BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Mati Tabii, Maknawi, Suri dan Mati Hissi



 Sebagaimana kita sadari bahwa kematian adalah ahkir dari segala pertualangan kita didunia, kata mati tidak asing lagi ditelinga kita, bahkan mata kepala kita menyaksikan menyaksikan orang-orang yang dalam menghadapi kematian (sakratul maut), menyaksikan diangkat diatas tandu yang diantara oleh kerabat, sanak keluarga, sahabat-sahabatnya, bahkan para penggemarnya, kematian tidak pandang bulu,tidak mandang waktu dan tempat. Yang jadi pertanyaan , sudah siapkah kita menghadapi mati ?. berbicara masalah mati, maka pada tulisan ini kami akan mengungkap apa itu mati, yang selama ini kita ketahui bahwa mati adalah berpisahnya antara ruh dengan jasad semua makhluk Allah.

Rasulullah SAW bersebda
“ Rasakanlah mati sebelum engkau mati “
Dalam kitab Al-hikam, Abu Ma’jam berkata
Barang siapa tidak merasai mati, niscaya ia tidak dapat melihat/musyahadah dengan Al-haqqu ta’ala”
Yang dimaksud mati pada pengertian ini adalah hidupnya hati dan tiada saat kehidupan hati melainkan pada saat matinya nafsu. Jadi arti mati adalah saat matinya nafsu. Adapun  hidupnya hati karena matinya nafsu dapat ditempuh pada empat tingkat :

Mati tabii

Menurut sebagian ahli-ahli tarekat bahwa mati tabii, terjadi dengan karunia Allah pada saat zikir Qalbi dan zikir lataif. Mati tabii ini merupakan pintu pertama bertemu dengan Allah. Pintu pertama ini dilalui seseorang dalam melakukan zikir Qalbi, maka dengan karunia Allah ia fana/lenyap pendengarannya secara lahir dan Cuma telinga batin yang mendengar Allah..Allah..Allah. zikir Qalbi ini mula-mulanya hati berzikir kemudian dari hati kemulut, dimana lidah berzikir jalan sendiri. Pada saat seperti inilah pikiran mulai tidak berjalan lagi melainkan terjadi sebagian ilham yang tiba-tiba, Nur Ilahi terbit dalam hati muhadarah hati dengan Allah karena Cuma telinga batin yang mendengar.

Mati maknawi

Mati maknawi ini terjadi karena  karunia dari Allah pada saat seseorang melakukan zikir Latifatur ruh. Ketika itu penglihatan secara lahir menjadi hilang. Hanya mata batin yang menguasai penglihatan.
Zikir tingkat ini, seseorang/salik telah memasuki fana kedua yang dinamakan ; “fana fissifat”. Sifat kebaharuan dan kekurangan serta alam perasaan lenyap/fana dan yang tinggal adalah sifat Tuhan yang sempurna dan Azali.
“Tiada hidup selain Allah”

Mati suri

Seterussnya, ialah yang dinamakan “mati suri”. Mati suri ini terjadi dengan kurnia Allah pada saat seseorang/salik melakukan Zikir Latifatus-sirri dalam Zikir Lataif. Pada tingkat ketiga ini, seseorang/salik telah memasuki pintu Musyahada dengan Allah. Ketika itu segala keinsanan lenyap/fana, Alam wujud yang gelap/telah ditelan oleh alam gaib/yang penuh dengan Nur Zatullah Nurun ala Nurin.
    Firman Allah :
“cahaya atas cahaya Allah mengkurnia dengan Nurnya siapa-siapa yang ia kehendaki”.

“Tiada yang dipuji melainkan Allah”.

Mati Hissi 

Seterusnya ialah mati Hissi. Mati ini, terjadi dengan kurnia Allah pada saat seseorang/salik melakukan zikir latifatul hafi dalam zikir latif. Pada tingkat keempat ini, seseorang/salik telah sampai ke tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai “makrifah” sebagai maqam tertinggi.
Dalam pada ini, fanalah/lenyaplah segala sikap keinsanan yang baharu yang tinggal adalah sifat-sifat Tuhan yang qadim, Azali. Ketika itu menanjaklah bathin keinsanan lebur ke dalam kebaqaan Allah yang Qadim-bersatu Abid dan Makbud. Dalam pada tingkat puncak tinggi ini, seseorang/salik telah mengalami keadaan yang tidak pernah dilihat mata, tidak pernah didengar telinga, tidak pernah dilantas dalam hati sanubari manusia dan tidak mungkin disipati. Tetapi akan mengerti sendiri, siapa-siapa yang telah merasai.

“siapa-siapa yang belum merasai ia akan belum mengenalnya”
Untuk mencapai keadaan Musyahadah seperti tersebut di atas, adalah dengan Mujahadah. Karena siapa-siapa menghiasi zhahirnya dengan Mujahadah niscaya Allah memperbaiki sirnya/hatinya dengan Mujahadah.
Mati Tabii, Maknawi, Suri dan Mati Hissi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment