BLOG TENTANG : PENGERTIAN, MANFAAT, PENDIDIKAN, KESEHATAN, SERTA CARA, PETUNJUK DAN DO'A-DO'A

Kalimat Verbal, Contoh Kalimat Berpredikat Verba Taktransitif, Semi Transitif, Transitif dan Dwitransitif

Kalimat Verbal, Contoh Kalimat Berpredikat Verba Taktransitif, Semi Transitif, Transitif dan Dwitranstif
Berdasarkan predikat yang membentuknya, kalimat dapat dibedakan atas dua bagian besar, yaitu kalimat verbal dan kalimat nominal. Selanjutnya, kalimat nominal ini dirinci lagi menjadi: 1) kalimat berpredikat nomina (benda), 2) kalimat berpredikat ajektiva (sifat/keadaan), 3) kalimat berpredikat numeralia (bilangan), dan 4) kalimat berpredikat preposisi (kata depan). Berikut ini jenis-jenis kalimat tersebut akan dipaparkan satu per satu.

A. Kalimat Verbal

Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya kata kerja. Kalimat yang berpredikat kata kerja ini dibedakan atas: (1) kalimat berpredikat kata kerja taktransitif, (2) kalimat kata kerja semitranstif dan (3) kalimat berpredikat kata kerja transitif. Selanjutnya, kalimat berpredikat kata kerja transitif ini dibagi menjadi: (a) kalimat berpredikat kata kerja ekatransitif dan (b) kalimat berpredikat kata kerja dwitransitif.

1. Kalimat Berpredikat Verba Taktransitif

Kaalimat taktransitif adalah kalimat yang taak berobjek dan tak berpelengkap, hanya memiliki dua unsur fungsi wajib, yaitu subjek dan predikat. (Alwi, 1998; Putrayasa, 2007). Pada umumnya, urutan katanya adalah subjek-predikat. Kategori kata yang dapat mengisi fugsi predikat terbatas pada verba taktransitif. Seperti halnya dengan kalimat tunggal yang tak berobjek dan tak berpelengkap juga dapat diiringi oleh unsur takwajib seperti keterangan tempat, waktu, cara, dan alat. Berikut adalah beberapa contoh kalimat verbal yang tak berobyek dan tak berpelengkap dengan unsur takwajib diletakkan dalam kurung.
Contoh:
  1. Ibu Guru sedang brbelanja.
  2. Pelatihnya belum datang.
  3. Rombongan presiden mendarat (di tanah yang tidak datar).
  4. Nenek berjalan (dengan tongkat).
  5. Anak-anak (biasanya) berenang (hari minggu pagi).
  6. Padinya menguning.
 Dari contoh di atas tampak pula bahwa verba yang perfungsi sebagai predikat dalam tipe kalimat itu ada yang ber prefiks ber- dan ada pula yang berprefiks meng- dari segi simantisnya. Verba diatas ada yang bermakna inheren proses (seperti menguning) dan banyak pula yang bermakna inheren perbuatan (seperti, belanja datang dan mendarat). Karena predikat dalam kalimat tak berobjek dan tak berpelengkap itu adalah verba taktransitif, maka macam kalimat itu dinamakan kalimat taktransitif.
 Ada pula verba transitif yang diikuti oleh nomina, tetapi nomina itu merupakan bagian dari paduan verba tersebut. Perhatikan contoh berikut :
   a. Adik biasa berjalan kaki
   b. Muhammad Nur akan naik haji
   c. Galih selalu naik sepeda kesekolah

