehidupan shufi.
1. Basyir Al-Haris salah seorang Ahli Sufi dalam memberi arti Tasawwuf, ia berkata, "Ash-shufi man shafa Qalbuhu." Orang shufi ialah yang telah bersih hatinya semata-mata untuk Allah.
2. Abu Muhammad Al-Jurairi berkata, "Tasawwuf ialah masuk ke dalam budi menurut contoh yang ditinggalkan oleh Nabi dan keluar dari pada budi yang rendah."
3. Dr. Syekh H. Jalaluddin, yang kita dapati dalam bukunya seribu satu wasiat terakhir, mengatakan: "Dawamul ubudiyyati zahiran wa bathinan maa dawa mi huduril qalbi maal-Ilahi".berkekalan memperhambakan diri dari lahir dan bathin kepada Allah, serta berkekalan hadir hati beserta Allah.
4. Prof. Dr. Hamka: Tasawwuf ialah membersihkan jiwa dari pengaruh benda atau alam, supaya dia mudah menuju kepada Allah.
5. Syaikhul Islam Zakaria Al-Ansary: Tasawwuf : ialah Ilmu yang menerangkan hal-hal tentang cara mensuci-bersihkan jiwa, tentang cara memperbaiki akhlak dan tentang cara pembinaan kesejahteraan lahir dan bathin untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Jadi orang yang bertasawwuf, ialah yang mensucikandirinya lahir dan bathin dalam suatu pendidikan etika (budi pekerti) dengan menempuh jalan atas dasar didikan tiga tingkat yang dalam istilah ilmu tasawwuf yaitu tahalli, tahalli dan tajalli.
Imam Al-Gazali juga menerangkan bahwa :"Dalam menempuh jalan ini memerlukan tanjakan-tanjakan bathin. Hal ini perlu mengosongkan bathin manusia dan kemudian mengisinya dengan zikir/ingat kepada Allah. Penanjakan-penanjakan itu, dimulai dari satu tingkat demi tingkat sampai mencapai tingkat yang lebih tinggi, jauh diatas ukuran kata-kata".
Adapun arti istilah :
Junaid Al-Baghdadi, pada waktu menerangkan tujuan sufi, mengatakan, " Kami tidak mengambil tasawuf ini dari pada pikiran dan pendapat orang, tetapi kami mengambil dari menahan lapar dan meninggalkan kecintaan kepada dunia, meninggalkan kebiasaan kami sehari-hari, mengikuti segala yang diperintahkan dan meninggalkan segala yang dilarang.
Maka atas dasar tyjuan ini, maka terjadilah suatu tata cara dalam bentuk pengigikan budi pekerti yang tersusun atas dasar pendidikan dengan 3(tiga) tingkat yakni :
Pertama , Tkhalli yakni mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela dan maksiat dari lahir dan batin
Kedua, "tahalli" yaitu mengisi diri dengan sifat-sifat yang terpuji dari taat lahir dan batin
ketiga, "Tajalli" yaitu merasakan akan rasa ketuhanan yang sampai mencapai kenyataan Tuhan
Dengan tata cara sistim tersebut, menjadilah suatu ilmu yang dinamakan "Ilmu Tasawwuf" yang bertumbuh mulai pada abad ke tiga atau abad ke sembilan masehi.
Arti Tasawwuf
Adapun tasawwuf dalam arti bahasa ialah, Kalimat tasawwuf "babut-tafaul" dengan wazan, Tazawwufa, Tasawwufu, Tasawwufan. "Tasawwufal-rajulu" yakni seorang laki-lakitelah berpindah halnya dari pada kehidupan biasa kepada kehidupan shufi.
1. Basyir Al-Haris salah seorang Ahli Sufi dalam memberi arti Tasawwuf, ia berkata, "Ash-shufi man shafa Qalbuhu." Orang shufi ialah yang telah bersih hatinya semata-mata untuk Allah.
2. Abu Muhammad Al-Jurairi berkata, "Tasawwuf ialah masuk ke dalam budi menurut contoh yang ditinggalkan oleh Nabi dan keluar dari pada budi yang rendah."
3. Dr. Syekh H. Jalaluddin, yang kita dapati dalam bukunya seribu satu wasiat terakhir, mengatakan: "Dawamul ubudiyyati zahiran wa bathinan maa dawa mi huduril qalbi maal-Ilahi".berkekalan memperhambakan diri dari lahir dan bathin kepada Allah, serta berkekalan hadir hati beserta Allah.
4. Prof. Dr. Hamka: Tasawwuf ialah membersihkan jiwa dari pengaruh benda atau alam, supaya dia mudah menuju kepada Allah.
5. Syaikhul Islam Zakaria Al-Ansary: Tasawwuf : ialah Ilmu yang menerangkan hal-hal tentang cara mensuci-bersihkan jiwa, tentang cara memperbaiki akhlak dan tentang cara pembinaan kesejahteraan lahir dan bathin untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Jadi orang yang bertasawwuf, ialah yang mensucikandirinya lahir dan bathin dalam suatu pendidikan etika (budi pekerti) dengan menempuh jalan atas dasar didikan tiga tingkat yang dalam istilah ilmu tasawwuf yaitu tahalli, tahalli dan tajalli.
Imam Al-Gazali juga menerangkan bahwa :"Dalam menempuh jalan ini memerlukan tanjakan-tanjakan bathin. Hal ini perlu mengosongkan bathin manusia dan kemudian mengisinya dengan zikir/ingat kepada Allah. Penanjakan-penanjakan itu, dimulai dari satu tingkat demi tingkat sampai mencapai tingkat yang lebih tinggi, jauh diatas ukuran kata-kata".
Adapun arti istilah :
0 comments:
Post a Comment