 Hubungan antara berjalan dengan kaki pada kalimat (a) merupakan hubungan yang terpadu ; artinya tidak ada macam berjalan lain  kecuali berjalan kaki. Demikian pula hubungannya antara naik dengan haji pada kalimat(b)Kedua kata itu telah membentuk suatu makna baru sehingga salasatu dari kata itu tidak dapat digantikan oleh kata lain. Dengan adanya kenyataan itu, maka kaki dan haji masingmasing merupakan bagian integral dari verba berjalan dan naik sehingga menjadi verba majemuk yang termasuk verba taktransitif. 
 Jika sekarang kita bandingkan kalimat(b) dengan kalimat (c),maka secara sepintaskedua kalimat itu mempunyai struktur yang sama karena keduanya mengandung verba naik. Akan tetapi hubungan antara naik dan haji dipihak yang satu dengan naik dan sepeda dipihak yang lain tidaklah sama. Sepeda pada kalimat (c) tidak membentuk suatu makna dengan verbanya, karena itu dapat pula diganti dengan kata lain seperti bemo, adong, dan becak.
 Disamping perbedaan itu, tambahan perubahan keterangan pada verba majemuk seperti naik haji menerangkan keseluruhan, dan bukan hanya haji-nya saja. Sebaliknya, sepeda dan andong, dapat diberi keterangan secara tersendiri. 
Perhatikan kalimat (1) yang berterima dan kalimat (2) yang kita tolak :
a. Semuanya naik sepeda balap  (1)
b. Saya lebih suka naik bemo   (1)
c. Mereka akan naik haji besok (1) 
*  Mereka akan naik haji besar (2)
 Ada pula verba majemuk yang dapat berubah statusnya jika diberi keterangan tambahan tertentu, verba memusingkan dapat membentuk verba majemuk memusingkan kepala seperti pada contoh berikut :  
(a) Tingkah lakunya memusingkan kepala
 Karena memusingkan pada dasarnya adalah verba trasitif, tidak musthil bahwa keterangan yang ditambahkan dapat memisahkan kepala dari verbanya. Dengan demikian kalimat (a) dapat diubah menjadi (b). Tingkah lakunya memusingkan kepala orang tuanya.
 Kalimat (a) adalah kalimat taktransitif dengan verba majemuk sebagai predikat. Sebaliknya, kalimat (b) bukanlah kalimat taktrasitif melainkan kalimat ekatransitif yang akan dibacakan dibagian berikut.
 Perlu dicatat bahwa sejumlah verba taktransitif dapat diikuti lansung oleh nomina, atau frasa nomina, yang berfungsi sebagai pelengkap.

2. Kalimat Berpredikat Verba Semitransitif

 kalimat verba semitransitif adalah kalimat yang predikatnya bisa diikuti objek, bisa juga tanpa diikuti objek. Kehadiran objek pada kalimat semitransitif akan menambah kejelasan makna kalimat tersebut, sebaliknya tanpa kehadiran objek pun kalimat tersebut sudah bisa dipahami dengan baik. Namun, perlu dicatat bahwa kehadiran objek pada kalimat semitransitif akan mengubah bentuk kaimat tersebut menjadi kalimat ekatransitif. Sebaliknya, tanpa kehadiran objek dalam kalimat semitransitif itu akan mengubah pula bentuk kalimatnya menjadi kalimat taktransitif
 Dalam hubungannya dengan uraian di atas, Alwi(1998) mengatakan bahwa kalimat yang predikatnya tergolong verbal semitransitif tidak disebut kalimat semitransitif. Apabila verba semitransitif itu diikuti nomina atau frasa nominal sebagi objeknya, kalimat tersebut disebut kalimat (eka-) transitif dan kalau nomina atau frasa nominal objek tidak hadir, kalimat itu disebut kalimat taktransitif. Perhatikan contoh berikut.
 (1)a. Dahlia sedang memasak     
    b. Dahlia sedang memasak nasi
 (2)a. Saya akan menulis
    b. Saya akan menulis sepucuk surat kepadanya
 (3)a. Pak guru mengajar         
    b. Pak guru mengajar muridnya
 (4)a. Kami menonton minggu lalu
    b. Kami menontong pertandingan itu minggu lalu 
 (5)a. Bagus sedang membaca
    b. Bagus sedang membaca harian kompas kemarin

Verba memasak (1), menulis (2), mengajar (3), menonton (4), dan membaca (5)termasuk verbal semintransitif. Kalimat (a) pada contoh (1-5) itu tergolong kalimat taktransitif, sedangkan kalimat (b) tergolong kalimat ekatransitif karena bentuk nasi, surat, anaknya, pertandingan itu, dan harian Kompas kemarin merupakan objek kalimat. Jadi, kalimat (b) pada contoh (1-5) di atas dapat dipasifkan, secara berurutan, seperti (6-10) berikut.
 (6) Nasi sedang dimasak oleh Dahlia
 (7) Sepucuk surat saya tulis kepadanya
 (8) Muridnya sedang diajar Pak Guru
 (9) Pertandingan itu kami tonton minggu lalu
 (10)Harian Kompas kemarin sedang dibaca Bagus  

3. Kalimat Berpredikat Verba Transitif

 Kalimat verba transitif adalah kalimat yang predikatnya membutuhkan objek, kalimat verba transitif ini dibedakan menjadi dua yaitu : kalimat verba ekatransitif dan dwitransitif.

a. Verba Ekatransitif

 Verba ekatransitif adalah kalimat verba yang berobjek dan tidak berpelengkap yang mempunyai tiga unsur wajib yakni subjek predikat dan objek.
Predikat dalam kalimat ekatransitif adalah verba yang digolongkan dalam kelompok verba ekatransitiff, karena itu kalimat itu disebut pula kalimat ekatransitif. Dari segi makna semua ekatransitif memiliki makna inheren perbuatan. Dan berikut beberapa contoh :
  1. Pemerintah akan memasok semua kebutuhan rakyat. 
  2. Presiden merestui pembentukan panitia Pemilu 
  3. Nilai Ebtanas murni menentukan nasib para siswa 
  4. Banyak pensiun yang dipekerjakan kembali mempersempit lapangan kerja bagi kaum muda 
  5. Maisinis itu memberangkatkan kereta api itu terlalu cepat. 
 Verba predikat pada kalimat diatas masing-masing adalah akan memasok, merestui, menentukan, mempersempit dan memberangkatkan. Disebelah kiri tiap-tiap verba itu berdiri subjeknya dan disebelah kanan adalah objeknya. Dalam kalimat aktif urutan kata dalam kalimat ekatransitif adalah subjek, predikat dan objek. Tentu saja ada unsur tak wajib seperti keterangan tempat waktu dan alat, ysng dapat ditambahkan pada kalimat ekstransitif.

b. Verba Dwitransitif  

 Seperti kita ketahui bahwa ada verba transitif dalam bahasa  indonesia yang secara semantis mengungkap hubungan tiga maujud. Dalam bentuk aktif, maujud itu masing-masing merupakan subjek, objek dan pelengkap dan verba  itu dinamakan verba dwitransitif. seperti contoh dibawah ini :
a. Ratna sedang mencari pekerjaan
b. Ratna sedang mencarikan pekerjaan
c. Ratna sedang mencarikan adiknya pekerjaan

Dari kalimat (a) kita ketahui bahwa yang  memerlukan pekerjaan adalah Ratna. Dengan ditambahkan sifiks kan pada verba dalam kalimat (b) kita rasakan adanya perbedaan makna : yangm melakukan perbuatan "mencari" memang ratna, tetapi pekerjaan itu bukan untuk dia sendiri meskipun tidak disebut siapa orangnya. Pada kalimat (c) orang itu secara eksplisit disebutkan, yakni adiknya. Pada kalimat (c) kita lihat bahwa ada dua nomina yeng terletak dibelakang verba predikat, kedua nomina itu masing-masing berfungsi sebagai objek dan pelengkap. Objek dalam kalimat aktif berdiri langsung di belakang verba, tanpa preposisi, dan dapat dijadikan subjek dalam kalimat pasif. Sebaliknya pelengkap dalam kalimat dwitransitif  itu berdiri dibelakang objek jika objek itu ada coba kita bandingkan kedua kalimat berikut :
(1) Ratna sedang mencarikan adiknya pekerjaan
(2) Ratna sedang mencarikan pekerjaan

 Pada kalimat (1) adiknya adalah objek dan pekerjaan adalah pelengkap. Pada kalimat (2) pekerjaan yang langsung mengikuti verba tetapi tidak menjadi objek karena tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat padanan yang pasif. Adanya objek (dalam hal ini maujud yang dicarikan pekerjaan) tetap tersirat dalam makna verba. Akibatnya, ditemukan jga kalimat seperti (1a) yang memuat maujud itu sebagai penjelasan yang ditambahkan pada (1) melalui frasa preposisional. Perlu dicatat bahwa objek pada verba dwitransiti seperti mencarikan dapat tersirat, tetapi pelengkap tidak dapat. kalimat (2a) tidak berterima. 
(1a) Ratna sedang mencarikan pekerjaan untuk adiknya.
(2a) *Ratna sedang mencarikan adiknya.

  Selaras dengan macam verba yang menjadi predikatnya, kalimat yang mempunyai objek dan pelengkap dinamakan kalimat dwitransitif. Makna untuk orang lain' pada kalimat dwitransitif seperti yang di atas umumnya dinamakan makna peruntung  atau benefaktif. Berikut adalah beberapa contoh lain kalimat dwitransitif dengan makna peruntung. 
(1) Rafika harus membelikan anaknya obat mujarab.
(2) Raminarna harus membuatkan Pak Bagus laporan tahunan.

  Kalimat  dwitransitif dapat pula mempunyai pula mempunyai objek yang maknanya bukan peruntung melainkan sasaran. Pada umumnya, ada dua macam verba yang terlibat dengan  kata dasar yang sama tetapi dengan afikasi yang berbeda. 
(1) a. Guru itu menugasi saya pekerjaan itu.
    b. Guru itu menugaskan pekerjaan itu kepada saya. 
(2) a. Ayah mengirimi kami uang tiap bulan.
    b. Ayah mengirimkan uang kepada kami tiap bulan.
(3) a. Dosen itu memberi kamu kesempatan. 
    b. Dosen itu memberikan kesempatan kepada kamu.

Pada ketiga pasangan kalimat di atas, objeknya adalah nomina atau frasa nominal yang langsung mengikuti verba: saya dan pekerjaan itu (1), kami dan uang (2) serta kamu dan kesempatan (3). Nomina atau frasa nominal objek itu, dengan atau tanpa preposisi berfungsi sebagai pelengkap: pekerjaan itu dan kepada saya (1), uang dan kepada kami (2), serta kesempatan dan kepada kamu (3).

   Berbeda dengan kalimat dwitransitif yang bermakna benekatif, kalimat dwitransitif yang bermakna direktif mengharuskan pemakaian verba yang berbeda, baik dalam bentuk aktif maupun pasifnya. perhatikan kalimat pasif (4)-(6) yang masing-masing merupakan padanan dari aktif (1)-(3) di atas.
(4) a. Saya ditugasi pekejaan itu oleh guru itu.
    b. Pekerjaan itu ditugaskan kepada saya oleh guru itu.
(5) a. Kami dikirimi uang oleh ayah tiap bulan.
    b. Uang dikirimkan kepada kami oleh ayah tiap bulan.
(6) a. Kamu diberi kesempatan oleh dosen itu. 
    b. Kesempatan diberikan kepada kamu oleh dosen itu. 

Dari contoh (a) dan (b) pada (4)-(6) di atas, tampak bahwa pemilihan suatu bentuk verba tertentu menentukan frasa nominal mana yang dapat berfungsi sebagai subjek dalaam kalimat pasif. Jika yang dijadikan predikat adalah verba ditugasi, misalnya, maka saya dan bukan pekerjaan itu menjadi subjek. Sebalikanya, jika verbanya adalah ditugskan, maka subjeknya hanya boleh pekerjaan itu. Pembolak-balikan aturan ini akan menimbulkan kalimat yang salah: *Dia ditugaskan pekerjaan itu, *pekerjaan itu ditugasi kepadanya. 
   Ada kalimat dwitransitif yang lain lagi yang perlu dibicarkan di sini. Perhatikan contoh yang berikut.
(1) Dia menganggap saya orang pintar.
(2) Saya mengira dia orang Batak.

Setelah verba predikat menganggap dan mengira pada dua kalimat di atas, kita temukan dua nomina: Saya dan orang pintar pada (1), dan dia dan orang Batak pada (2). Hany nomina yang pertama itu yang dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut.
(1) a. Saya dianggap orang pintar oleh dia.
    b. *Orang pintar dianggap saya oleh dia.
(2) a. Dia saya kira orang Batak.
    b. *Orang Batak saya kira dia.
Dalam kedua contoh di atas hanya kalimat (a) yang berterima; kalimat (b) tidak.
   Perlu dicatat di sini bahwa pelengkap verba macam itu bukan hanya frasa nominal, tetai dapat pula kategori lain seperti frasa adjektival atau verbal pada contoh berikut :
(1) Dia menganggap saya gila
(2) Saya mengira dia tidak tahu
   Uraian diatas bertalian dengan kalimat yang redikatnya verba atau fase verbal. Penamanan kalimat berpredikat verbal itu didasarkan pada jenis verba predikatyang telah dikemukakan.       
                   
Kalimat Verbal, Contoh Kalimat Berpredikat Verba Taktransitif, Semi Transitif, Transitif dan Dwitransitif Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Ilmusaudara.com

0 comments:

Post a Comment